NovelToon NovelToon
Tahanan Ranjang Sang Mafia

Tahanan Ranjang Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Cinta Paksa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:38.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Newbee

Dikhianati oleh ibu tiri dan saudara tirinya, Daisy yang baik hati menjadi tawanan di tempat tidur pemimpin mafia terbesar.
Benjove Haghwer, memiliki tinggi badan 190cm, dengan tubuh yang ideal dan wajah yang sempurna... Di balik penampilannya yang mempesona adalah iblis berhati dingin.
Daisy melarikan diri, Benjove terus mengejarnya.
Bagaikan kucing dan tikus, Benjove menikmati permainan ini, tapi tanpa disadari, dia sendiri jatuh cinta!
Akankah malaikat yang baik hati dan cantik ini bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 19

Daisy menatap nanar pada Ben, ia tidak habis mengerti, mengapa ia harus di jadikan tahanan, pria itu memiliki segalanya, memiliki kekayaan yang berbeda dengan Geraldo dimana pria tua mesum itu hidup di kawasan kurang maju.

Perbandingan Geraldo dan Ben sangat jauh, bahkan tidak dapat di bandingkan, itulah yang membuat Daisy bertanya-tanya mengapa harus dirinya, jika itu Geraldo karena ia adalah pria tua mesum, tapi Ben? Pria itu berbeda.

Ben memang tampan, bahkan wajahnya sempurna, tubuhnya tinggi dan ideal, pria yang ada di hadapan Daisy sekarang adalah pengusaha sukses kaya raya, Geraldo tidak akan bisa sebanding dengannya. Mengapa Ben juga ingin menahannya?

"Hanya dengan tatapan marah dan kebencianmu, jangan berfikir aku akan melepaskanmu."

Lutut Ben kian menekuk di sofa, pria itu mencondongkan tubuhnya di atas Daisy. Lalu tangan kekar itu mencengkram dagu Daisy agar Daisy bisa melihat bagaimana seriusnya wajah Ben sekarang.

"Saat aku menyuruhmu duduk, kau harus duduk, saat aku menyuruhmu makan kau harus makan, saat aku menyuruhmu melepas pakaian kau juga harus melepasnya, dan saat aku menyuruhmu untuk tidur kau juga harus lakukan. Kenapa? Apa aku harus memperjelasnya lagi padamu?"

"Karena saya adalah mainan untuk anda, saya tahanan anda." Kata Daisy sadar akan posisinya.

"Tepatnya adalah tahanan ranjang." Bisik Ben di telinga Daisy.

Bulu kuduk Daisy berdiri, ia merinding, mendengar ucapan Ben yang tenang dan dalam, bahkan suara Ben terdengar sangat menakutkan baginya.

Daisy yang merdeka dan tidak suka di kekang kehidupannya kini akan menjalani hidup yang menderita dan frustasi karena tekanan dari Ben, bahkan kehidupannya sekarang lebih buruk dari siksaan sang ibu tiri dan kakak tirinya.

Bekerja sepanjang hari adalah hal terbaik untuk melepaskan kepenatannya dan itu adalah solusi terbaik untuk melarikan diri dari ibu tirinya.

Bekerja baginya adalah tempat dimana ia melarikan diri dari segala yang menganiaya pikiran, jiwa dan juga fisiknya namun sekarang ia harus mematuhi apa yang pria itu inginkan.

Kebebasannya di renggut secara paksa. Daisy harus merasakan penjara emas di bawah kungkungan kekuasaan dan perintah mutlak Ben.

Sekarang status Daisy bukan lagi gadis yang bekerja di cafe dan anak dari ibu tiri yang menyiksanya namun ia adalah tahanan dan sekedar barang untuk dipermainkan.

"Jangan lagi mempertanyakan sesuatu yang kau sudah mengerti. Buka mulutmu." Perintah Ben.

Daisy menatap mata Ben dan terkejut mengapa ia harus membuka mulut.

Ben menaikkan satu alisnya ke atas memberikan kode pada Daisy untuk menurutinya.

Daisy tidak ingin memprovokasi kemarahan Ben.

Kemudian Daisy membuka mulutnya, tanpa aba-aba kedua jari Ben masuk ke dalam dan membuka mulut Daisy lebih lebar.

Jari telunjuk dan jari tengah Ben, menyentuh lidah Daisy dan kemudian tanpa pemberitahuan Ben langsung mencium dan melummat bibir Daisy dengan sangat dalam, menekan lidahnya masuk hingga ke rongga dalam Daisy.

Daisy ingin memberontak, namun kedua tangannya di cengkram oleh Ben.

Setelah beberapa menit, Ben melepaskan ciumannya.

"Buka semua bajumu, dan jangan membuatku terus menerus memberikanmu perintah, kau harus belajar untuk memahami meski aku tidak mengeluarkan perintah." Ben menatap Daisy tajam.

Daisy masih berusaha menstabilkan mentalnya serta harga dirinya yang sudah down dan seperti tergelincir jauh ke dalam dasar jurang tanpa bisa kembali. Daisy tahu, semenjak Ben meminta dokter memeriksa keperawanannya, sejak saat itulah ia tidak memiliki suara dan kekuatan untuk melawan.

"Mulai saat ini jika kau tidak segera menuruti perintah atau kemauanku, aku akan langsung menciummu." Peringatan Ben tegas dan serius.

Daisy kemudian melepaskan semua pakaiannya dengan rasa malu dan gemetar.

Tekanan mental yang ia rasakan seperti hujaman batu-batu keras menimpanya.

Daisy merasa terhina dan juga kotor, kini di hadapan Ben Daisy telah bertelanjangg tanpa sehelai benangpun, ia berusaha untuk menutupi beberapa bagian tubuhnya dengan menggunakan pakaian basahnya.

