NovelToon NovelToon
MUSUH TAPI CINTA

MUSUH TAPI CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Teman lama bertemu kembali / Menjadi Pengusaha
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Uriii

Bagaimana menderitanya Veronica Han yang harus hidup berdampingan dengan lelaki musuh bebuyutannya semenjak orok. yang sialnya lagi lelaki bernama lengkap Bian Nugroho itu adalah bos di cafe tempat ia bekerja. penderitaan ini akan terus berlanjut sampai akhirnya tumbuh benih cinta di antara kedua manusia paling tidak akur di dunia.

"Selamat pagi bos"

"jangan sok asik sama bos sendiri! mentang mentang saya orang yang kamu kenal jauh malah sksd begitu"

"terserah Lo deh Bian!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uriii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

015 | Gabutnya Ve

"Tapi kok ke luar?"

"Apanya?"

Chika dan Romi kembali bergosip lagi setelah kepergian bosnya beberapa jam yang lalu.

"Bos kenapa rapatnya keluar? Nggak nyaman ya di kafenya?"

"Iya ada Lo!"

Veronica mengendikkan bahunya acuh. Ia sudah serius bertanya karena kepo malah di jawab seperti itu. Kan jadi tidak mood.

"Gini nih idup yang umurnya pendek, di tanya serius malah becanda!"

Romi menengok sekilas melihat Veronica yang sudah gelendotan bak cacing kepanasan di meja kasir. Jika bos lihat pasti sudah kena amuk.

"Ya elo! Orang nanya jauh amat, kita nya kan jadi males ngejawabnya kalo yang nanyanya aja ogah ogahan begitu," Chika mengangguk membenarkan.

Duo sejoli yang beberapa jam lalu bertengkar hebat itu kini akur kembali karna ada satu bahan gosip yang sedang hot jeletot sepedes omongan bos.

"Males gue!" Keduanya mengendikkan bahu acuh. Veronica sudah dalam mode malasnya dan malah memiliki teman yang tak sepeka bos nya.

"Sampe mana tuh kita?"

"Oh yang sampe itu tuh loh!"

Veronica yang sudah gabut tingkat tinggi akhirnya pergi ke belakang arah dapur. Ia menemui Riska yang sedang sendirian membersihkan ini itu. Rajin sekali bukan?

"Wet! Cewe.... sendirian aje nih, mau Abang temenin?"

Ogah! Abang abangnya boncel, bukan kriteria gue banget."

Veronica memegang dadanya seperti habis tertembak Riska. Ia di tolak mentah-mentah begitu saja oleh primadona kafe ini.

"Lo kebanyakan bergaul sama si Chika si Romi jadi nggak anggun lagi ka. Gue nggak sreg ah liatnya."

"Bagus, ada peningkatan kan?"

Veronica sampai di buat geleng-geleng kepala. Hari ini entah mengapa semua orang yang ada di penglihatan gadis itu terasa sangat menyebalkan, bahkan Riska yang pendiam sekalipun.

"Ka gabut Nggak?" Riska mengangguk.

"Masak aja yuk berdua, gue pengen makan menu best seller dari kafe icik bos kesayangan."

Riska tertawa mendengar julukan baru sang bos dari Veronica. Entah amukan apalagi yang akan terjadi nanti jika bosnya mendengar panggilan spesial dari karyawan spesial juga.

"Emang Lo bisa masak?" Riska menatap ragu ke arah Veronica. Saat melihat tampangnya saja sudah terlihat bukan?

"Lo ngeraguin gue? Eh! Cewek kost an mana sih yang nggak bisa masak? Semua geh bisa! Kecuali segelintir orang doang yang anak mami. Dah tau ngontrak itu harus idup mandiri, apa apa sendiri. malah nggak bisa masak dan setiap hari makan yang serba instan mulu. Itu mandiri apa nyari mati sendiri?"

Riska tertawa lagi, kini lebih lepas dan menggelegar saat mendengar ucapan yang tiada rem seperti kereta dari mulut Veronica.

"Lo kalo ikut audisi nge rap lolos deh Ve, cepat banget kalo ngomong."

"Ya udah, awas nih! Gue mau masak dulu, Lo duduk manis aja di situ ye?" Veronica menepuk bahu Riska kencang ala cowok. Tak sadar jika yang ia tepuk adalah bahu wanita yang ketahanannya sedikit di bawah pria.

"Aduh, si Ve nepuk bahu kaya cowok, gede banget tenaganya."

"Dih lemah."

Veronica memulai masaknya, gadis itu terlihat sangat lihai dalam memegang alat tempurnya. Seperti sudah sangat biasa, Riska bahkan sampai tercengang melihatnya.

"Masak apa?" Tanya Riska penasaran.

"Masak masakan yang sering gue makan di kost. Lo pasti suka, percaya deh!" Riska mengangguk semangat. Ia jadi tak sabar untuk mencicipi nya.

