NovelToon NovelToon
Ilmu Warisan Leluhur

Ilmu Warisan Leluhur

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / spiritual / Balas Dendam / matabatin / Ilmu Kanuragan
Popularitas:142.7k
Nilai: 5
Nama Author: Muhammad Ali

Hamdan seorang siswa SMA kelas dua. Sedari kecil sudah tinggal di Panti sehingga dia tidak pernah tahu akan keberadaan orang tuanya.
Hamdan sangat suka silat tapi dia tidak punya bakat.
Setiap kali latihan, dia hanya jadi bahan ledekan teman-temannya serta omelin Kakak pelatihnya.
Suatu hari Hamdan dijebak oleh Dewi, gadis pujaan hatinya sehingga nyawanya hampir melayang.
Tak disangka ternyata hal itu menjadi asbab berubahnya takdir Hamdan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sudah Tiada?

Hamdan bangkit. Dia berjalan maju menuju remaja yang merasa dendam kepadanya.

Remaja itu mundur ketakutan sedangkan kedua pria lainnya berusaha menjauh.

"Kamu ingin aku yang mematahkan tulang-tulangmu atau kamu yang memukul dirimu sendiri?"

"Ampun, Bang. Aku akan memukul diriku sendiri, Bang."

Lalu terdengar lah suara.

"Bak, buk, plak... Berkali-kali.

Remaja itu memilih mencederai dirinya sendiri dari pada dipukul oleh Hamdan.

Dia sangat menyesal.

Ternyata waktu pertama kali Hamdan memukul dia dan kawan-kawannya, Hamdan telah berbelas kasihan sehingga tidak menggunakan tenaga seutuhnya untuk memukul dirinya dan kawan-kawannya waktu itu.

Tapi sekarang, Hamdan dengan sangat mudah mengalahkan abangnya yang merupakan seorang preman.

Berani-beraninya dia punya pikiran untuk membalas dendam dengan orang sekuat Hamdan. Dia telah membenturkan kepalanya ke tembok kali ini.

Setelah puas melihat remaja itu menyiksa dirinya sendiri, Hamdan mendekati pria yang dia lumpuhkan jarinya tadi.

Dua orang temannya sudah lari terbirit-birit sedari tadi. Hamdan sengaja tidak menangkap mereka.

"Bagai mana, Bang? Apa kah mau melanjutkan dendam Abang lagi? Apa kah Abang tetap mau membela adik Abang yang berbuat salah tanpa mau mengetahui kesalahan yang telah dia perbuat?"

Ucapan Hamdan masih terasa pedas. Anehnya pria itu tidak marah.

Matanya tidak lagi merah dan wajahnya datar tanpa emosi.

Dia lalu berkata dengan suara lirih.

"Maaf kan saya, Dik. Saya telah khilaf. Saya sangat menyesal karena telah memanjakannya."

"Saya berjanji akan mendisplinkannya dia nanti."

Hamdan sedikit heran, "Abang tidak dendam kepada saya?"

Pria itu menggelengkan kepalanya.

"Setelah mencoba bertarung dengan adik tadi, saya sekarang menyadari bahwa dalam ilmu bela diri saya tidak ada apa-apanya."

"Ternyata saya hanya menang umur dan juga pengalaman saja. Sikap Adik telah membuka mata saya untuk lebih memahami hidup di dunia ini dan masih banyak yang perlu saya benahi."

Pada dasarnya Hamdan bukanlah seseorang yang pendendam. Dia tidak akan mengganggu orang yang tidak menganggunya dan dia bukanlah orang yang kejam, oeh karena itu dia pun berkata,

"Baiklah kalau begitu, Bang, aku permisi dulu. Kami mau berangkat sekolah."

Hamdan menoleh pemilik warung.

"Bik, berapa semuanya? Sekalian tolong dihitung piring yang pecah tadi."

Sebelum pemilik warung selesai menghitung, pria itu bangkit dan berkata dengan tergesa-gesa.

"Biar saya saja yang membayar semuanya, Dik. Semua ini karena ulah saya."

"Tidak apa-apa, Bang. Kan tidak seberapa."

"Tolong, Dik! Saya ikhlas. Jangan biarkan saya terus merasa bersalah kepada Adik. Paling tidak, berikan kesempatan kepada saya untuk membayar biaya yang tidak seberapa ini."

Melihat ketulusan di mata pria itu, Hamdan akhirnya mengangguk.

"Kalau begitu terima kasih banyak, Bang. Maaf karena telah menyakiti tangan Abang. Saya rasa itu agak sulit untuk disembuhkan."

"Saya tahu. Mungkin ini ada hikmahnya buat saya, Dik."

"Ayo kita pergi, Fit! Sebentar lagi kita akan masuk."

Fitri akhirnya bisa menarik nafas lega. Dia mendekati Hamdan. Wajahnya masih ada sedikit khawatir karena tadi dia sangat takut jika Hamdan kenapa-napa.

"Biar aku yang bonceng, Hamdan. Kamu mungkin sedikit lelah dan perlu istirahat."

"Oke, Fit." Hamdan tidak menolaknya.

Walaupun sebenarnya dia tidak lelah sama sekali.

Kejadian ini bukan lah apa-apa baginya.

Namun dia tidak ingin membuat Fitri khawatir dan merasa tidak dihargai.

Tak lama setelah kepergian Hamdan dan Fitri, Pak Rico berkata kepada orang kepercayaannya.

"Sungguh remaja yang menarik. Ilmu bela dirinya sangat tinggi. Walau pun masih muda, tapi pikirannya terlihat dewasa dan karakternya pun tidak buruk. Apa kah kamu bisa mengalahkannya?"

