Urusan perasaan itu ajaib sekali, bahkan bisa membuat sepi di tengah keramaian dan ramai di tengah kesepian. Sekuat apa pun kita bertahan, perpisahan memang jalan terbaiknya. Sejauh apa pun kita berjalan semua akan terasa percuma karena iman kita yang berbeda. Aku dengan tasbih di tanganku dan kamu dengan rosariomu. Meskipun semua menentang cinta kita, aku akan mempertahankannya sampai salah satu diantara kita memutuskan untuk menyerah.
Meceritakan tentang kisah cinta antara dua insan yang awalnya di pertemukan karena salah satu dari mereka mecari keperluan untuk berkemah, dan teman sang wanita meminta bantuan temannya dari luar untuk mencarikan tenda dan peralatan kemah lainnya. Saat untuk pertama kalinya mereka bertemu sang pria teralihkan pandangannya kepada cewek tersebut, dan merasakan cinta pada pandangan yang pertama. Tetapi ibu sang pria menentangnya, akan kah cinta mereka bersatu dalam ikatan suci pernikahan. Siapa yang akan merelakan agamanya ?. Yuk simak selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Jawaban Nayla
“Ci luk baaa” Suara Rasti dan tawa Syifa langsung terdengar kala Nayla masuk ke ruangan keluarga
“Wah seru baget nih kayaknya, Syifa juga kayak seneng baget di sini” Ucap Nayla
“Iya dong, kan ada nenek Rasti, ya kan Syifa sayang” Jawab Rasti mulai narsis tapi Nayla menyukai itu
Nayla menyukai mamahnya yang ceria seperti ini, suasana menjadi lebih baik saat ada suara mamah yang mengomel dan tertawa.
“Mau kemana kak ?” Tanya Nayla saat Ali melewati ruang keluarga dengan tergesa-gesa.
“Mau keluar sebentar, eh ini anak siapa mah ?” Tanya Ali malah melangkah kaki mendekati mama dan Syifa
“Kata adek tadi keponakannya Rangga” Jawab Rasti
“Iya anaknya kak Erika, kakaknya Rangga” Ucap Nayla membenakan ucapan mamahnya
Ali masih menciumi perut bayi kecil itu hingga membuatnya tertawa karena kegelian.
“Udah kak, katanya mau pergi. Mamah masih mau main sama Syifa ” Omel Rasti mendorong tubuh Ali
“Iya iya mah, aku keluar dulu ya mah. Nanti kalau mau nitip di beliin apa gitu kirim pesan aja” Ucap Ali sambil mencium pipi Rasti lalu dia langsung pergi dari sana
“Mah, mamah pengen punya cucu ya ?” Goda Nayla
“Ya pengen dong sayang, biar gak kesepian di rumah apalagi papah udah nggak ada” Jawab Rasti di akhiri senyum getir
“Gimana kalau akau nikah muda aja ?” Goda Nayla yang di hadiahi oleh jitakan di keningnnya
“Ngaco kalau ngomong ! Nikah itu gak seenak kelihatannya tahu dek, kita harus benar-benar siap iman dan mental, kearasan itu sangat-sangatlah di perlukan. Apalagi sudah memiliki anak, ujian dalam rumah tangga itu banyak dan berbeda-beda mamah jelaskan sekarang juga nggak bakalan ngerti” Omel Rasti panjang lebar membuat bibir Nayla mengerucut
“Ya udah kalau nggak boleh, orang aku Cuma tanya kok” Sungut Nayla lalu berdiri kea rah pintu karena ada yang mengetuk dari luar
“Hai” Sapa Rangga
“Hai” Balas Nayla lalu melihat kearah Nizar yang duduk di kursi teras
“Zak mana yang sakit ?” Tanya Nayla
“Perutku yang sakit kak, aku diare” Jawab Nizar dengan wajah pucat
“Masuk dulu yuk” Ajak Nayla
“Duduk dulu, kakak panggilkan mamah kakak dulu” Ucap Nayla lalu memanggil mamahnya
“Mah di ruang tamu ada Rangga sama Nizar, tapi Nizar diare mah. Mamah dulu bikini aku minuman apa pas aku diare ?” Tanya Nayla
“Biar mamah yang bikini, kamu bawa Syifa ke depan” Jawab Rasti
*****
“Ini di minum dulu sayang. Abis itu makan buahnya ya” Rasti meletakkan air jahe hangat 3 gelas dan sepiring buah mangga yang sudah di kupas.
