NovelToon NovelToon
Story Of A Princess : Air Palace

Story Of A Princess : Air Palace

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Wanita
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Riana Luzi

Wan Yiran berjuang melepaskan rantai emas yang mengikat tangan dan kakinya. Kondisi Wan Yiran yang sedang tidak berdaya membuat Putra Mahkota Kong Welan segera membaca mantra Penghancur Jiwa hingga panah emas muncul dari tangannya, hanya butuh beberapa detik hingga panah itu melesat cepat menancap di Jantung Wan Yiran.
Wan Yiran terjatuh di tanah dalam kondisi sekarat, matanya hanya menatap pria yang dicintainya Jendral Muda Lin Haoran, namun sorot mata pria itu sama sekali tidak menunjukkan raut iba padanya.
Yiran kehilangan kedua orang tua dan kakaknya yang dihukum mati oleh kaisar karena kasus pembunuhan yang dilakukan keluarganya. Kini Wan Yiran juga harus mati mengenaskan karena rasa dendam di hatinya yang membawa dirinya menjadi wanita iblis.

~Wan Yiran terbangun dan menyadari semua yang ia lalui hanyalah mimpi. Mimpi yang membawa tekad Yiran untuk memperbaiki dirinya, merubah nasibnya dan melepaskan cinta serta ambisinya. Wan Yiran harus melalui perjalanan yang tidak mudah~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riana Luzi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahasia Takdir Sebenarnya

Wan Yiran berjalan perlahan mendekati tebing. Ia memperhatikan dengan seksama pemandangan ibukota kerajaan Kongqi yang begitu luas.

Ibukota begitu besar dan luas, tapi aku hanya sendirian sekarang. Aku tidak memiliki keluarga. Bagaimana aku bisa bertahan?

Wan Yiran begitu takut menghadapi masa depan. Seakan ia menyadari bahwa bagaimanapun dirinya berusaha, takdir tidak akan pernah berubah. Semakin keras ia mencoba memperbaiki, entah kenapa ia seperti merusak semuanya.

Daripada harus mati sebagai wanita iblis.

Wan Yiran berdiri di pinggir tebing, ia menatap ke bawah dan melihat jurang yang begitu curam. Hanya perlu satu langkah lagi maka dirinya bisa terlepas dari segala beban dan rasa takut yang membelenggu dirinya.

Secara perlahan ia membawa satu kakinya melangkah maju. Tidak ada pijakan apapun, satu kaki itu melayang di pinggir tebing. Wan Yiran sudah akan melangkahkan satu kakinya lagi untuk membiarkan tubuhnya jatuh ke jurang, namun secara mengejutkan ia merasakan lengannya ditarik ke belakang.

Kong Welan menarik lengan wanita yang dicarinya dari tadi ini. Ia segera membawa Wan Yiran ke dalam pelukannya.

"Hal bodoh apa yang sedang kamu lakukan Wan Yiran?" tanya Kong Welan dengan nada kesal.

Wan Yiran yang menyadari bahwa Putra Mahkota telah mencegahnya untuk bunuh diri, ia segera berusaha melepaskan pelukan pria itu.

"Lepaskan saya Yang Mulia," pinta Wan Yiran dengan suara bergetar.

Kong Welan menggeleng keras. Ia kemudian melepaskan pelukannya namun berpindah memegang pundak gadis itu sambil menatapnya tajam.

"Apa menurutmu melakukan ini bisa menjadi solusi untuk menghilangkan segala beban yang kamu rasakan?" tanya Kong Welan. Ia menatap Wan Yiran dengan tatapan tajam bercampur kesal.

Dengan mata yang sudah basah penuh airmata, Wan Yiran menatap Putra Mahkota. Ia mengangguk untuk menjawab pertanyaan pria itu.

"Hidup saya tidak berguna lagi Yang Mulia."

"Bukankah selama ini saat kamu menyelidiki kejahatan orangtuamu kamu sudah tahu Wan Yiran cepat atau lambat mereka akan menerima hukumannya. Kamu bahkan sudah menyiapkan bisnis untuk menopang hidupmu di masa depan. Hidupmu masih panjang Wan Yiran, masih banyak hal yang bisa kamu lakukan."

Wan Yiran menggeleng, "Apa gunanya saya memiliki hidup yang panjang jika kehidupan saya nanti hanya akan mengorbankan banyak nyawa," jerit Wan Yiran dengan isak tangis.

Kong Welan menatap bingung Wan Yiran, "Apa maksudmu? apa hubungan antara hidupmu dengan nyawa orang lain?"