Pria tinggi besar yang menjadi orang kepercayaan Pak Rico menjawab.

"Aku tak bisa memastikannya, Bang. Dari caranya melumpuhkan pria tadi dengan gerakan yang sangat santai, kita sebaiknya tidak menjadikannya sebagai musuh."

"Kamu benar, Din. Nanti tolong cari informasi tentang dirinya. Dilihat dari seragamnya, dia merupakan siswa satu sekolah dengan Dewi."

Pak Rico dan Dino, orang kepercayaannya baru saja akan keluar saat melihat tontonan yang menarik tadi.

Rumah Pak Rico kebetulan tak jauh dari warung lontong tempat Hamdan dan Dewi sarapan sehingga mereka kebetulan melihat proses kejadian itu dari awal.

Pak Rico jarang memuji seseorang. Apa lagi orang yang dia puji merupakan seorang remaja yang seandainya bertemu di jalan tidak akan diliriknya sama sekali.

Tapi saat melihat Hamdan, dia sangat takjub. Hatinya tidak tahan untuk tidak mengapresiasi Hamdan.

...****************...

Seminggu pun berlalu dalam sekejap mata.

Dengan pengobatan terbaik yang dimiliki oleh Rumah Sakit, akhirnya cedera yang dialami oleh Tanto sudah jauh berkurang.

Bahkan hari ini dia sudah diperbolehkan pulang.

Selain diharuskan kontrol seminggu lagi, Dokter juga menganjurkan kepada orang tua Tanto supaya melakukan terapi atau pengobatan alternatif lainnya.

Saat tiba di rumah, Tanto menghirup nafas lega.

Dia merasa sangat bosan dan tersiksa sekali selama dirawat di Rumah Sakit.

Sekarang akhirnya dia bebas.

Tanto bisa menonton sepuasnya. Dia juga bisa main game atau main Hp sepuasnya. Tak ada lagi yang melarangnya.

Kegembiraan Tanto tidak bertahan lama.

Dia membanting handphonenya di kasur.

Semenjak dia sadar hingga hari ini, entah sudah berapa kali dia menelpon dua kawannya sewaktu mengeroyok Hamdan tapi tidak pernah dijawab. Pesan pun tidak dibalas.

Tanto jadi curiga. Sebenarnya apa yang telah terjadi.

Waktu itu dia sempat pingsan sehingga dua temannya yang menyelesaikan pekerjaan untuk membu*uh Hamdan.

Seharusnya mereka sudah menyelesaikan pekerjaan sejak lama.

Tapi karena hingga kini mereka tidak bisa dihubungi membuat timbul kecurigaan di dalam hati Tanto.

Tanto meraih handphonenya kembali.

Dia mencari nomor kontak seseorang dan menelponnya.

"Hei, Tri. Kamu di mana?"

"Lagi di kantin. Ada apa, To? Tumben nelpon. Ke mana saja kamu menghilang selama ini?"

"Aku ada sedikit urusan kemaren. Tak lama lagi aku akan masuk sekolah seperti mana biasanya."

"Oh ya, bagai mana latihan silatnya? Apa kah kamu sudah mendapatkan kuota itu?"

Tanto memang tidak memberi kabar kepada kawan-kawannya terkait cedera yang dia alami.

Malu lah jika orang lain tahu orang sekuat dia bisa cedera separah ini.

"Belum. Tapi kamu tenang saja. Hanya menunggu waktu saja, kuota itu pasti akan jadi milik aku."

"Kamu yakin sekali. Apa yang kamu andalkan?" Tanto tertawa pelan.

"He he aku yakin saja karena tak ada yang berani melawan aku. Kamu kan tahu, anggota silat yang lain itu tidak punya nyali. Mana berani mereka melawan aku."

"Kalau dulu adalah si bod*h itu yang sok hebat ingin mencuri kuota itu dari aku."

"Sekarang kan dia sudah tiada. Dia mengundurkan diri dari silat."

"Ha ha..."

"Ha ha..."

Tanto juga tertawa senang. Jadi si Hamdan benar-benar sudah binasa.

'Eh, tunggu dulu! Apa yang dikatakan oleh Tri barusan?'

1
Agus Gunarto
good story
Muhammad Suhendra
Luar biasa
Uswatun Hasanah
lanjut dong
Ady Aja
next bang . . .
syaff
bagus
Ignatius Sumardi
lanjut Thor, Asyik bahgianya abnak yatim piatu......
Zoelf 212 🛡⚡🔱
ayo bang ali vote dah
Zoelf 212 🛡⚡🔱
lanjut bang
Fabrigio
yang banyak dong bang update
isnaini naini
lanjut bang ali
klo sdang jth cinta ndk ktemu sehari rasa se abad ya fitri....
Watno Bjolela
semngt dah q ksih bnga
AbhiAgam Al Kautsar
fitri bener bener cinta ini
Gian Dido
baguuuuuuuus....... cerita nya....up nya di banyakin ...... Bambang.......
Gian Dido
up yg banyak Bambang..........makin asik.... ...
Uswatun Hasanah
lanjut
Fabrigio
nggak ada pemberitahuan chapter, contohnya bab selanjutnya akan update di jam sekian-sekian , lanjut, triple up ya
Fabrigio
lanjutlah Thor chapter 48 dan 49 kapan terbitnya
Mozie
Assalamualaikum.. tahniah ye tuan penulis dan syabas... teruskan bersemangat untuk menulis karya yang memberi impak yang positif kepada pembaca.. /Good/
DARIZ
lanjut thor
BankToso
sehat selalu Thor, semangat update trus thor 👍🏼🙏🏼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!