Namanya Kanaka Harvey, dia anak keduanya Letta dan Devano, sejak awal bermimpi jadi pembalap, tapi apa daya takdir menuntunnya untuk masuk ke perusahaan peninggalan kakeknya. Terkenal dingin dan tak tertarik dengan perempuan manapun, nyatanya Kanaka justru terperangkap pada pesona bawahannya di kantor yang bernama Rere (Renata Debora) , cewek itu terkenal jutek dan galak sama siapapun. Kanaka yang tak pernah berpacaran itu begitu posesif dan overprotective terhadap Rere.
IG : 16_rens
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rens16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 : Angkat wajahmu, sombonglah!
Rere mengerjap, sisi tubuhnya seperti mati rasa, dia menoleh dan mensapati Kanaka tidur disisinya dengan posisi tengkurap dan sebagian badannya menimpa badan Rere.
Kemarin setelah kejadian yang tak terduga itu datang, Kanaka langsung menekuk wajahnya dan tidur membelakangi Rere.
Rasanya tangan Rere ingin menggetok kepala suaminya itu, emang siapa dirinya yang bisa meminta tamu bulanannya untuk datang lebih lambat dari waktunya.
Lagi geregetan, mau meremas muka songong yang sayangnya saat terlelap begini menjadi menggemaskan, tanpa Rere duga Kanaka menggerakkan matanya perlahan.
Dengan cepat Rere memejamkan matanya kembali, pura-pura masih tidur agar Kanaka tidak tahu bahwa dirinya ingin melakukan tindakan anarkis kepada suaminya itu.
Kanaka mengulum senyumnya, padahal dia tahu bahwa tadi Rere mengomel kepadanya meski sengaja memelankan suaranya yang sayangnya masih terdengar jelas di kuping Kanaka.
Pelan tapi pasti wajah Kanaka mendekati wajah Rere, dan hembusan nafas Kanaka membelai wajah Rere.
"Mau melek sendiri atau aku bikin melek, hmm?" bisik Kanaka dengan sensual.
Dan..... Rere melek seketika, wajah Kanaka hanya beberapa senti jaraknya dari wajahnya, masih terlalu pagi, dalam keadaan yang sangat intim.
Kanaka mendekatkan bibirnya ke bibir Rere. "Selamat pagi sayang," bisik Kanaka lembut.
Wajah Rere bersemu merah, layaknya tomat yang segar merekah, dicintai teramat dalam, dipuja dengan segenap hati dan dihargai setinggi ini, siapa yang tidak bahagia.
Rere mengelus wajah Kanaka lalu mencuri satu ciuman dari bibir sang suami.
"Wah pagi-pagi anda sudah menggoda suami ya, masih halangan juga!" ledek Kanaka membuat Rere cemberut, ini gimana ceritanya sih awalnya mesra-mesraan sekarang diingetin lagi.
"Dih diungkit mulu ih!" ketus Rere kesal.
"Hahahahahaha!" Tawa Kanaka berderai. "Gih mandi sana, mau sarapan di kamar atau mau di restoran?"
"Diresto aja ah, mau ngapain di kamar?" tanya Rere agak kasihan juga sama Kanaka, harusnya mereka menikmati bulan madu singkat ini tapi apa daya kan.... hehehehe.
Rere bangun dari tempat tidurnya dan mengambil salin lalu masuk ke kamar mandi.
Kanaka meraih ponsel yang dia letakan di atas nakas di samping ranjang, membuka pesan yang masuk ke group whatsapp "The Kacrut" itu.
Cie cie Kanaka sudah nggak perjaka lagi cie! (Sensen) .
Nggak bakalan di bales Shu @Sensen dia lagi ajojay (Aldi).
Mau minta nikah muda juga ah tapi maunya sama Keiko Hardeva Danuarta (Arlan).
Ta*k nggak pantes banget Keiko sama lo Njing @Arlan (Aldi).
Jangan bilang lo juga naksir dia Nyet @Aldi (Arlan).
Silakan kalian berebut, pemenangnya yang diem-diem bae kayak gue hahahaha (Sensen)
Heh kacrut.... nggak ada yang gue acc buat jadi adik ipar gue! Catet ya! Balas Kanaka galak.
Eh dia udah bangun dong, berapa ronde nih semalem? (Sensen)
Ash.... ta*k lo pada!
Kanaka langsung melemparkan ponselnya ke atas tempat tidur lalu kembali tidur tengkurap.
Rere keluar dari kamar mandi, rambutnya ia ubeng pakai handuk, dia mendekati Kanaka dan menepuk punggung itu pelan.
"Katanya mau sarapan, kok balik tidur lagi?" tanya Rere lembut.