"Anda tidak mengerti Yang Mulia. Saya memiliki takdir hidup yang buruk, walau berusaha mengubahnya, hal itu tidak akan pernah berubah. Takdir saya tetap akan terjadi walau dengan jalan yang berbeda."

"Takdir apa maksudmu Wan Yiran? Aku tidak peduli takdir apa yang kamu maksud, jangan gunakan hal itu untuk mengorbankan dirimu sendiri," pinta Kong Welan.

Wan Yiran menggeleng, "setelah kehilangan keluarga saya, saya tidak ingin bermain-main lagi dengan takdir Yang Mulia. Hanya dengan saya tidak ada lagi di dunia ini, maka banyak nyawa yang akan selamat di masa depan".

"Apa yang membuat kamu yakin bahwa mengakhiri hidupmu akan membuat nyawa orang lain bisa selamat? Berhenti mengatakan hal yang tidak masuk akal Wan Yiran, hidupmu berharga."

"Apa gunanya memiliki pemikiran bahwa hidup saya berharga? Saya hanya akan menjadi wanita iblis di masa depan dan anda sendiri yang akan membunuh saya nantinya," teriak Wan Yiran. Ia benar-benar putus asa saat ini. Rasa takut di dalam hatinya begitu besar, rasa takut bahwa nantinya dirinya akan mati di tangan Kong Welan.

"Kenapa anda bersikap baik dengan saya selama ini? Kenapa anda memberikan rasa nyaman dan aman pada diri saya Yang Mulia? Saya tidak sanggup jika harus menghadapi takdir menjadi wanita iblis yang membunuh banyak orang, saya juga tidak sanggup menghadapi saat dimana anda akan melenyapkan saya."

Kong Welan perlahan melepaskan tangannya dari bahu Wan Yiran. Ia menatap bingung dan berusaha mencerna semua perkataan yang keluar dari mulut gadis dihadapannya ini.

"Semua itu tidak akan terjadi Wan Yiran. Kamu tidak menyadari bahwa kamu berhasil memperbaiki takdirmu."

Wan Yiran dan Kong Welan berpaling saat mendengar perkataan seseorang. Terlihat seorang pria tua dengan sebagian besar rambutnya yang sudah berwarna putih berjalan menuju ke arah mereka berdua. Ia mengenakan pakaian pendekar dengan jubah putih yang melambai di terpa angin, walau wajahnya terlihat sudah lanjut usia tubuhnya tetap memiliki postur yang tegap.

Saat pria paru baya itu berdiri di hadapan kedua anak muda itu. Kong Welan segera menunduk dan memberi hormat pada pria paru baya itu.

"Salam Guru."

Wan Yiran menatap terkejut pada pria paru baya itu saat mendengar panggilan Putra Mahkota baginya.

"Master Wu?" Gumam Wan Yiran bertanya-tanya.

Pria tua yang tidak lain adalah Master Wu menatap Wan Yiran.

"Takdir yang kamu takutkan tidak akan pernah terjadi lagi Wan Yiran, kamu tidak menyadari bahwa kamu telah berhasil memperbaiki takdirmu sendiri," jelas Master Wu pada Wan Yiran.

"Memperbaiki takdirku?"

Master Wu mengangguk, "apa kamu saat ini menganggap takdirmu tidak berubah? Kamu lupa bahwa kamu saat ini sedang berusaha merubah takdirmu bukan takdir orang lain Wan Yiran. Apa yang dialami keluargamu adalah takdir hidup mereka dan itu tidak berhubungan dengan takdir hidupmu sama sekali".

Wan Yiran terdiam memikirkan perkataan Master Wu, "lalu apakah takdirku benar bisa berubah?" tanya Wan Yiran sedikit ragu.

Master Wu mengangguk, "ingat hari dimana kamu berjuang untuk pergi ke kuil Sanja. Saat itu aku belum bisa memberikan izin padamu karena hatimu belum murni, namun seiring berjalannya waktu kamu berhasil membersihkan sifat negatif dalam hatimu."

Master Wu menyodorkan tangannya pada Wan Yiran, "Sudah saatnya kamu mengetahui siapa kamu dan takdir apa yang sebenarnya menunggumu," ujar Master Wu.

Wan Yiran terdiam, masih sulit mencerna perkataan Master Wu. Namun entah kenapa ia ingin percaya pada pria tua ini, ia ingin memiliki harapan untuk hidupnya. Perlahan Wan Yiran menggapai tangan Master Wu.

Setelah Wan Yiran menyentuh tangan Master Wu, pria tua itu juga menatap Kong Welan memberi kode pada pria itu untuk menyentuhnya juga. Saat kedua anak muda itu sudah menyentuhnya, Master Wu segera menutup matanya dan merasakan ilmu sihirnya bergerak.

