Maha Rani Larasati rela menikah dengan Daniel Nur Indra seorang duda ber anak satu tapi jauh dari kata bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Trisubarti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 35
Di hari ultah Icha yang ke 10 tahun, mendapatkan kejutan dari seseorang yang misterius. Yakni Icha mendapatkan paket kue tart yang besar dan lucu.
"Coba lihat! mungkin ada ucapan atau apa gitu?" Tanya Daniel semakin di buat penasaran.
"Oh, ini kartu ucapannya Pa" Icha membuka kartu ucapan yang di lipat kecil.
"Umi akan selau mendoakan semua yang terbaik untuk kamu sayang"
Dalam setiap shalat Umi, kamu menjadi yang ketiga, setelah nenek dan kakek, semoga kamu bisa meraih semua impianmu. Selamat ulang tahun sayang!💕
"Umiiii..."
"Papa bener kan! Umi masih sayang sama Icha" Icha memeluk Papanya bahagia. Semua orang yang berada disitu pun turut senang, Rani ternyata di luar sana baik baik saja.
"Ayo, sekarang potong kuenya." Mama Nadyn membawa nampan yang kira-kira muat untuk menyimpan kuenya kemudian meletakkan, kue di atasnya.
Plok plok plok..
"potong kuenya...potong kuenya. Mereka semua bertepuk tangan sambil bernyanyi.
"Sekarang sebelum potong kue Icha berdoa dulu, memohon kepada allah, apa yang Icha cita-citakan agar bisa terkabul." Titah Uti.
Icha akhirnya berdoa kepada allah.
*Ya Allah, hamba minta di hari bahagiaku ini, Icha hanya ingin Umi kembali, Icha mencintai Umi, karena Umi telah memberi aku segalanya, Dia beri aku cinta, dia beri aku jiwa raganya, dan memberi aku seluruh waktunya.
Icha meraup wajahnya.
"Ayo, sekarang potong kuenya" Titah Uti. Uti menyodorkan pisau kue, kepada Icha. Icha segera memotong kue dan potongan pertamanya, ia berikan kepada Papa tercinta.
Tok tok tok
Sedang serunya keluarga Papa Nano, merayakan ulang tahun cucunya ada yang mengetuk pintu.
Bibi segera keluar membuka pintu.
Ternyata keluarga Papa Gunawan, Mama Laura dan Sherly datang membawa kado.
Suasana Rumah sangat mencekam, kebahagiaan yang mereka rasakan hanya sesaat. Apa lagi Daniel, rasa dendamnya sama sekali belum menghilang, jangankan menyapa Sherly, melihat wajahnya saja sudah sangat muak.
"Hallo sayang, cucu Oma, selamat Ulang tahun ya..Semoga selalu sehat dan panjang umur" Doa Mama Laura.
"Selamat sayang selesai acara ini kita jalan-jalan" Pinta Papa Gunawan.
"Terimakasih Opa!" " Terimakasih Oma" Icha mencium punggung tangan Opa dan Oma. Dan yang terakhir Sherly.
"Selamat ponakan tante! sehat selalu yach" Sherly ingin mencium pipi Icha. Icha seketika mundur.
Icha sebenarnya belum tau jika prahara rumah tangga Papanya Sherly biang keladinya.
Tetapi memang Icha tidak pernah menyukai tantenya sejak umur tiga tahun. Ketika itu baru melihat tantenya pertama kali, sebab Sherly kuliah di luar negeri.
Karena Sherly selalu kasar sikapnya terhadap Uminya dan kepada ART di rumah Papanya.
Seketika suasana menjadi tegang, Icha dan Sherly saling pandang.
"Sudah, sekarang mari kita cicipi dulu tumpengnya." Tutur Mama Nadyn mencairkan ketegangan.
"Silahkan duduk san, jeung." Mama Nadyn dan Papa Nano menarik kursi untuk besanya.
"Oh terimakasih, masakannya banyak sekali" Mama Laura bingung melihat hidangan di meja makan.
Keluarga Pak Gunawan, saat ini sudah tidak punya apa-apa lagi. Bahkan, mereka saat ini tinggal di rumah kontrakan. Padahal waku itu Sherly mencuri perhiasan Daniel senilai hampir 5 miliar. Tetapi entah kemana perginya uang hasil penjualan mas tersebut.
Yah, memang, kalau uang dari hasil perbuatan tidak benar, pasti tidak akan berkah.
Daniel sebenarnya waktu itu ingin menuntut balik Sherly, atas tersangka pencurian, tetapi Papa Nano melarang.
"Ayo jeng dinikmati seadanya" kata Mama Nadyn kepada besan. Semua berkumpul di meja makan.
Sherly berniat duduk di samping Daniel. Tetapi Icha menyerobot duduk di samping Papanya. Dan ketika Sherly ingin duduk di sebelah kanan Daniel, Deni tidak mau ketinggalan langsung duduk disamping Daniel.