“Iya tante” Jawab Nizar mulai meminum air jahe perlahan
“Maaf tante kalau kami nyusahin tante sama Nayla” Ucap Rangga merasa tidak enak pada Nayla dan juga mamahnya
“Gak papa” Jawab Rasti sambil tersenyum
Setelah Rangga dan Nizar menghabiskan minuman dan perut Nizar sudah sedikit enakan mereka berpamitan pulang karena Syifa juga tertidur. Nayla dan mamahnya segera masuk ke dalam kamar masing-masing, Nayla menunggu teman-temannya datang sambil berselancar di dunia maya. Lalau terdapat 1 pesan masuk dari Rangga.
Rangga {Bagaimana Nay jawaban kamu ? sorry kalau waktunya gak tepat, tapi aku juga butuh kepastian jawaban dari kamu}
Nayla mengerjit lalu mengingat kembali pada 1 bulan yang lalu
Flashback On
“Nay, aku suka sama kamu. kamu mau nggak jadi pacar aku ?” Ucap Rangga saat mereka sedang makan malam di caffe.
“Gimana Nay ?” Tanya Rangga tidak sabar
“Kasih waktu aku ya Rangga, aku ngga bisa jawab sekarang” Jawab Nayla
“Oke, aku kasih kamu waktu untuk memikirkannya” Ucap Rangga tersenyum lembut kepada Nayla
Flashback Off
Nayla {Iya}
Rangga {Iya apa ?}
Nayla {Iya aku nerima kamu}
Rangga {Beneran ?}
Nayla {Iya}
Rangga {Sekarang kita udah resmi yah pacarana ?}
Nayla {Iya, udah dulu yah teman-teman ku kayaknya datang karena di luar rame-rame}
Rangga {Ya udah beb, nanti chat lagi}
Nayla {Iya}
Setelah selesai chatan dengan Rangga, Nayla merasa senang sambil guling-guling sampai-sampai dia tidak mendengar pintu kamarnya yang di buka.
“Kenapa kamu guling-guling seperti itu Nay ?” Tanya Siska heran
“Aduh, karena kesenangan aku jadi lupa kalau mereka sudah datang” Batin Nayla
“Hehehe gak papa, masuk-masuk. Sinta sama Rizky mana ?” Tanya Nayla
“Sinta lagi bantuin tante di dapur mindahin makanan di piring, kalau Rizky lagi ngobrol sama kak Ali di depan” Jawab Siska
“Yau dah, akum au ke kamar mandi dulu abis itu kita ke bawah makan malam sama-sama” Ucap Nayla dan segera masuk ke kamat mandi
*****
“Kakak pulnag jam berapa tadi ?” Tanya Nayla
“Bareng sama teman-teman kamu kok sampainya” Jawab Ali sambil makan
“Oh, kalian nginep berapa hari ?” Tanya Nayla
“Kalau aku gak akan nginep Nay” Jawab Rizky sambil menyengir
“Semalam Nay” Jawab Sinta
“Kalau aku 2 hari, soalnya papah juga lagi nggak ada di rumah” Jawab Siska
“Okeee” Ucap Nayla
“Tolong sampaikan kepada bunda kalian sayang, makasih udah di bawain makanan tenta malah jadi sungkan” Ucap Rasti
“Baik tante” Jawab mereka
*****
Karena tempat tidur Nayla lumayan besar jadilah kita tidur di ranjang Nayla yang muat untuk 3 orang, seperti biasa kalau mereka menginap pasti Siska cepat tidur jadilah Nayla dan Sinta yang akan menonton film horror.
“Sin aku mau cerita” Ucap Nayla
“Cerita apa ?” Tanya Sinta
“Aku udah jadian sama Rangga” Jawab Nayla
“Oh” Ucap Sinta santai karena fokus kepada film
“Apa ?, beneran kamu udah jadian sama Rangga ?” Tanya Sinta karena baru menyadarinya
“Iya” Jawab Nayla sambil menganggukkan kepala
“Selamat ya bestie, dia orangnya baik kok gak aneh-aneh” Ucap Sinta
“Iya kamu benar” Jawab Nayla tersenyum
“Kapan nembaknya ?” Tanya Sinta
“Satu bulan yang lalu kalau gak salah” Jawab Nayla karena terasa kering tenggorakkannya dia membawa botol minum di meja lalu meminumnya dan menjawab pertanyaan Sinta
“Terus ?” Tanya Sinta
“Ya aku butuh waktu, terus aku baru jawab tadi” Jawab Nayla
“sebenarnya dia sudah suka sama kamu udah lama, saat kamu masih pacarana sama Juan” Ucap Sinta
“Apa ?!” Tanya Nayla