" Meskipun Anda adalah ayah biologis saya, tapi Anda bukanlah ayah dalam kehidupan saya!" ucap Haneul Ahmad Syafi.
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun berkata tajam kepada pria dewasa yang mengenakan jas putih. Dia tahu bahwa pria itu adalah orang yang membuatnya dirinya ada di dunia ini sekaligus membuat sang ibu menderita selama bertahun-tahun.
Bagiamana pria itu meluluhkan hati putra dan wanita yang pernah ia buat menderita karena perbuatan jahatnya di masa lampau?
Akankan Haneul dan ibunya bisa menerima pria itu di kehidupan mereka, mengingat trauma yang dibuat pria itu cukup membuat sang ibu merasa menderita?
Yuuk baca, yang tidak suka di skip tidak apa-apa.
Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JSI 15: Kesalahan Linggar
" Mau kemana sayang?"
" Aku harus menemui Sailendra sebentar. Dia bekerja di sini dan katanya dia lah yang akan mengoperasi putri kita, Nina."
Di depan ruang Neonatal Intensive Care Unit atau NICU, Linggar sedang bersama istrinya. Ya, dia rupanya adalah orang tua dari bayi yang bernama Nina. Bayi Nina adalah bayi yang berusia 1 bulan yang harus dirawat ni NICU karena mengalami kelahiran prematur dengan penyakit jantung bawaan. Nina mengalami venticular septial defect (VSD) yakni kelainan pada septum bilik jantung. Atau dengan kata lain adalah Nona mengalami jantung bocor. Pada kasus Nina, ia mengalami penyakit jantung bawan VSD yakni kebocoran darah antara kedua bilik jantung yang ada lubang pada sekat bilik jantung. Maka dari itu tindakan yang harus dilakukan adalah pembedahan. ( Sumber: www.mitrakeluarga.com)
" Apa Dokter Sai mau melakukannya?"
" Entahlah, dia belum memberikan jawaban. Kata dokter Nataya operasi ini tidak mudah. Jadi resiko pun besar."
Linggar mengusap wajahnya kasar. Ia tidak menyangka bahwa putri yang baru ia lahirkan menderita kelainan jantung. Terlebih Nina adalah putri pertama mereka yang berhasil mereka dapatkan setelah 7 tahun penantian. Hancur hati Linggar saat mendengar diagnosa dari dokter. Ia benar-benar tidak bisa berpikir saat ini. Dan Linggar kembali mengingat perbuatan buruk ya di masa lalu.
" Kamu tunggu di sini dulu ya sayang, aku akan mencoba menemui Sai."
" Ya, hati-hati. Semoga dia mau memaafkan mu."
Linggar mengangguk lalu melenggang pergi. Dia menuju ke rumah informasi untuk menanyakan dimana ruangan Sai berada. Sepanjang dirinya berjalan menuju ke ruangan Sai, kenangan masa lalu itu kembali membayanginya.
" Jika kau berhasil membuat bocah itu meminum ini maka aku akan memberikanmu 500.000 won padamu."
" Wohooo, jangan bohong ya, aku jelas bisa."
Linggar dengan congkaknya menyetujui usulan teman-temannya. Sebenarnya kepergian Sai ke negeri gingseng itu pun atas ajakan Linggar. Mereka berteman sudah sejak dari SMA. Linggar yang terkenal kaya memang loyal kepada teman dekatnya yakni Sai. Tapi karena ia merasa sangat dekat dengan Sai, Linggar malah menggunakan Sai sebagai bahan taruhannya dengan teman borjuisnya.
Singkat cerita, Linggar berhasil memberi banyak alkohol kepada Sai. Dan yang terkahir adalah air putih. Linggar berdalih Sai harus minum banyak air putih untuk menetralkan alkohol yang masuk ke tubuh. Sai yang bodoh akan hal tersebut pun menurut saja, dan ternyata sebuah obat sudah dicampurkan di sana.
Linggar membawa Sai yang tubuhnya mulai beraksi keluar tempat itu. Dia membawa Sai ke parkiran dan membiarkan Sai di sana sendiri. Setelah itu Linggar tidak tahu yang terjadi hingga keesokan harinya Sai begitu murka.
Dan dia baru tahu bahwa Sai telah berbuat buruk terhadap seorang wanita. Linggar tidak pernah berpikir sampai di situ, ia membawa Sai ke parkiran agar Sai bisa menyelesaikan sendiri di mobil.
Bodoh memang, karena pikirannya tidak digunakan dengan baik akhirnya dia membuat dua orang anak manusia melakukan perbuatan yang tidak pantas. Dan sebenarnya di sini kesalahan sepenuhnya adalah ada di Linggar. Mengapa dia tidak membawa Sai ke kamar mandi dan malah membawanya ke parkiran, sungguh otak Linggar tidak dipakai.