Daniel di apit oleh Icha dan Denì. Icha dan Denì tersenyum lalu mengacungkan jempolnya.
Sherly menatap Deni tajam bersungut-sungut kesal. Dan sikapnya tidak luput dari perhatian Mama Nadyn. Mama Nadyn geleng-geleng kepala.
Setelah drama tempat duduk dan makan pagi selesai semua berkumpul di ruang tamu.
"Jeng Nadyn, apa tidak sebaiknya Daniel dan Sherly kita jodohkan!" Dengan tidak tau malunya Mama Laura berucap.
Mama Nadyn terkejut. Menatap Laura dengan lekat.
"Jeng Laura ini bagaimana?! Daniel kan punya Istri!"
"Hehehe istri yang sudah lama minggat itu masih jeng Nadyn harakan?" Tanya Mama Laura dengan nada mengejek.
"Iya tan, dengan kejadian waktu itu kan saya sudah minta maaf! apa nggak bisa tante memaafkan Sherly."
"Saya sudah memaafkan kamu nak Sherly, tetapi bukan berarti tante mau menerima kamu menjadi menantu." Jawab Mama Nadyn tegas.
"Lagi pula menantu saya pergi karena ada yang memfitnah dirinya, siapa yang tidak sakit jeng, kalau itu terjadi dengan saya pasti saya akan melakukan hal yang sama." Tutur Mama Nadyn menyindir besanya.
Daniel makin jengkel mendengar mertuanya, ingin menjodohkan dirinya, kalau bukan karena menghormati mantan mertuanya Daniel rasanya ingin memaki keluarga Gunawan.
"Sudah! katanya mau jalan-jalan" Kata Gunawan.
"Saya ingin mengajak Icha jalan-jalan san" Kata Pak Gunawan.
"Oh silahkan." Sahut Papa Nano. Sebenarnya Papa berat sekali jika Icha jalan-jalan dengan keluarga Gunawan, tetapi Papa Nano tidak mau egois biar bagaimana Icha cucu mereka juga.
"Icha ayo ikut Oma jalan-jalan" Ajak Mama Laura.
Daniel dalam hati berharap agar Icha tidak mau jalan-jalan dengan mereka. Daniel tidak ikhlas melepaskan anaknya walaupun hanya satu jam bersama mantan mertuanya itu. Lagi pula kemana saja selama ini dari bayi mertuanya itu tidak pernah menyentuh Icha. Sedangkan sekarang seenaknya ingin mengajak Icha jalan-jalan.
"Ayo sayang, bersiap-siap kita jalan-jalan ya" Pinta Laura lagi.
"Icha nggak mau jalan-jalan Oma, Opa, Icha mau main dirumah sama Om Deni" Jawab Icha.
*Jalan Sama Oma terus, sama tante Sherly? Oh no! Pikir Icha.
"Kenapa, Icha kan belum pernah main sama Oma?" Tanya Laura kesal padahal dengan mendekati Icha, dengan harapan bisa mendapatkan Daniel kembali. Begitulah yang ada di otak jahatnya keluarga Gunawan. Yang ada di kepalanya, tidak lain hanya ingin mengincar harta Daniel.
"Karena nggak pernah itu Oma, jadi Icha nggak biasa." Sahut Icha sambil memainkan jari jemari Deni.
"Mas Daniel ikut saja, biar Icha mau jalan-jalan sama kita." Pinta Sherly licik.
"Kenapa mengajak jalan Icha, harus dengan kalian, kalau saya mau, saya bisa pergi sendiri!" Jawab Daniel lalu beranjak ke Lantai atas.
"Icha mau keatas juga." Ucap Icha lalu beranjak.
"Om Deni Ikut cha, kita main ular tangga" Kata Deni menyusul Icha.
"Siapa takut" sahut Icha.
Deni, Daniel dan Icha masuk ruang bermain. Mereka bermain ular tangga.
Sementara di bawah Mama Nadyn tersenyum senang Icha tidak mau di ajak jalan dengan Omanya.
"Ya sudah jeng Nadyn, saya pamit pulang saja."
Keluarga Gunawan pun pergi meninggalkan rumah besan dengan rasa kecewa.
"Papa! sekarang kita siap-siap berangkat ke panti asuhan" Kata Mama.
"Okay tuan putri paduka siap menjalankan perintah" Cup. Papa Nano mencium Pipi Istrinya lalu bersiap-siap.
Mama Nadyn mengemas makanan di bantu Oleh bibi, dan Papa Nano menyiapkan amplop untuk di bagikan kepada anak panti*
"Bi panggil anak-anak, suruh bersiap"
Titah Mama.
Keluarga Papa Nano pergi ke panti asuhan, itulah yang biasa Ia lakukan ketika salah satu anggota keluarganya sedang berulang tahun.
lumayan buat nambah penghasilan tambahan 🙏😭😭😭