"Kapan jadinya?"

"Sabar elah!"

•••

"Pusing gue pusing!!!"

"Terus rencana Lo kayak gimana kedepannya?" Roki berjalan setia di belakang bos nya.

"Ya harus nurutin apa kemauan bokap lah, mau gimana lagi?" Bian berjalan tergesa menuju kefaenya. Ia berusaha melepas dasi yang sangat mencekik lehernya.

"Lo tuh terlalu apa apa nurut, jadi ngelunjak lama lama bokap tiri Lo itu. Kafe punya Lo ngapain dia yang ngatur coba?"

Bian menghela nafas lelah. Setelah rapat tadi yang sedikit ada pro kontra di dalamnya. Bian akhirnya bisa keluar juga dari perusahaan yang di kelola oleh sang papa.

"Nanti kita omongin lagi," Roki mengangguk. Ia mengerti keadaan bos nya sedang sangat pusing. Mereka berjalan ke arah kafe yang bersebelahan dengan perusahaan milik bokap sang bos.

"Mereka kemana?"

Setelah sampai di kafe keduanya di buat bingung karna keadaan kafe sangat sepi. Tidak ada karyawan sama sekali yang biasanya duduk di pojokan berkumpul untuk gosip menggosip. Apalagi pelanggan, tidak ada satu pun.

Bian berdecak, pasti ada sesuatu yangtidak beres. Ia berjala tergesa menuju ruangan paling pojok, yakni dapur. Instingnya mengatakan bahwa para karyawan somplaknya itu pasti sedang memporak-porandakan se isi dapur.

"Kalian ngapain?"

"Makwan bwos," Veronica menyapa bosnya dengan nasi yang sangat penuh di kedua sisi dalam pipinya.

"Aduh aduh, dapur kesayangan gue!!!" Roki memekik sat melihat barang barang dapur tidak berada tempatnya.

"Roki, mau makan nggak?" Riska menawari lelaki itu membuat Roki salah tingkah karna mendapatkan perhatian khusus--

"Bos, mau makan juga nggak?"

Pupus sudah, kukira spesial ternyata tidak. Roki yang sudah tidak mood keluar begitu saja dari dapur. Di ikuti oleh Bian di belakangnya sambil menahan tawa.

"Alah Lo, bos marah. Hayooo!" Romi menuding ke dua gadis itu. Yang hampir saja makan tak mengajak yang lain. Untungnya Romi dan Chika mencari keberadaan para gadis bertolak belakang itu. Jika tidak? Mereka tak dapat makan masakan simpel dari raja Ve.

"Diem Lo! Tinggal makan aja banyak banget cocotnya!"

Chika tertawa sampai tersedak makanannya. Romi yang berada di samping Chika, bukannya menyodori minuman malah memberikan cabe rawit yang berada di wajan bekas masakan Ve tadi.

"AAAA!!! PEDES!!! ADUH PEDES!!"

Romi tertawa keras mengejek Chika yang kelimpungan sendiri. Riska akhirnya yang turun tangan membantu Chika. Ketimbang dua manusia itu yang tidak mempunyai perasaan empatik.

Veronica tidak peduli, karna posisi duduknya sedikit jauh dengan Chika. Ia malas beranjak.

"Kampret Lo pada!"

"Makanya kalo di depan makanan itu jangan berantem kaya tadi. kan keselek, mampus!"

Veronica berucap sembari tangannya sibuk memasukkan lauk pauk pada mulutnya.

Keadaan mereka sekarang tengah duduk lesehan di lantai dapur yang dingin. Ajakan Veronica, katanya agar tambah nikmat.

"Ngampura raja Ve, kalo ngomong cerdas dikit ya. Gue suka! Apalagi makanannya enak gini. Gue jadi tambah suka."

Romi berucap manis jika ada maunya saja. Ia sampai mengedipkan matanya satu ke arah Ve. Persis seperti Veronica yang setiap saat menggoda Riska. 

"Terserah Lo terserah!"

BRAK!

"ANJ--!"

"SIAPA SIH?!! GUE LAGI MAKAN GANTENG JUGA!"

"Kalian makannya cepetan bisa? Saya tunggu-tunggu dari tadi! Buruan! Kita rapat sebentar sebelum pulang."

"Kalem bos, gue mau eek dulu bentar."

"VE!!!"

1
martina melati
hahaha... dibalik ada hulk /Facepalm/
martina melati
pasti vero dikira laki2 krn potongan rambutny yg auper pendek
Diamond
Sempurna! Semua elemen yang aku suka ada di sini.
Mehayo official
Aku udah binge-reading sampe tengah malem gara-gara cerita ini, teruskan ya thor! 💕
Uriii: Terima kasih sudah membaca cerita pertama aku. Nantikan chapter selanjutnya ya🤧
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!