Transmigrasi Ke Dunia Novel Menjadi Antagonis

Dengan lembut Louise menyentuh wajah Hailey, dan terhenti sejenak sambil memikirkan beberapa hal.

"Aku tidak pernah melakukan ini jadi." Louise mencium kening Hailey. "kurasa kekuatan dari efek sihir ini akan menghilang segera."

Entah kenapa Louise menjadi sangat percaya diri dengan semua pengetahuan yang ia miliki selama ini, karena secara teknis ia adalah orang yang jenius.

"Apa itu?" Altair menatap dengan wajah datar tanpa ekspresi. "jadi bukan ciuman seperti itu?"

"Bukankah aku berkata untuk menciumnya? dan aku sudah melakukannya." Louise menarik tangannya dari wajah Hailey. "lagi pula ia tidak berkata secara spesifik."

Dan dengan perasaan bangga Louise menyilangkan tangannya di dada, sambil memejamkan mata, melihat hal itu semua orang hanya terdiam tanpa mengatakan apa-apa, dan menjadi tidak tertarik dengan yang Louise lakukan.

"Apa kau bercanda?" Altair menepuk kepala "mimpi apa aku semalam? sepertinya aku salah minum obat, tapi mungkin ini yang terbaik"

"Tenang, kadang semua hal butuh penjelasan yang lebih rinci, atau mungkin dengan praktik." Felix menyentuh pundak Altair sambil menggelengkan kepala.

Mendengar hal itu Altair menjadi sedikit lebih percaya diri, dan berjalan menghampiri Louise yang sedang terlena dengan pengetahuan anehnya.

Dan dengan lembut Altair menyentuh wajah Louise, tapi tangannya menjadi sangat gemetaran bahkan wajahnya menjadi sangat merah, yang membuat ia berlari kembali menemui Felix.

"Bagaimana keadaannya? kenapa kau tidak jadi melakukannya? apa ada yang salah?" Felix merasa bahwa Altair mungkin terlalu terpaku dengan perasaan yang di sebut cinta.

"Aku tidak bisa... jika aku mencium Louise, mau di taruh di mana mukaku ini." Altair berjongkok dan membenamkan wajahnya yang merah di atas paha. "lagi pula aku ingin sebuah hubungan yang tidak hanya tentang sentuhan fisik namun hati."

"Emang kenapa dengan wajahmu?" Louise membungkuk untuk melihat secara dekat wajah Altair. "apa kau cemburu ketika aku mencium kening Hailey? tenang saja hatiku hanya untukmu saja."

Mendengar hal itu Altair menjadi sangat amat bahagia, namun ketika sedang bercanda, tidak di duga para tetua itu melancarkan serangan yang hampir mengenai Altair dan juga Louise.

Sontak hal itu membuat semua orang kaget dan mempertanyakan apa yang di lakukan oleh para tetua, hingga menyerang orang tidak dalam posisi bertarung.

"Masalah ini telah selesai, kenapa kalian masih membuat masalah ini mnejadi panjang. apa yang ada di pikiran kalian." Penasihat kerajaan bersiap untuk menggunakan lingkaran sihir miliknya.

"Kau telah di butakan, apa sekarang kau bahagia karena Louise menerima tawaranmu. dengan menikah dengan anakmu? sungguh menyedihkan." tetua Agung tertawa dengan nada meremehkan juga merendahkan.

Perkataan dari tetua tidak ditanggapi oleh Penasihat kerajaan, yang hanya terdiam karena hampir perkataan itu benar. maka tidak ada alasan untuk menyanggahnya, tapi entah dari mana cupid yang awalnya bersembunyi menampakkan wajah.

Dengan percaya diri cupid memperkenalkan identitas aslinya, hal itu membuat ekspresi semua orang menjadi murka. karena ia sering di anggap sebagai pembawa sial bagi semua tempat yang ia datangi.

"Nama kodeku adalah Aoi jadi bisa di bilang itu hanya nama samaran, dan juga aku di kenal sebagai Cupid. hal yang aku lakukan adalah menyebarkan cinta ke mana pun aku pergi, tapi aku bukan dewi/dewa cinta." dengan gagah Aoi berdiri sambil berpose keren.

"Cinta? itu bukan sesuatu yang bisa kau paksakan, itu adalah emosi murni dalam diri setiap orang." Louise berdiri dan menatap Aoi dengan perasaan bercampur aduk.

