Ada Pelangi Setelah Hujan

Disebuah rumah mewah terlihat pasangan paruh baya sedang sarapan bersama.Mereka adalah kedua orang tua Fathir putri bungsu mereka yang tiga bulan lagi akan menikah sudah pergi ketempat kerjanya.

" Pa...rumah terasa sepi anak-anak sudah berkeluarga tak lama lagi Syakila menikah tinggal kita berdua " dengan tatapan sedih Mama fathir memandang suaminya yang berada disamping.

" Memang seperti inilah roda kehidupan kita saat anak-anak masih kecil kita asuh dan sayangi setelah dewasa dan berkeluarga mereka akan meninggalkan kita " jawab papa Fathir sambil tersenyum dan mengusap punggung wanita cantik disampingnya serta mencium kening istrinya yang tertutup hijab.

" Tapi mama kasihan melihat Fathir sudah berapa tahun menduda belum menikah kasihan Cyra " ucap mama Fathir terlihat sedih.

" Mau gimana lagi ma memang belum bertemu dengan jodohnya " jawab papa sambil meminum teh nya.

" Pa kemaren mama fitting baju pengantin Syakila yang punya butik anaknya masih muda cantik dan sopan seperti nya dia cocok sama Fathir buktinya cucu kita Cyra langsung akrab " cerita mama heboh.

" Memangnya seumur siapa anaknya ? " tanya papa penasaran.

" Seumur Syakila kayaknya " jawab mama.

" Mana mau anak gadis sama duda seperti Fathir apalagi ada anak " sahut papa sambil melihat istrinya yang nampak sedang berpikir.

" Mana tahu aja dia mau pa apalagi anak kita kan tampan , mama langsung suka lihatnya apalagi anak nya sopan jarang-jarang anak muda sekarang jumpa orang yang lebih tua mencium tangan,mama ngak mau punya menantu seperti Bianca " jawab mama lagi.Papa Fathir hanya senyum melihat istrinya yang begitu antusias bercerita.

" Kalau dulu pas melamar mama seandainya papa duda anak satu mama mau ?" tanya papa Fathir sambil senyum-senyum.

" Maulah yang penting dudanya ganteng kayak papa " sambil mengerling kan matanya kearah sang suami dengan gaya genit menoel pipi papa Fathir.

Papa hanya bisa tersenyum melihat tingkah istrinya ia pun langsung memberikan ciuman di pipi istrinya sambil mereka tertawa bersama.

Papa Fathir sangat mencintai istrinya ia masih ingat bagaimana pertemuan mereka saat itu papa Fathir sedang berlibur bersama keluarga besarnya di Turki mereka memang berasal dari keluarga berada liburan keluar negeri bukan sesuatu hal yang aneh lagi.

Papa Fathir jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat istrinya yang kebetulan mempunyai toko suvenir dan saat itu keluarga papa Fathir sedang masuk ketoko keluarga istrinya.kebetulan yang menjaga toko adalah istrinya menggantikan ayahnya yang sedang ada urusan.

Dari sanalah mereka berkenalan dan hubungan mereka berlanjut melalui surat menyurat karena dijaman itu belum ada teknologi komunikasi seperti saat ini bahkan kadang-kadang mereka menggunakan telpon.

Tak butuh waktu lama keluarga papa Fathir datang melamar saat itu umur mama Fathir belum genap dua puluh tahun sedangkan papa Fathir baru dua puluh tiga tahun memang sangat muda mereka menikah.Setelah menikah mereka tinggal di indonesia.Cukup besar pengorbanan istrinya meninggalkan keluarga di Turki untuk tinggal di Indonesia tentu nya tidak mudah dengan perbedaan budaya.

Seiring berjalannya waktu istrinya bisa menyesuaikan diri bahkan dia begitu mencintai budaya Indonesia dan sangat fasih berbahasa Indonesia. Tapi hubungan dengan keluarga besar di Turki tidak pernah putus karena dalam satu tahun mereka akan beberapa kali ke Turki.Bahkan mereka juga mempunyai apartemen di Turki untuk mereka tinggali apabila berlibur kesana.Papa Fathir memang bucin terhadap istrinya.Sudah hampir tiga puluh sembilan tahun mereka menikah susah senang mereka lewati bersama.Tapi anak-anak mereka menikah dengan orang indonesia tidak ada yang mendapat jodoh dari luar Indonesia.