NovelToon NovelToon
Painter/Killer

Painter/Killer

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah sejarah / Perperangan / Mata-mata/Agen / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Kisah ini bercerita tentang seorang pemuda berbakat bernama Palette. Ia terlahir sebagai pelukis yang luar biasa. Kemampuan istimewanya menyeretnya masuk ke dalam masalah hidup yang jauh lebih pelik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seorang Veteran

Jack melanjutkan perjalanannya untuk menemui urusan yang telah menunggunya. Dan hanya Jack yang sanggup untuk menyelesaikannya.

              Berikutnya Jack pergi ke sebuah daerah yang identik dengan kabut asap tebal. Polusi udara yang disebabkan oleh pembakaran yang berasal dari pabrik-pabrik industry.

              Jack menjauh dari keramaian kota. Ia pergi ke sebuah tempat yang lebih dekat dengan pedesaan.

              Di sana Jack hendak bertamu ke rumah seorang teman lama. Entah bisa disebut teman atau bukan. Yang jelas Jack yakin orang yang akan ditemuinya mempunyai kepentingan yang sama dengannya.

              Orang itu tinggal di sebuah rumah besar yang berdiri di atas lahan yang sangat luas. Sebuah rumah mewah yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang terpilih.

              Orang itu sudah menetap menghuni tempat ini karena dia sudah tidak bertugas lagi. Dia adalah seorang veteran.

              Jack sampai di depan pagar rumah yang begitu tinggi. Terlihat sebuah halaman yang luas berhias taman bunga-bunga sebelum rumah utama.

Jack tidak mungkin masuk melalui pintu depan secara baik-baik sebagai tamu. Ia pasti tidak akan diperbolehkan masuk oleh para penjaga rumah.

Dengan penampilannya dan tidak adanya dokumen resmi. Jack pasti akan ditolak mentah-mentah.

Makanya Jack nekat memanjat pagar masuk seperti pencuri. Jack kemudian berlari menuju ke rumah utama setelah ia bisa melewati pagar yang tinggi itu.

Tapi Jack tidak berlari sendirian. Ada beberapa penjaga rumah yang langsung mengejarnya.

Akhirnya Jack pun tertangkap. Tubuh Jack dijatuhkan ke tanah. Pergerakan Jack dikunci oleh para penjaga rumah yang berbadan kekar.

Jack juga menerima satu dua pukulan sambutan selamat datang.

“Dasar pencuri”,

“Mau apa kamu kemari?”,

Para penjaga rumah itu memaki Jack.

Tapi setidaknya Jack sudah lebih dekat dengan rumah utama. Sekarang ia hanya berada beberapa langkah di depan pintu rumah utama.

“Aku ingin bertemu dengan Jenderal Voxx”,

“Tolong sampaikan padanya Jack Palette datang ingin menemuinya”,

Para penjaga rumah itu terkejut ketika orang yang mereka sangka sebagai pencuri itu tahu nama tuan mereka.

              Seorang veteran yang hendak Jack temui adalah Jenderal Voxx.

              “Apakah Jenderal Voxx mengenalmu?”,

              “Apa buktinya?”, para penjaga itu masih belum percaya kepada Jack.

              “Lepaskan aku”,

              “Aku bisa membuktikannya”, pinta Jack.

              Para penjaga itu melepaskan Jack dan membantunya berdiri. Jack kemudian mengambil lipatan kertas yang ia simpan di dalam saku bajunya.

              “Berikan gambar ini kepada Jenderal Voxx”,

“Dan tolong sebutkan namaku saat kamu memberikannya”,

“Namaku Jack Palette”, ucap Jack.

              Salah satu penjaga rumah itu mengambil kertas yang diberikan oleh Jack. Kemudian ia membawanya masuk ke dalam rumah untuk diberikan kepada Jenderal Voxx.

              Tidak berselang lama penjaga rumah itu kembali menemui Jack.

              “Masuk lah”,

              “Jenderal Voxx sudah menunggumu”,

              Jack dipersilahkan masuk untuk menghadap Jenderal Voxx.

*

              “Jack”,

              “Duduk lah”,

              Jenderal Voxx menunggu di ruang tamu. Dia mempersilahkan Jack untuk duduk begitu melihat Jack masuk ke dalam rumahnya.

              Ini adalah pertemuan kedua kalinya antara Jenderal Voxx dengan Jack. Dengan situasi yang sama sekali berbeda dengan perjumpaan pertama mereka delapan tahun yang lalu.

              Tidak banyak kata-kata yang keluar diantara mereka. Jenderal Voxx dan Jack bisa sama-sama melihat kondisi mereka masing-masing yang berubah setelah melewati masa perang.

              Tidak ada waktu untuk mengenang kesedihan diantara dua laki-laki sejati itu.

              “Layani lah dirimu sendiri Jack”,

              Jenderal Voxx menyuruh Jack untuk mengambil minuman yang tersedia sesukanya.

              “Apakah perempuan ini yang telah membuat misi mu gagal di Asiri Jack?”,

              Jenderal Voxx merujuk kepada gambar perempuan yang ada di lipatan kertas yang dibawakan Jack untuknya.

              “Benar sekali Jenderal Voxx”, jawab Jack.

              Gambar perempuan di kertas itu adalah Rosemary. Wajah mimpi buruk yang tidak akan pernah Jack lupakan seumur hidupnya.

              “Dia adalah seorang double agent”,

              “Dia bekerja sebagai mata-mata musuh”,

              “Nama sesungguhnya perempuan itu adalah Lusiana Mask”,

              “Menjelang perang berakhir dia melarikan diri ke Asia”,

              “Tidak ada yang tahu pasti di negara mana sekarang ia tinggal”,

              Jenderal Voxx memberitahukan semua fakta-fakta yang ia ketahui tentang Rosemary kepada Jack.

              “Apakah kamu ingin membalas dendam Jack?”, tanya Jenderal Voxx.

              “Benar sekali Jenderal Voxx”,

              “Aku ingin membunuhnya”, jawab Jack.

              “Bagus Jack”,

              “Pergi lah”,

              “Aku akan mendanai operasi balas dendam mu”,

              “Lakukan lah demi Kolonel Shot dan Kapten Bruce”,

              “Demi para tentara perdamaian yang telah gugur”,

              “Bunuh lah perempuan sundal itu Jack”, perintah Jenderal Voxx.

              Dengan dukungan penuh dari Jenderal Voxx, Jack semakin yakin dengan misinya. Sebuah urusan yang telah menunggu Jack untuk diselesaikan itu adalah balas dendam.

              Jack telah mendapat informasi penting tentang Lusiana Mask. Wanita berbahaya yang dikenal Jack sebagai Rosemary.

              Jack mendekati Jenderal Voxx untuk memberikan penghormatan sekaligus berpamitan kepadanya. Jack akan pergi jauh untuk memenuhi tugas terakhirnya.

              “Ingat lah Jack”,

              “Kamu sudah pernah bertemu dengan perempuan itu sebelumnya”,

              “Berhati-hati lah”, pesan Jenderal Voxx.

              Jack meninggalkan Jenderal Voxx di rumahnya sendiri. Jenderal Voxx sudah tidak bisa pergi kemana-mana lagi. Kondisinya jauh lebih buruk ketimbang Jack.

              Jenderal Voxx hanya bisa duduk di kursi rodanya. Kedua kakinya sudah tidak berfungsi karena lumpuh. Hampir separuh wajahnya rusak.

*

              Dengan penuh ketelitian dan ketenangan Jack Palette pergi melakukan misinya.

1
🤯
😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!