SUKSES SETELAH BERPISAH

   Sesuai dengan janjinya pada sang isteri untuk segera mencari ART,Fadly akhirnya terpaksa menemui sang ibu untuk meminta sejumlah uang.

    "Fad, kamu kok sekarang makin boros ? Udah punya istri yang bergaji besar masih aja minta uang banyak-banyak sama ibu." Gerutu Bu Nani kesal.

    "Lia mana mau ngasih aku duit Bu. Udah gitu dia nggak bisa masak dan bersih-bersih rumah. Tiap hari beli makan di luar terus. Ini aku kepikiran untuk mencari ART aja Bu,lagian rumah berantakan sekali nggak ada yang bersihin." Adu Fadly pada sang ibu,namun sontak membuat ibunya terlonjak mendengar semua keluhannya.

    "Hah ?! Istri mu nggak bisa ngurus rumah sama nyiapin makanan ? Enak aja kamu mau nyari ART,ujung-ujung ibu lagi yang bayar! Kamu suruh Lia biar belajar jadi istri yang baik,bisa ngurus suami dan rumah." Omel Bu Nani dengan wajah kesal.

    "Terus aku harus gimana Bu ? Lia bukan Kiara yang mau mengurus semuanya dan tak pernah menuntut nafkah dari ku." Ucap Fadly dengan wajah memelas.

    "Terserah! Ibu nggak mau tahu. Udah nggak dinafkahin Sama ayah kalian,sekarang malah kamu Bebani ibu dengan meminta uang. Pokonya ibu nggak mau lagi sekarang boros-boros. Minta aja sama istri mu itu,lagian gaji besar masa nggak bisa bayar pembantu." Bu Nani berkata sambil menatap marah pada sang anak.

    "Terus,Ayah di mana sekarang Bu ? Kok nggak pernah pulang ?" pertanyaan Fadly sejenak membuat Bu Nani terdiam. Ia bingung harus menjawab apa pada anaknya. Dirinya saja tak tahu ke mana rimbanya sang suami. Selama ini ia bisa melupakan kabar suaminya dengan menyibukkan diri mengurus bisnis dan menghabiskan waktu berbelanja bersama teman-teman sosialitanya. Bagi Bu Nani uang dan tahta adalah segalanya.

    "Bu ? Apa ibu baik-baik saja ?" Melihat sang ibu terdiam,rasa bersalah menjalar dalam hati nya. Selama ini,Fadly sudah curiga bahwa sang ayah memiliki wanita simpanan. Namun dirinya takut untuk berbicara dengan sang ibu. Ia takut jika mengetahui darinya, ibu nya akan sedih dan mungkin saja bisa depresi. Meskipun dirinya selama ini sering mempermainkan wanita,Fadly pun merasa sakit hati ketika wanita yang telah melahirkannya itu dikhianati oleh ayahnya.

    "Ibu bingung harus gimana Fad,ayahmu nggak tau lagi di mana sekarang,bahkan tak pernah lagi menghubungi ibu selama ini....." Suara Bu Nani tertahan dengan tatapan matanya menatap lurus ke depan seolah-olah sedang menerawang suatu hal yang hanya bisa dilihat oleh dirinya sendiri. air matanya pun tumpah tanpa bisa dibendung lagi. Bu Nani menangis pilu didepan anak lelakinya,menumpahkan segala sesak dalam dada yang selama ini ia pendam demi terlihat baik-baik saja. Hilang sudah sosok Bu Nani yang angkuh dan tak terkalahkan, saat ini diganti dengan sosok lemah dan rapuh yang sedang membutuhkan sandaran.

    "Ibu rasa,ayahmu sudah memiliki wanita lain." Akhirnya kata-kata itu lolos juga dari mulut Bu Nani. Ternyata ibu nya itu pun sudah curiga. Ingin menyelidiki,namun dirinya selama ini belum memiliki kesempatan untuk mencari tahu semuanya.

     Melihat sang ibu menangis dengan bahu yang terguncang,Fadly segera memeluk dan mengusap lembut bahu wanita yang sangat dicintainya itu. Kali ini,dirinya ikut merasakan sakit membayangkan wanita yang ia sayangi harus merasakan pengkhianatan. Tanpa sadar ia teringat akan kelakuannya dulu pada Kiara. Selalu mempermainkan wanita tanpa memperdulikan perasaan Kiara waktu itu. Mungkinkah ini karma yang sedang aku rasakan? Pikir Fadly dalam hati.

    "Ibu tenang dulu ya,Fadly akan bantu ibu untuk segera mencari ayah,bagaimana pun caranya. Kita harus membuat ayah kembali lagi ke rumah ini sama seperti dulu."Ucap Fadly mencoba menghibur sang ibu yang sudah terlihat sedikit lebih tenang.

