Memiliki Kakak tiri dengan segudang pesonanya membuat Neira berperang dengan perasaannya.!
Bagaimana bisa Neira harus menahan dirinya untuk tidak menyukai Kakak tirinya dengan semua perhatian yang dia dapatkan juga semua perlakuan manis darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balapan
Alex masih berada di warung belakang sekolah dan tidak berniat untuk masuk atau pulang. Dia masih betah di sana bersama beberapa temannya bahkan Bara pun masih tampak berada di sana.
"Mau kemana Lex"
"Cabut"
"Gimana soal tawaran gue" Teriak Bara membuat Alex menoleh.
"Ambil aja kalau Lo mau."
Bara tertawa dan jelas dia tau apa maksud ucapan Alex. Setidaknya Alex sudah memberi ijin untukmu mendekati Elisa.
Elisa memang cantik, badannya pun bak gitar spanyol namun siapa sangka jika sifat aslinya membuat semua tidak percaya padahal dulu Elisa terkesan diam dan tidak banyak tingkah.
Alex menautkan kedua alisnya saat melihat laki-laki yang berdiri di samping motor besar dan berdiri di depan gerbang sekolah.
Alex tau jika laki-laki itu akan menjemput Neira, dan benar saja tidak lama Neira menghampiri dan tampak tersenyum.
Senyuman Neira yang begitu cantik membuat Alex mengerang tidak terima, apalagi setelah dia tau jika Neira memblokir nomornya.
Brum.!
Suara motor membuat Neira tidak jadi naik ke atas motor Gevan dan menoleh saat malau Alex turun dari motor dan menghampiri mereka.
"Alex" Ucap Neira.
"Gue perlu bicara sama Lo" Ucap Alex menarik tangan Neira.
"Apa sih lepas, sakit Lex."
"Lepas tangan Lo." Ucap Gevan menarik Neira membuat Alex menatapnya dan tersenyum.
"Gue gak urusan sama Lo, gue mau bicara sama dia."
Gevan melirik Neira yang memeluk lengannya.
"Mau apa Lo bicara sama Neira."
"Lo siapa memangnya?"
"Apapun yang menyangkut Neira itu bakal jadi urusan gue."
Deg.!
Neira mendongak dan menatap wajah Gevan, dia tidak menyangka jika ucapan itu keluar dari mulutnya.
"Hahahah, Lo cuma Kakak Tirinya."
"Dan Lo cuma mantannya."
Alex menghentikan tawanya dan menatap Gevan yang tampak santai.
Neira menatap sekeliling terlihat banyak siswa/wi yang menatap ke arah mereka.
"Gue mau kita balapan."
Gevan menautkan ke dua alisnya.
"Kenapa Kaget? Lo takut kalah?"
Gevan tersenyum dan menggeleng.
"Kalau Gue menang Neira balik sama gue, dan Lo gak bisa ikut campur."
"Lex, Lo apa sih kita udah putus ya dan itu juga karena Lo." Ucap Neira yang sudah kesal menahan emosinya.
"Udah kak gak usah di ladeni, aku kita pulang."
Gevan mengangguk dan akan naik namun Alex lagi-lagi mencegahnya.
"Cemen Lo jadi cowok. bilang aja Lo takut kalau dan gak bisa lagi dekat dengan Neira. Beralibi menjadi seorang Kakak tapi sebenarnya Lo juga suka kan sama adik tiri Lo."
Gevan menghela napasnya.
"Gue terima tantangan Lo, tapi gua gak mau jika hadiahnya itu Neira."
"Hahaha, Alasan bilang aja Lo takut kalah."
"Dimana tempatnya?" Putus Gevan membuat Neira kaget.
"Kak.!"
"Jl. X jam 10 malam."
Gevan mengangguk.
"Gue bakal datang, tapi kalau gue menang Lo jangan pernah ganggu Neira lagi."
"Oke deal."
Neira menggeleng tidak percaya, bisa-bisa dia dijadikan taruhan oleh mereka.
"Kita pulang." Ucap Gevan menoleh ke arah Neira yang masih berdiri di belakang.
Neira menatap Alex yang tersenyum.
"Bye Neira, siap-siap Lo bakal balik jadi milik gue."
Neira membuang wajahnya saat Gevan melajukan motornya pergi meninggalkan Gerbang sekolah.
Tidak ada obrolan selama dalam perjalanan, Gevan sendiri tampak diam dan melajukan motornya hingga mereka sampai di depan rumah.