Cahaya terang muncul pada tubuhnya, cahaya silau itu berputar bersama angin di sekitaran mereka hingga kemudian dalam sekejap ketiga orang itu menghilang.

*****

Wan Yiran berusaha mengedipkan matanya untuk menyesuaikan penglihatannya. Saat sinar terang muncul ia tidak dapat melihat apapun, lalu saat cahaya mulai redup Wan Yiran mulai bisa kembali melihat keadaan sekitar.

Wan Yiran sangat terkejut karena saat ini dirinya, Master Wu dan Putra Mahkota Kong Welan sudah tidak berada di tebing tadi. Mereka saat ini berada di sebuah bangunan besar dan luas yang terdapat berbagai patung di tepian temboknya.

Warna tembok dalam ruangan gedung ini putih bersih, hanya ada beberapa ornamen kecil yang menghiasinya. Selain patung-patung di sekitaran tembok, ada satu patung besar yang berada di tengah-tengah ruangan. Patung tersebut adalah patung seorang wanita yang memegang sebuah pedang besar. Wanita itu memakai pakaian zirah dan tatapan matanya begitu tajam dan penuh keberanian.

Entah kenapa saat melihat patung itu Wan Yiran merasakan seluruh tubuhnya bergetar hebat, hatinya seakan memerintahkannya untuk berjalan mendekati patung tersebut. Saat sampai di depan patung itu dan menatap matanya, Wan Yiran seakan merasa dirinya tertarik ke dalam patung itu.

Entah bagaimana Wan Yiran melihat pertempuran besar, pedang besar terhempas kuat menghantam langit, petir menyambar, guntur berseru kencang, dalam satu hempasan cahaya sebuah asap hitam lenyap.

Wan Yiran segera menutup rapat matanya dan memalingkan wajahnya dari patung itu, "apa yang kulihat tadi?" gumam Wan Yiran kebingungan.

"Yang kamu lihat tadi adalah kehidupan Dewi Ziran terdahulu," ungkap Master Wu.

Wan Yiran berjalan kembali ke arah Master Wu dan menatap pria tua itu dengan pandangan bingung dan bertanya-tanya.

"Dewi Ziran? Bukankah ia adalah pelindung keempat kerajaan? Mengapa aku bisa melihat kehidupannya?" tanya Wan Yiran kebingungan.

"Guru, apa jangan-jangan Wan Yiran ternyata?" tanya Kong Welan, namun ia ragu untuk melanjutkan pertanyaannya.

Master Wu paham bahwa kedua anak muda ini mulai merasakan kebingungan yang cukup besar saat ini.

"Ikutlah, aku akan menunjukkan sesuatu. Dengan melihat ini kalian akan mulai paham apa yang sebenarnya terjadi saat ini."

1
Suci Muji Asih
ak ikt nangis trs thor....ya Allah, bgs bgt crita ny
Suci Muji Asih
ayooo up lg thor....sangat...sangat bgs jln cerita ny....please...up lg donk.....
Suci Muji Asih
ikt nangis/Cry/
Nur Hayati
ceritanya mirip dengan film yang pernah aku tonton... mudah2an hanya mirip...
Vivi❄️❄️
mana up date nya kt nya tgl 18 Maret tapi udah lewattt jadi gantung alur ceritanya
Fransiska Husun
woiii thor
Fransiska Husun
😭😭😭😭 kok sepi thor
@Intan.PS_Army🐨💜
semangat kak
@Intan.PS_Army🐨💜
hai kak aku mampir semangat kak
Fransiska Husun
up up lagiiiii semangat thor
Cahaya yani
lm amat thooorrr
Murni Dewita
mampir
IndraAsya
👣👣👣
Fransiska Husun
up up lagiiiii semangat thor
Riana Luzi (Mikoya): makasih Ya 🤗😘
total 1 replies
Cahaya yani
kaya,ny si wan reinkarnasi si dewi ziyan
Fransiska Husun
up up lagiiiii donk thor 😭😭😭😭
VhatmaR
lanjut
VhatmaR
gud job, luv bgt ma kisahnya
Riana Luzi (Mikoya): makasih ya 🤗☺️
total 1 replies
Ayam Aja
awalnya kukira Avatar dari Dinasti cina wwkwkwk 😭

tapi bagus si ceritanya 👍
Riana Luzi (Mikoya): sedikit terinspirasi dari itu. btw aku emang penggemar Avatar 🤭
total 1 replies
Catarin ATI
seger up dong...
Riana Luzi (Mikoya): Hallo. ditunggu updateannya ya.
jadwal update setiap jam lima sore 🤗☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!