Spin off DELMAR
Gadis baik-baik, bertemu dengan badboy sekolah. Sepuluh kali putus, sepuluh kali juga balikan. Seperti itulah hubungan cinta antara Naomi dan Aiden. Perbedaan diantara mereka sangar besar, akankah cinta mampu mempersatukan mereka?
"Naomi hanya milik Aiden. Tidak ada yang boleh miliki Naomi selain Aiden. Janji," Aiden mengangkat kelingkingnya.
"Janji." Tanpa fikir panjang, Naomi menautkan kelingkingnya pada kelingking Aiden.
Janji gila itu, membuat Naomi selalu gagal move on.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TERLALU BERLEBIHAN MENCINTAI
Sasa terbangun akibat dering ponselnya. Bukannya segera menghentikan suara berisik itu, dia malah senyum-senyum sendiri sambil menatap Aiden yang masih tidur di sebelahnya. Rasanya masih seperti mimpi, semalam dia tidur bersama Aiden. Ok, sekarang baru tubuhnya, selanjutnya, dia yakin hati cowok itu juga akan jadi miliknya.
Cup
Sasa mengecup sekilas bibir Aiden.
"Ponsel lo berisik, buruan matiin," bentak Aiden. Matanya memang masih terpejam, tapi sebenarnya dia sudah bangun karena suara ponsel Sasa.
Sasa mengambil tas miliknya yang ada di atas nakas, mengambil ponsel yang ada di dalamnya. Nama Miko tertera di layar. Dia menoleh ke arah Aiden sebelum akhirnya menjawab panggilan Miko.
"Iya, Mik," ucap Sasa sambil menguap. Saat ini, dia memang masih mengantuk.
"Udah bangun?"
"Iya, baru bangun karena telepon kamu. Makasih ya Sayang, udah bangunin aku."
Aiden yang mendengar ucapan manis Sasa, hanya bisa menahan tawa. Bukannya lanjut tidur, dia malah nyimak obrolan mereka. Ngantuknya sudah lenyap.
"Nanti pulang kuliah jam berapa, aku jemput? Katanya kamu pengen nonton film baru."
Sasa kembali menoleh ke arah Aiden. "Gak usah. Lain kali aja kita nonton. Aku lagi banyak tugas kuliah. Ya udah ya, Mik, aku mau siap-siap kuliah." Sasa mematikan telepon setelah itu.
"Pinter banget lo bohongin si Miko?" Aiden menatap Sasa yang sedang duduk bersandarkan kepala ranjang. "Miko gak bisa bikin lo puass ya, sampai lo nyari ke cowok lain?" Kenapa Aiden bertanya seperti itu, karena saat mereka melakukan semalam, Sasa sudah tidak perawan.
"Aku gak cinta sama Miko," Sasa tersenyum simpul.
"Lalu kenapa pacaran sama dia?"
"Miko itu baik banget. Dia selalu ada buat aku saat aku butuh. Ayahku sudah meninggal, dan ibuku menikah lagi. Gak ada yang sayang sama aku, cuma Miko. Saat dia nembak aku, aku gak tega buat nolak."
"Udah tahu dia sebaik itu, kenapa lo khianati?"
"Karena aku cinta sama kamu."
Aiden tergelak mendengar itu. "Gue gak cinta sama lo," ujarnya tanpa rasa bersalah. Dia turun dari ranjang, berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Selesai mandi, Aiden mengambil uang 1 juta dari dompetnya, meletakkan di atas nakas. "Ambil ini, biar gue gak merasa bersalah telah nidurin cewek temen sendiri." Meski dia dan Miko tak terlalu dekat, tetap saja, mereka kenal sebagai teman.
Aiden memasukkan barang-barangnya ke dalam tas lalu memakai sepatu. Dia ada kuliah pagi ini. Masa bodoh dengan Sasa, cewek itu kuliah atau tidak, bukan urusannya.
"Tunggu!" panggil Sasa saat Aiden hendak keluar.
"Kalau kamu lagi pengen, bisa menghubungi aku di nomor kemarin. Aku siap jadi partner ranjang kamu."
Aiden sampai tak bisa berkata-kata. Dia sungguh tak percaya dengan tawaran tersebut.
...----------------...