"Tunggu Kak." Cegah Neira saat Gevan akan lebih dulu masuk.
Gevan menatap Neira tanpa menjawabnya.
"Kenapa Kakak Terima tantangan itu, Kakak tau kalau taruhannya aku kak. Aku gak mau balik sama Alex."
"Siapa yang ijin in Lo balik ke dia."
"Terus kalau Alex menang?"
Gevan tersenyum,,
"Gue gak bakal pernah biarin Lo balik ke laki-laki itu." Ucap Gevan mengusap pucuk rambut Neira dan kembali melangkah masuk.
Neira terdiam dan menatap tubuh Kakaknya yang masuk ke dalam Rumah.
Kakak gak tau Kalau Alex sering ikut Balap motor dan dia bahkan sering menang.
Aku gak mau balik sama dia.
___
Berita mondar-mandir menatap ponselnya, dia bingung harus melakukan apa saat ini apa dia harus menghindari Alex dan membatalkan Balapan nanti tapi Alex pasti tidak akan mendengarkannya dan bagaimana jika nanti Gevan kalah hingga dia-
Ceklek.
Pintu kamar terbuka membuat Neira menoleh dan terlihat Gevan berjalan masuk.
"Kenapa belum makan?"
Neira menghela napasnya, bagaimana bisa dia makan di saat dirinya menjadi ajang taruhan.
"Aku gak lapar."
"Lo punya Magh, makan."
Gevan meletakkan nampan berisi Nasi juga susu di meja.
"Makan Neira."
Neira berdecak dan duduk di sofa.
Gevan mengikuti dan duduk di samping Neira namun matanya melirik Neira yang masih belum menyentuh makannya.
dia pun mengambil piring dan menyendok nya.
"Buka mulutnya."Titah Gevan.
"Aku gak,-
"Nurut."
Neira menghela napasnya dan membuka mulutnya, Gevan terus menyuapi Neira hingga habis.
"Minum."
Neira meneguk susu coklat hingga tandas dan memberikan gelas kosong kepada Gevan.
"Kak, Batalin aja masih ada waktu. Aku gak mau."
Gevan menautkan alisnya menatap Neira yang merengek.
"Aku gak mau Kak, Alex pasti curang."
"Lo gak percaya sama gue."
"Bukan gitu, tapi aku tau gimana Alex Kak. Dia pasti curang dan merencanakan sesuatu."
Gevan mengusap wajah Cantik Neira.
"Lo percaya, Gue gak bakal pernah biarin Lo kembali sama dia."
"Tapi Kak-
"Istirahat."
Gevan beranjak dan membawa nampan keluar kamar Neira. Dia tidak bisa membatalkan nya apalagi memberikan Neira kepada Alex yang notabene sudah menyakiti Neira.
Brum.!
Neira berlari keluar balkon kamarnya, terlihat dari sana Gevan keluar dengan memakai motornya.
Apa yang harus Neira lakukan, dia tidak mau terjadi sesuatu dengan Gevan dan juga dia tidak mau hal buruk terjadi dengannya.
Di tempat Lain Alfar tampak menunggu Gevan karena sebelumnya Gevan mengirimkan pesan untuk bertemu dengannya. Bukan di markas namun di sebuah Jalan.
"Lo tumben ngajak gue ketemu dan bukan di markas kenapa?" Ucap Alfar saat Gevan sampai.
"Alex ngajak gue balapan" Ucap Gevan melepas Helmnya.
"Tunggu Alex, Itu mantan Asik tiri Lo kan."
Gevan mengangguk.
Alfar banyak tau semuanya karena selama ini Alfar memang sahabat terdekat Gevan.
"Terus alasan dia ngajak Lo balap."
"Neira taruhannya."
"Gila memang tuh cowok. Terus Lo terima?"
Gevan mengangguk.
"Lo lama gak turun di sirkuit Ge, Terus motor Lo gimana?"
"Aman."
Alfar menghela napasnya dan mengangguk.
"Gue temani Lo, gue takut kalau dia rencana in sesuatu nantinya."
Gevan mengangguk dan kembali memakai helm-nya begitu juga dengan Alfar.
Mereka menyalakan mesin motor dan melaju beriringan menuju tempat dimana Alex sudah mengirimkan alamatnya.
semangat untuk karya novel lainya dan ehem jangan Lupa thor EXTRA PARTNYA YAA