Tok! Tok! Tok!
" Hen masuk saja."
" Sai, ini aku.
Sraaak
Tap tap tap
Bugh bugh bugh
Sai pikir yang mengetuk pintu ruangannya adalah Hendar, karena sebelumnya Hendar mengirim pesan bahwa ia akan datang. Tapi saat mendengar suara orang yang sangat ingin ia hindari Sai pun bangkit dari duduknya. Tanpa pikir panjang, ia menarik kerah baju Linggar lalu membawanya kedalam ruangan dan melayangkan beberapa pukulan.
Linggar hanya diam saja, sudah bagus Sai mau melakukan itu padanya. Pasalnya selama bertahun-tahun ini Sai memilih untuk menghindari Linggar atau lebih tepatnya tidak ingin bertemu meskipun temannya itu duduk berjam-jam di depan rumahnya.
" Bajingan sialan! Brengsek! Bedebah kau! Anjiiing, babii, kau sungguh lebih rendah dari semua itu semua. Setaaan!"
Sai seperti kehilangan kendali, semua umpatan kasar ia keluarkan. Dan Linggar hanya diam menerima. Bahkan saat Hendar masuk, Linggar mengibaskan tangannya tanda semua baik-baik saja meminta dokter residen itu keluar.
" Mengapa kau diam saja hah! Dasar bajingan!"
" Maafkan aku Sai, aku sungguh minta maaf dan mungkin aku saat ini sedang menerima balasannya."
Sai menghentikan tangannya yang terus mencengkeram kerah baju Linggar. Ia lalu melepaskan dan mundur menjauh dan kemudian duduk di sofa yang ada di ruangannya. " Apa maksudmu ucapanmu itu," ucapnya dengan tatapan mata yang tajam dan dingin. Sungguh belum pernah Linggar lihat, cara menatap Sai yang seperti itu.
" Nina, bayi berusia 1 bulan yang mengalami kelainan jantung bawaan adalah putriku. Dia adalah anak yang aku dan istriku nantikan selama 7 tahun lamanya."
Doeeenggg
Sai tercengang mendengar ucapan dari mantan temannya itu. Ya dia menyebut Linggar adalah mantan teman karena perbuatan buruk yang telah pria itu lakukan padanya.
Sai mengusap wajahnya kasar. Sekitar 2 hari sudah berlalu semenjak Dokter Nataya dan Dokter Fawwas memintanya untuk mengambil kasus Bayi Nina. Tapi karena dia hari berturut-turut Sai melakukan operasi jadi dia pun belum memberi jawaban kepada dua dokter senior itu dan rencananya adalah hari ini Sai akan memberi jawaban, makanya dia memanggil Hendar ke ruangannya.
" Haah, jangan berkata bahwa apa yang terjadi pada anakmu itu adalah akibat dari perbuatan burukmu. Kesalahanmu ya salahmu sendiri, bukan anak mu yang akan menanggungnya. Semua yang terjadi dengan anakmu memang karena kuasa Tuhan. Tapi yang kau lakukan padaku adalah hasil dari otak dan hatimu yang busuk."
Degh!
Linggar tersentak oleh ucapan Sai, karena ia baru sadar bahwa dia belumlah sepenuhnya menyadari kesalahannya. Dan, ia malah menganggap apa yang terjadi pada anaknya merupakan sebuah akibat dari kesalahan yang ia perbuat.
Air mata Linggar jatuh, ia terisak di depan Sai. " Maafkan aku Sai, aku sungguh minta maaf. Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan untuk menebus kesalahanku di masa lalu."
" Haah sudahlah. Aku sudah memutuskan bahwa aku akan mengambil kasus bayimu. Tapi perlu kuingatkan bahwa operasi ini bukanlah mudah. Usia Nina masih sangat kecil jadi akan sangat rumit karena organ tubuhnya pun masih kecil dan rawan. Nanti akan ku jelaskan bersama Dokter Nataya dan Dokter Fawwas. Sekarang aku harus menemui beliau untuk mengatakannya."
Linggar sangat bersyukur dan berterimakasih karena Sai mau menangani kasus bayinya yang memang tidak mudah itu. Namun sebenarnya bukan itu tujuannya datang. Linggar bersungguh-sungguh menemui Sai untuk meminta maaf.
" Terimakasih Sai."
" Jangan berterimakasih sekarang, aku belum melakukan apapun. Dan sekali lagi operasi ini sulit, aku tidak bisa menjanjikan apapun padamu."
TBC
sukses slalu k
di tunggu karya terbaru nya thor 🥰🥰🥰🥰🥰
makasih kak udah buat karya2 yang sangat menghibur raeders,, sukses selalu kak💖💖💖