Namun Ben akhirnya merebut pakaian basah itu dan membuangnya, Daisy tersentak, tangannya spontan menutupi bagian tubuhnya yang sangat fulgar.

Ben kemudian membuka ikatan dasi nya dan melepaskan beberapa kancing baju lalu ia duduk di samping Daisy.

Ben mengangkat tubuh Daisy ke atas pangkuannya, wajah Daisy seketika malu, dan memerah, ia menutupi dadanya dengan kedua tangan, ia melihat pada sisi bagian intimnya yang menekan sesuatu di bawah sana, sesuatu yang sangat keras dan juga besar.

Ben memandangi Daisy yang malu dan menundukkan kepalanya, bagaimana bisa Ben bersikap biasa saja padahal Daisy setengah mati merasakan malu dan hina.

Sedikit semburat senyum halus terukir di bibir Ben, ia cukup di buat bangga oleh Daisy yang memiliki tubuh indah.

Kulit bening, putih bersih tanpa cacat, kedua belah dada yang sintal kenyal dan juga lumayan berisi, wajah cantik dan rambut bergelombang yang hitam, membuat pemandangan Daisy semakin menarik dan mempesona. Yang paling penting adalah Daisy gadis perawan. Dia bersih.

Ben kemudian menarik sebuah laci meja di dekat sofa dan mengeluarkan sebuah kotak perhiasan.

Ben membuka kotak perhiasan itu dan mengeluarkan kalung berlian.

"Kalung berlian yang tidak terlalu besar, akan cocok untuk lehermu yang kecil dan jenjang." Kata Ben memuji Daisy.

Kemudian Ben memasangkan kalung itu di leher Daisy, dan membuat Daisy berdebar ketika tubuh mereka sangat dekat.

Bahkan hembusan nafas berat Ben sampai di leher dan telinganya.

Setelah selesai memasangkan kalung untuk Daisy, Ben kembali memandangi tubuh telanjangg Daisy yang kini jauh lebih indah menggunakan kalung berlian itu.

"Kau tidak boleh melepasnya. Mengerti." Kata Ben.

Daisy mengangguk pelan.

Jari telunjuk Ben pelan-pelan dan lembut menuruni leher jenjang yang putih milik Daisy, lalu terus turun hingga berada di dada Daisy bagian kiri, jari telunjuk itu berjalan pelan dan lembut naik lagi ke puncak dada Daisy yang bulat penuh, membuat Daisy merasa geli.

Kemudian jari Ben melanjutkan memutari pelan areola yang berwarna pink, sangat lembut kadang juga memelintirnya, tak habis di situ, ia berpindah ke sisi areola bagian dada kanan.

"Nggghh..." Daisy menekan suaranya yang ingin keluar agar tidak semakin mempermalukan harga dirinya.

Cukup lama Ben seperti itu dan terus memerus melihat dan memandangi ekspresi apa yang akan Daisy buat, dan itu membuatnya senang.

Namun tiba-tiba Ben kemudian menarik tubuh Daisy mendekat lalu membenamkan wajahnya di kedua dada Daisy yang memiliki postur bagus, sintal dan kenyal.

Ben menyesapnya dan membuat tanda merah di salah satu dada milik Daisy, kemudian kedua tangan Ben meluncur dan meremasnya.

Daisy menggigit bibir bawahnya dan mengerutkan kening, ia tidak menyukai tindakan Ben, namun yang tubuhnya rasakan adalah sensasi membingungkan, itu semua bertolak belakang dari moralitas hatinya.

"Nggghhh...." Ketika remasan itu lembut dan semakin intens, Daisy mendesahhkan suarannya.

"Keluarkan suaramu, aku suka jika kau tidak menahannya." Perintah Ben.

Seketika Daisy menutup mulutnya dengan kedua tangannya, ia menutup matanya rapat-rapat dan menahan segala sensasi kenikmatan yang ingin ia bantah.

Ben tidak puas dengan itu, dan menyesap lagi dada milik Daisy lebih kuat membuat banyak tanda merah dan di barengi dengan remasan yang cukup kuat namun sesekali memelintir pelan bagian areola yang berwarna pink milik Daisy.

"OOHHH.... Tuan, saya mohon... Jangan lakukan itu..." Kata Daisy merintihh.

bersambung

1
Firanty Ranty
KNPA author nya makin kesini makin typo yaaaà🤣
Firanty Ranty
zay Kau terlalu dibutakan oleh cinta mu sama Carlos pd awalnya smpi" kau tak mampu menggunakan kekuatan mu.percuma ayahmu mendidik mu dr kecil setelah dewasa kau JD bod*h krna cinta
Zainab makky
jujur deh g sesuai jadi males gw bacax
Zainab makky
kok gak sesuai ya.sma cerita semula bikin jengkel.masak desi bakal ngesek sama orang lain.ahh pemeran utama masak jadi najis.
Salsa Bila
baca LG karena kangen tuan Ben SMA traver😅
Firanty Ranty
aku ngakak tangan bisa kepleset yaa Daisy 🤣🤣🤣
Anonymous
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
yohanalupian 677
bagus
Gusti Ayu Jambak
thoooooor,zay nya sama gavriel yaaaaa
Gusti Ayu Jambak
ah ngak asik ni Thor zay sama gavriel dong
Sela
udh sering bgt baca ulang ni novel seru bgtt ceritanya 😍
Untitled
ahh Benjove❤️
Untitled
😻😻😻
Mohammad Rizaldi
👍
Grisella
kualat lo
Di Din
wah menarik
Untitled
tetap semangat nulisnya kk😻
Untitled
bagus😻
Untitled
wah menarik 😻
Maryani Yani
mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!