Naomi benar-benar dibuat galau. Sudah 3 hari dia tak bertemu Aiden karena papanya menjemput setiap pulang sekolah. Minggu depan, papanya mau ada kerjaan di luar pulau, jadi sekarang, lagi pengen quality time katanya. Meski setiap malam dia dan Aiden VC, tetap saja tak bisa menghapus rindunya.
"Lo kenapa?" tanya Cella yang kepo. Saat ini, mereka sedang jam kosong, hanya diberi tugas saja.
"Kangen Kak Aiden," sahut Naomi yang sedang mengotak-atik ponselnya. Semalam, Aiden bilang kalau hari ini hanya ada kelas sampai jam 11 saja, tapi sekarang sudah hampir jam 1, tapi pesannya tidak dibalas.
"Bukannya kalian udah putus?" Cella mengerutkan kening. Seingat dia, minggu lalu Naomi galau akut karena putus dengan Aiden. Cowok itu ketahuan mabuk-mabukan lagi, padahal udah janji mau mengurangi.
"Udah balikan."
"Busyet dah!" Cella sampai geleng-geleng. Dia sudah kehabisan kata-kata untuk menasehati Naomi untuk tak balikan. Seingat dia, dalam kurun waktu 3 bulan ini, sudah 4 atau 5 kali mereka putus nyambung.
"Kak Aiden lagi ngapain ya, Cel, WA ku dari jam 12 tadi, belum juga di balas?" Naomi meletakkan kepalanya di atas meja.
"Ya mana gue tahu," Cella mendengus kesal. Jujur saja dia sudah sangat muak dengan curhatan Naomi tentang Aiden. "Nom, lo itu mudah banget sih, maafin Kak Aiden terus balikan?"
"Ya karena gue cinta sama dia, Cel."
"Astaga," Cella membuang nafas kasar. "Itu bukan cinta, Nom, tapi bego. Lo itu cantik, putus dari Kak Aiden, masih banyak yang mau. Ngapain juga sih, masih aja bertahan dengan cowok toxic kayak Kak Aiden?"
Naomi tersenyum kecut. Jangan dikira, dia tak tahu kalau dirinya sudah seperti orang bego sekarang. Dia juga pengen lepas dari Aiden, tapi tak bisa. Kadang dia merasa sudah sangat mantap untuk putus, tapi ternyata, hidup tanpa Aiden, terasa sangat berat baginya. Ibarat kata, bersama menyakitkan, tapi berpisah, jauh lebih menyakitkan. Salahnya adalah, terlalu berlebihan mencintai.
"Eh Nom, bukannya kata lo, lo mau dijodohin dengan anak teman orang tua lo ya? Yang namanya Delmar itu? Yang hari itu lo kenalin ke gue pas gak sengaja ketemu di mall."
"Iya."
"Sumpah, Nom, dia cakep banget. Bahkan kalau kata gue, cakepan dia daripada Kak Aiden. Andai aja gue yang dijodohin sama dia, jangankan nolak, detik ini juga dinikahin, gue siap."
Naomi menegakkan badan lalu mendorong kepala Cella dengan telunjuknya. "Dasar lo!"
"Hehehe... " Cella tertawa cekikikan. "Tapi dia beneran cakep, Nom, pakai banget. Eh, tapi dia sudah punya pacar ya, yang hari itu jalan sama dia?"
Naomi mengangguk. Bukan lagi punya pacar, batinnya, tapi Delmar udah nikah beberapa hari yang lalu, tapi dia tak cerita pada Cella. Pernikahan Delmar dirahasiakan, hanya sedikit orang saja yang tahu termasuk dia. "Gue udah kenal Del sejak kecil. Mungkin karena itu, gue ngeliat dia biasa aja, gak cakep-cakep amat."
"Fix, mata lo katarak, otak lo error. Yang ada di mata dan otak lo, cuma Kak Aiden mulu," Cella mencebikkan bibir.
Naomi tak menggubris Cella, kembali fokus pada ponsel. Dia berdecak pelan melihat pesannya masih centang 2 abu-abu. Kemana sih cowok itu, tumben lama banget balas WA? Kesal tak segera di balas, akhirnya dia menelepon. Makin kesal lagi karena tak dijawab. Dia mencoba lagi, sampai akhirnya tersambung.
"Hallo."
Deg
Jantung Naomi mau copot saat ternyata, yang menjawab telepon adalah cewek. Dia melihat layar ponsel, takut salah sambung, tapi ternyata tidak.
jadi nom nom
bagus aku suka, ditunggu karya barunya tor👍