    "Iya Fad,bantu ibu untuk membawa pulang kembali ayahmu ke rumah kita." Kata Bu Nani dengan suara seraknya akibat menangis.

    "Kalo gitu,ibu siap-siap sekarang kita ke kantor ayah. Pastikan penampilan ibu rapi dan jangan terlihat sedih. Ibu harus kuat karena setelah ini pasti akan ada hal lain yang menyakitkan yang harus kita hadapi bersama." sengaja berkata seperti itu,agar sang ibu menyiapkan mental. Bu Nani membalas anaknya dengan anggukan dan segera bergegas ke kamar untuk bersiap-siap.

     Selepas ibu nya masuk ke kamar. Fadly kembali duduk termenung memikirkan berbagai masalah yang saat ini menerpa keluarganya. Mulai dari rumah tangganya yang baru seumur jagung sudah terlihat bibit-bibit percekcokan sampai dengan masalah sang ibu yang kini dikhianati oleh ayahnya.

   Semenjak berpisah dengan Kiara dan membangun rumah tangga bersama Lia,dirinya tak lagi baik-baik saja seperti dulu. Saat pulang ke rumah, akan di sambut dengan omelan dari Lia karena tak bekerja. Padahal saat bersama Kiara,wanita itu jarang sekali marah dan mengomel. Kiara hanya akan marah ketika Fadly kedapatan berselingkuh.

Ketika ingin berkeluh kesah pada sang ibu,malah ibunya sendiri sedang dirundung masalah. Padahal niat awal datang ke rumah orang tuanya,selain ingin meminta uang,ia juga ingin mengadu akan sikap Lia yang akhir-akhir ini sangat cerewet dan pengatur. Belum lagi istrinya itu sangatlah malas membuat kepala nya terasa pening memikirkan ini semua.

    "Fad,ayok berangkat."Ajak Bu Nani. Penampilannya sudah rapi dan terlihat lebih elegan. Tas Hermes keluaran terbaru semakin menyempurnakan penampilan sang ibu sebagai seorang wanita sosialita. Melihat ibu nya telah siap,Fadly segera meraih kunci mobil di atas meja dan menuju mobil yang terparkir di halaman. Mobil yang mereka tumpangi akhirnya bergerak menuju kantor sang ayah.

...****************...

    Sementara itu,di sebuah pinggiran pantai yang indah. Kiara dan Andri sedang duduk menikmati desiran angin sepoi-sepoi yang menyejukkan kulit. Sambil bersantai,mereka berbincang ringan sambil sesekali bercanda. Andri yang telah lama memendam rasa pada Kiara selalu punya alasan untuk mengajak jalan. Begitupun dengan Kiara tanpa sadar mulai terbiasa dengan kehadiran Andri.

    Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang penuh rasa cemburu memandangi kedekatan mereka dari kejauhan. Dianri yang saat itu sedang liburan bersama sugar Daddy nya tak sengaja melihat Kiara dan Andri saat diajak bersantai oleh Tomas.

"Hai baby,kamu kenapa terlihat marah seperti itu ?" Tanya Tomas pada Dianri.

"Om lihat itu ?" tanya Dianri sambil menunjuk ke arah Kiara dan Andri yang saat ini sedang tertawa bahagia.

"Iya,sepasang kekasih. Ada apa dengan mereka ?" Tomas mengernyit merasa heran.

"Bisa kah Om menghancurkan kedua orang itu ?" Pinta Dianri pada sugar Daddy nya. Ia yakin dengan bantuan Tomas,Andri dan Kiara akan hancur. Apalagi selama ini Tomas Nostra selalu mengikuti kemauannya.

"Itu masalah kecil baby. Tak usah merusak kebahagiaan mu dengan memikirkan mereka.Aku akan menyuruh Stenly untuk menyelidiki apa kelemahan keduanya." Ucap Tomas dan segera menghubungi bawahannya yang selalu mengawasi mereka dari kejauhan.

"Selesai. Tinggal menunggu informasi." Tomas berkata setelah mematikan telpon. Lelaki itu tersenyum bangga pada Dianri menunjukkan bahwa apapun bisa ia lakukan dengan kekuasaannya.

"Makasih ya Om." Balas Dianri dan mengecup mesra pipi sugar Dady nya. Tak lupa tangannya bergelayut manja sambil menyandarkan kepalanya di dada tua itu sambil kembali menikmati liburannya dengan penuh bahagia. Bahagia karena sebentar lagi rencana jahatnya akan terlaksana.