NovelToon NovelToon
Anak Rahasia Sang Ceo

Anak Rahasia Sang Ceo

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Lari Saat Hamil
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Fafacho

Follow IG=> Fafacho88


Gibran Montana Sinaga harus mengalami penyesalan yang teramat sangat menyiksa dirinya. Penyesalan yang membuat hidupnya tak berarti lagi setelah kepergian perempuan yang telah ia jadikan budak dalam hidupnya, perempuan itu pergi membawa anaknya membuat dirinya cukup menderita..

Lima tahun kemudian ia melihat seorang perempuan yang begitu mirip dengan istrinya membuatnya begitu penasaran apakah itu istrinya atau bukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fafacho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 8

Gibran buru-buru masuk kedalam ruangannya karena ia ingin melihat siapa yang tengah membersihkan ruang kerjanya saat ini. Dia masih belum yakin kalau Naina benar-benar kabur dari rumahnya.

Dia membuka pintu cukup keras sehingga membuat Tari yang tengah mengelap vas bunga terkejut membuat vas bunga tersebut jatuh ke lantai sehingga pecah tak berbentuk. Pecahan itu berserakan ke mana-mana bahkan sampai didepan kaki Gibran.

“Pa..pak Gibran” Tari tampak ketakutan saat melihat Gibran yang menunduk kebawah memperhatikan pecahan vas bunga yang tepat dibawah kaki pria itu.

Gibran langsung mendongak melihat kearah Tari yang terlihat ketakutan,

“Kau bisa bekerja atau tidak hah, kau pikir dengan gaji mu yang kecil itu bisa mengganti vas bunga ini” sinis Gibran menatap dingin Tari.

“Ma..maaf pak, saya..saya tidak sengaja pak”

“Tidak sengaja kau bilang, kau dan temanmu itu sama saja tidak tahu dirinya. Dimana Naina sekarang..?” Gibran mendekatkan dirinya ke Tari. Tari sendiri langsung mundur ketakutan karena tatapan mengintimidasi dari Gibran.

“Nai..Naina pak? Saya, saya ti..tida”

“Ngomong yang jelas jangan seperti orang tak bisa bicara” marah Gibran yang tak sabaran, dia langsung mencengkram leher Tari.

“Katakan dimana temanmu itu hah, kalau kau tidak bilang dia dimana dirimu bakal habis di tanganku saat ini juga” ancam Gibran dengan wajah yang begitu menakutkan. Dia menghempaskan Tari begitu saja ke lantai.

“Saya..saya benar-benar tidak tahu, saya tidak tahu dimana Naina sekarang pak” Tari yang ketakutan menangis terisak didepan Gibran.

“Kau benar-benar tak tahu atau pura-pura saja hah” dengan langkah cepatnya Gibran mendekat pada OG nya tersebut.

“Benar pak, saya benar-benar tidak tahu dimana Naina sekarang” Tari masih saja terus menangis ketakutan karena apa yang dilakukan bosnya tersebut padanya. Ia tak mengira sang bos yang memang di anggap kejam oleh pegawai lainnya ternyata bisa begitu kejamnya seperti ini. Ngomong-ngomong soal Naina kemana sahabatnya itu dan kenapa bosnya mencari temannya tersebut, batin Tari.

Gibran langsung pergi meninggalkan Tari begitu saja sambil menelpon seseorang dengan marah-marah. Tari gemetaran sambil melihat kepergian sang bos.

“Cari keberadaan Naina di mana pun itu, aku tunggu kabarnya hari ini juga. sampai kalian tidak bisa menemukan perempuan itu lihat apa yang akan aku lakukan pada kalian” Gibran berjalan sambil mengancam seseorang melalui teleponnya.

...............................

Naina baru saja keluar dari salah satu bank, dia mengambil semua uang tabungannya yang lumayan banyak. Karena uang gajinya ia tabungkan dan juga dia selalu menyelipkan uang yang diberikan Gibran untuk berbelanja kebutuhan rumah.

“Aku bakal pakai uang ini buat pergi jauh dari sini akan aku gunakan juga untuk merubah identitasku. Aku bisa, aku pasti bisa melakukannya” Naina menitikan air mata harunya karena akhirnya dia bisa terbebas dari Gibran.

Naina langsung buru-buru pergi dari situ, ia mengendap pergi sambil sesekali melihat sekeliling tempat tersebut takut kalau ada orang-orang suruhan Gibran. Karena ia tahu betul Gibran pasti akan menyuruh orang untuk mencarinya, pria itu tak akan melepaskan dirinya karena menganggapnya melarikan diri setelah dia beri kemewahan.

Naina menyetop taksi yang lewat, dia langsung masuk kedalam taksi tersebut menyuruh sang supir taksi untuk mengantarkannya ke stasiun kereta api. Ia akan menggunakan kereta saja, kalau ia menggunakan angkutan umum lain seperti bus atau pesawat pasti Gibran akan bisa menemukan dirinya.

Naina memtuskan untuk pergi ke tanah kelahiran neneknya, di desa yang amat jauh dari kota. Desa yang sudah jarang dikunjungi oleh keluarganya sehingga dia bisa aman disana karena ada tanah tak terawat yang bisa ia manfaatkan untuk berkebun atau membangun rumah kecil dengan uang yang ia bawa saat ini.

“Semoga saja apa yang kurencanakan ini berjalan sesuai yang ku inginkan” gumam Naina berharap teramat sangat. Karena apa yang selama ini dia ingin jarang terwujud, tapi untuk kali ini semoga harapannya terwujud.

“Mbaknya nggak mau mampir kemana dulu gitu?” tanya sang sopir taksi dengan ragu dia terlihat tak enak saat ingin berbicara dengan penumpangnya tersebut.