"Orang yang tidak pernah mendapat cinta, dan tidak mengerti cinta. apa yang kau ketahui tentang hal itu?" Aoi terlihat memprovokasi Louise karena di nilai tidak ahli dalam hal percintaan.

Tapi Louise hanya terdiam, dan dengan sambil mengangkat tangan ia menggunakan sihirnya. yang tentu saja tanpa menggunakan lingkaran sihir.

'Pure Starlight' tiba-tiba cahaya murni mengitari seluruh area, atau mungkin seluruh kerajaan. yang menghilangkan semua sihir Louise sebelumnya.

"Cinta bukan hanya kisah antara dua orang, tapi ketika kita membagikan cahaya kepada orang lain. itu termasuk juga keluarga." Louise merasa senang karena secara perlahan-lahan ia mengerti apa itu cinta. "di tambah lagi aku mencintai Altair, jadi kurasa itu cukup."

"Sepertinya kau sudah melakukan tugasmu, tapi kenapa kau harus menembakkan Louise juga teman nya. itu tidak termasuk dalam rencana." Ratu Cecilia berpikir bahwa kelakuan Aoi melewati batas dari perjanjian.

"Jika aku hanya melakukan seperti dalam perjanjian, apa kesenangan dari hal itu. dan juga maaf sudah membuat kekacauan." Aoi tertawa lalu berbalik dan menghilang dari tempat itu.

Karena semua masalah telah di selesaikan, maka tidak ada alasan lagi untuk mereka berada di sana. satu persatu orang pun memutuskan untuk meninggalkan tempat aula, menyisakan keheningan yang tidak bisa di ungkapan dengan kata-kata.

Di sana hanya tertinggal Ratu Cecilia, Penasihat kerajaan, Louise, Altair dan juga Felix. mereka hanya saling bertukar pandang tanpa ekspresi apapun.

"Kita di sini seperti berada di kuburan, ya gak sih? maksudku kenapa tak ada yang mau bicara?" Louise terlihat bosan dan ingin segera kembali ke kamar nya yang nyaman.

"Louise, aku ingin kau kembali ke akademi sihir. karena proses renovasi hampir selesai." ucap Ratu Cecilia dengan nada serius namun tenang.

"Untuk apa aku pergi ke sana? aku bisa dengan mudah menggunakan sihir tanpa lingkaran sihir atau membaca mantra panjang." Louise berbalik dan berniat untuk pergi dari sana.

"Benar-benar keras kepala." Ratu Cecilia hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan Louise.

"Mirip sifat seseorang." nyeletuk Penasihat kerajaan.

Ratu Cecilia hanya menatap dengan raut wajah sinis, dan tidak senang, ia merasa sedang di ejek atau di rendahkan oleh perkataan yang di lontarkan oleh Penasihat kerajaan.

"Aku akan pergi ke akademi sihir, jika Altair juga ikut tapi kalau ia tidak di izinkan, aku akan pergi kembali ke istana yang telah aku buat sebelumnya." Louise menarik lengan Altair yang saat itu sedang jongkok di lantai.

"Baiklah, jika itu keinginanmu. aku akan menerimanya, kalau begitu kalian bisa segera pergi." Ratu Cecilia duduk di atas singgasananya dengan anggun.

Mendengar itu Louise pergi bersama dengan Altair, yang ternyata di ikuti oleh Felix dari belakang mereka, hal itu membuat Louise menjadi risih, apa lagi tentang kejadian di perpustakaan waktu lalu ketika Felix yang selalu mengikutinya ke mana pun ia pergi.

"Apa kau akan kembali ke rumahmu? aku sudah capek dengan Altair, jangan bilang kau juga akan tinggal di rumahku. karena itu tidak akan terjadi." Louise menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Felix.

Tapi tidak ada jawaban dari Felix, ia hanya terlihat menikmati suasana ketika melihat ekspresi Louise menjadi marah, dan malah tersenyum tidak jelas.

Louise melihat ke arah Altair yang sedang kebingungan, dan memberikan aba-aba bahwa ia mungkin akan menggunakan sihir secara random.

Awalnya Altair tidak mengerti namun ketika Louise berkedip kepada dan membuat ia langsung paham apa maksud dari aba-aba yang di berikan.