Kanaka melek, melihat Rere secantik ini tuh membuat dadanya mengembang penuh dengan bulir-bulir asmara.
"Panggil sayang dulu," pinta Kanaka dengan senyum.
"Apaan sih?!" Rere berniat bangun dari duduknya.
Dengan sigap Kanaka menahan tangan Rere. "Menolak permintaan suami itu dosa lho hukumnya."
"Um.... "
"Ayo panggil sayang."
"Sa sayang."
"Nah gitu dong, ya udah aku mandi dulu ya istri," kata Kanaka mesra, membuat bulu halus Rere berdiri.
Ya ampun, padahal dulu songongnya minta ampun, sekarang malah lembek kayak jeli aja kelakuannya.
Rere tersenyum, dia memilih mengeluarkan baju dan mengganti jubah mandinya dengan dress warna biru muda.
Lalu dia mengeluarkan baju untuk Kanaka dan juga celana pendeknya.
Rere bersyukur banget punya adik ipar sebaik Keiko, lihat saja baju-baju lamanya dengan harga murah itu telah berganti dengan baju-baju keren bermerk yang pasti harganya tak murah.
"Baju ganti ku mana Yang?" tanya Kanaka saat melihat Rere masih jongkok di depan koper mereka.
"Ini, pakai yang senada ama aku aja ya." Rere menyerahkan baju biru muda dan celana pendek warna putih kepada Kanaka.
Tanpa banyak protes Kanaka menerima baju itu dan memakainya di depan Rere.
Hanya melihat seperti itu saja Rere sudah deg-degan parah apalagi kalau besok-besok dia harus melaksanakan kewajibannya sebagai istri ya, hmmm..... pasti seru deh.
"Yuk, udah selesai kan?" tanya Kanaka saat melihat Rere sudah cantik paripurna meski tanpa memakai make up yang berlebihan.
Mereka bergandengan tangan menuju ke resto yang ada di lantai satu, Rere tampak gugup, jarang sekali dia menginjakkan kaki ke tempat-tempat seperti ini.
Dan sekarang dia tidak hanya menginjakkan kaki tapi juga bisa menginap di salah satu kamar mewah di hotel ini.
Sampai di depan resepsionis restoran tersebut, Kanaka menyebutkan nomor kamar tempatnya menginap, dan embak yang sedang melayaninya mengangguk sopan.
"Mau makan apa sayang?" tanya Kanaka membimbing Rere ke meja yang berada di dekat kaca besar menghadap kolam renang hotel.
"Um.... ada apa aja?" tanya Rere.
"Macem-macem, kamu boleh makan semuanya kok, disini kan all you can eat," jawab Kanaka lalu Rere mengangguk-angguk dan mulai menjelajahi stan makanan disana.
Saat hendak mengambil salad buah sebuah suara menginterupsinya.
"Wah keren banget lo sekarang, bisa masuk hotel semewah ini, berapa tarif lo sekali check-in?" sebuah suara di sampingnya membuat Rere tersentak lalu menatap seseorang yang menatapnya dengan sorot merendahkan.
Rere hendak berlalu, tapi tangan itu mencekal pergelangan tangannya dengan kuat.
"Dasar anak pelakor, kelakuannya sama menjijikannya dengan pelac*r itu!"
"Kamu mau apa sih Fel, gue, nyokap gue ada salah apa sama lo sama keluarga lo?!" kata Rere dengan suara bergetar menahan amarah.
Kanaka menghampiri Rere yang tampak sedang berdebat kusir dengan seseorang yang tak dikenalnya.
"Sampai kapanpun gue nggak akan ngelepasin kalian, gara-gara ibu lo, keluarga gue berantakan!"
"Kenapa Yang?" tanya Kanaka sambil memeluk pinggang Rere dengan mesra.
"Wah keren juga orang yang booking lo, awas lho habis manis sepah dibuang, sayang-sayangi badan lo bakalan jadi rongsokan kalo kebanyakan diobral!" ledek Feli lalu berlalu dari hadapan Rere.
Kanaka mengepalkan tangannya kuat. "Dia siapa?!" tanya Kanaka dingin.
"Feli sepupu aku," jawab Rere sambil menahan isak, pasalnya beberapa orang mendengar pembicaraannya dengan Feli dan menatap jijik kepadanya.
"Hei... kamu lupa kamu siapa? Angkat wajahmu, sombonglah, agar dia tahu siapa kamu sebenarnya!"
_______
Hai hai jumpa lagi, terima kasih ya udah ngikutin cerita aku ini.
Salam sayang buat kalian semuaa dimanapun kalian berada.
cerita nya bagus tapi jadi ngeh setiap bab gini mulu