“Nggak pak, cukup antar saya ke stasiun saja” ucap Naina.

“Mbak yakin mau ke stasiun saja tanpa membeli apapun buat mbaknya.” Lagi sang supir berusaha untuk memberanikan diri mengatakan itu karena itu juga demi kebaikan penumpangnya yang penampilannya tak baik-baik saja. hanya memakai celana panjang kaos pendek berwana coklat ditambah tak memakai alas kaki.

“Maaf pak, apa ada yang aneh dengan penampilan saya” lirih Naina sambil menatap sang sopir. Dia tak menatap penampilannya sendiri.

Supir itu mengerutkan dahinya, dia semakin bingung dan dalam kepalanya saat ini apakah penumpangnya itu perempuan waras atau tidak.

Sang sopir yang diam membuat Naina langsung melihat dirinya sendiri, betapa terkejutnya ia melihat penampilannya saat ini. dia cukup terkejut dengan dirinya sendiri saat ini.

“yaampun, kenapa aku nggak sadar penampilanku begini. dan aku sedari tadi tidak memakai alas kaki” kagetnya saat menyadari kondisinya saat ini. dia langsung terdiam mengingat saat di bank tadi pantas banyak orang yang memperhatikan dirinya dengan tatapan aneh.

Dia tadi pergi dari rumah Gibran dengan ketakutan dan kebingungan dalam dirinya sampai ia tak sadar kalau tidak memakai alas kaki. Padahal dia sudah keliling kemana-mana bahkan melihat orang tuanya di pasar tadi. Sangking takutnya ia ketangkap Gibran, membuatnya seperti orang tidak waras.

“Apa Mbak baik-baik saja,?” tanya sang sopir.

“Pak, bapak ada sandal bekas atau apa? boleh saya minta atau saya beli pak” ucap Naina lirih setelah sempat terdiam. Dia tak ingin membeli sandal atau apapun di provinsi yang sama dengan Gibran. Ia takut pria itu akan menemukannya,

“Sandal ya mbak, saya ada sandal mbak dibawah kursi yang mbak duduki ambil aja mbak nggak usah beli.itu bekas anak saya”

Naina langsung memeriksa dibawah kursi yang ia duduki, ia menemui sandal yang dimaksud oleh sang sopir.

“makasih ya pak, makasih” ucap Naina dengan penuh banyak syukur.

“Iya mbak sama-sama” ucap sopir tersebut

..........................................

Matahari sudah terbenam dan langit sudah mulai menggelap Naina baru sampai di stasiun karena jaraknya yang cukup jauh. Hampir tiga jam an dia menaiki taksi untuk ke stasiun untung sang sopir mau mengantarkannya.

Baru saja Naina turun dari taksi dan sang sopir sudah pergi setelah dibayar oleh Naina ponsel milik Naina yang kembali ia aktifkan langsung berbunyi. Dari tari yang menelponnya saat ini, dia langsung mengangkat panggilan dari temannya tersebut.

Betapa terkejutnya dia saat mendengar suara tangis sesenggukan membuatnya menjadi mencemaskan temannya itu.

“Tari ada apa, kau kenapa menangis?” Naina terlihat khawatir mendengar tangisan sang sahabat.

“Na...Naina kau dimana? Kau dimana sekarang Nai..”Tari belum juga selesai bicara langsung terdengar suara lain diseberang sana membuat bulu kudu Naina berdiri ketakutan tangannya gemetar mendengar suara mengerikan seorang Gibran.

“Kau sudah dengar suara temanmu kan, bagaimana masih mau kabur” nada ancaman yang terdengar santai diucapkan Gibran dari seberang sana.

“P..pak...pak Gibran..” Tangan Naina semakin gemetar matanya memerah takut mendengar suara itu. apa yang dilakukan pria kejam itu pada sahabatnya saat ini.

°°°

1
Rosaningrum
Luar biasa
Merica Bubuk
Yakin klo dah mati bakal ketemu di akhirat ?
Merica Bubuk
Dih, geuleuh 🤮🤮🤮
Merica Bubuk
Fufufafa 😡😡
安呢
Luar biasa
Borahe 🍉🧡
Erlan adik tirinya Gibran yah?
Borahe 🍉🧡
Nanda cewe apa Cowo thor? kok manggil Om nmnya kek nama cewek
Key Evllyn: temen cowok ku ada yg namanya Nanda kok, jd ga cuman buat cwe doang nama nanda
total 1 replies
Borahe 🍉🧡
makanya kalau mau dapat anak, sayangi juga Ibunya. bru tau rasakan kamu kehilangan keduanya
Borahe 🍉🧡
lah sdh tau egois. masih dipertahankan
Julia Juliawati
Luar biasa
Julia Juliawati
bagus khalif. biar nyesel. klo bisa bercerai aj biat tau rasa tu kutukupret gibran
Julia Juliawati
hamidun mgkn
Julia Juliawati
laki2 durjana km gibran
Firgi Septia
perempuan egois kentara perempuan yg TDK baik laki2 nya bodoh TDK bijak
Firgi Septia
dasar suami kejam TDK punya perasaan ajak nikah pacar padahal istri sdh ada 😡😡
gah ara
bangunin singa tidur anda paaakkkkk
Suriani Lahusi Lajahiti
Luar biasa
Datu Zahra
ini mark dokter macam apa sih..? emosian kalau urusan naina. Udah tau pasien hilang ingatan. Dokter gila
Datu Zahra
Kasihan Alisha, dia dulu juga enggak salah² amat. Tega bener semua jadi pada jahat sama dia dan anaknya
Datu Zahra
Mark dokter macam apa, inget sumpah dokter. Mengabaikan pasien cuma karena urusan pribadi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!