Transmigrasi Ke Dunia Novel Menjadi Antagonis
Beberapa saat berlalu Lucy mulai merasa bosan dengan kata-kata Shu yang selalu membicarakan novel baru dari penulis favoritnya, memutuskan untuk menutup mata dan tiba-tiba perkataan Shu mulai mengecil lalu menghilang.
Karena penasaran Lucy membuka mata dan mendapati dirinya berada di tempat yang berbeda.
Entah kenapa Lucy melihat sekeliling dengan penasaran dan menemukan dirinya berada di atas pohon, tiba-tiba ranting pohon tersebut patah yang mengakibatkan kepalanya terbentur.
"Tuan putri Louise... tolong buka matamu." Suara misterius yang menggema di telinga
"Louise... Siapa itu?" ucapnya sambil memegang kepala.
"Tentu saja namamu adalah Louise Romanov, apa kau tidak mengingat apa-apa? mungkin kau mengingat aku?" ucap orang misterius itu.
"Jadi namaku Louise, kalau begitu tempat apa ini?" Ia menatap sekeliling
"Ini adalah kerajaan Aldiora, dan kau sedang berada di bawah pohon. kami berniat membawamu ke kamar namun tampaknya kau telah sadar lebih dahulu." Jelas seorang pria paruh baya.
"Sepertinya kau telah mengalami amnesia atau hilang ingatan, tapi tenang itu tidak akan bertahan lama dan perlahan kau akan mendapatkan kembali ingatanmu." kata seorang yang lain.
"Karena Tuan Putri Louise sedang hilang ingatan, maka aku akan memperkenalkan diriku lagi. Namaku adalah Haruki Kobayashi, aku adalah pengawal pribadimu. jadi jika ada hal yang kau ingin tahu, aku dengan senang hati akan membantumu." ucapnya sambil membungkuk memberi hormat.
"Entah kenapa saat kalian mendengar bahwa aku kehilangan ingatan, kalian terlihat bahagia? Apa maksudnya kalian ingin aku tidak mengingat apapun, atau mungkin kalian lah yang menyebabkan aku kehilangan ingatan?" Louise menatap mereka dengan wajah datar.
"Tentu saja bukan begitu tuan putri, kami senang bukan karena kau hilang ingatan namun karena kau telah sadar dari pingsan." Jelas pria paruh baya itu.
Louise tidak menjawab apa-apa ia hanya berdiri dan mulai berjalan seperti sedang mencari sesuatu, yang tentu saja di temani oleh pengawalnya Haruki.
"Kenapa kau mengikutiku? Aku tidak perlu perlindungan oleh siapapun termasuk kau." Louise mempercepat langkah kakinya tanpa menghiraukan Haruki. "ketahuilah tempatmu pengawal."
"Maaf tuan putri, tapi tugasku adalah melindungimu. itu berarti aku harus pergi ke mana kau pergi." kata Haruki sambil terus mengikuti Louise.
"Katamu kau akan mengikuti aku ke mana saja, apa itu berarti saat aku tidur juga? Atau mungkin saat aku melakukan kegiatan pribadi?" Louise menatap Haruki sambil menunggu jawaban yang tepat. "peraturan bodoh macam apa itu?"
"Tentu saja aku akan tetap menjaga privasimu, karena tugasku hanya untuk melindungimu dari bahaya." Haruki tersenyum lembut menatap Louise.
Sambil memikirkan memikirkan cara agar ia bisa lepas dari pandangan Haruki, karena baginya Haruki itu sangat menyebalkan. tidak ada kesenangan yang bisa dilakukan jika Haruki terus berada di sisinya,
'Entah di dunia ini atau sebelumnya selalu saja ada orang gila—' seketika Louise menghentikan perkataannya karena ia bingung dengan apa yang telah ia katakan.
Sementara itu Louise tengah berfikir keras mungkin saat itu ia tengah bermimpi, ia pun melanjutkan perjalanannya dan tentu saja Haruki tetap saja masih mengikuti dirinya, ia lalu berbalik dan menatap dengan wajah marah.
"Apa kau tidak bosan setiap hari hanya mengikuti aku saja? Atau sebenarnya kau memang senang melihat wajahku yang luar biasa hebat ini?" Louise berpose ala mahou shojo.
"Harus aku akui bahwa tuan putri memang menawan tapi, aku tidak tertarik pada bocah." ucap Haruki.
"Apa maksud perkataanmu dengan bocah? Aku sudah dewasa, apa kau mengerti?" setelah mengatakan hal itu Louise merasa bangga. "siapa yang keren? Tentu saja aku dong, hahahaha."
"Apa ada tempat yang ingin tuan putri datangi?" tanya Haruki
"Sebenarnya aku juga tidak tahu ke mana aku akan pergi, teehee." Louise menepuk kepalanya.
"Tuan putri tidak apa-apa? Apakah sebenarnya ada kerusakan di bagian kepala?" Haruki menyentuh jidat dari putri Louise. "tapi—"
"Singkirkan tanganmu dariku, hmmph." dengan kasar Louise menepis tangan Haruki dari kepalanya. "kau mungkin lupa tapi aku adalah seorang putri, entah apa pula itu."
Saat mereka tengah berjalan tiba-tiba ada seseorang yang berjalan dan menabrak mereka, namun bukannya meminta maaf orang itu malah marah-marah tidak jelas.
"Hey, bocah perhatikan langkahmu. apa orang tuamu tidak pernah mengajari sopan santun? Segera minta maaf, kau harus hormat kepada orang yang lebih tua." teriak orang itu
"Hey, brengsek." dengan raut wajah marah Louise menatap orang itu. "aku harap kau segera meminta maaf kepada pengawalku atau aku akan membuatmu menyesali telah di lahirkan di dunia ini."
Namun entah kenapa Haruki menahan bahu dari Louise. "aku benar-benar tidak apa-apa, lebih baik kita minta maaf saja pada orang ini, karena akan menjadi buruk jika kita—"
"Hah? Kau mau meminta maaf kepadanya setelah ia menabrakmu? Otakmu terbuat dari apa sih?" Louise menghela nafas dengan cepat seraya menenangkan dirinya. "kebaikan juga ada batasnya loh, sesekali kau harus tegas."
"Ternyata kalian hanya bocah ya?" orang itu berteriak dengan suara keras.
"Jadi begitu ya? Aku bersumpah atas nama langit dan bumi tidak akan meminta maaf kepadamu." Louise mengangkat salah satu tangannya seraya ingin melancarkan salah satu sihirnya.
Meski tidak tahu apa yang tengah terjadi kepada dirinya Louise merasa bahwa ia bisa menggunakan sihir tingkat atas, 'Pure Flame' seketika tempat tersebut dikelilingi oleh api, melihat halnya membuat orang itu langsung pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.
"Tuan putri, apa baru saja menggunakan sihir tipe 'murni'?" Haruki tampak terkesima melihat api berwarna merah dan biru tersebut.
"Aku hebat kan? Ayo puji aku." dengan percaya diri Louise membusungkan dadanya. "siapa kalau bukan aku penyihir tingkat tinggi."
Setelah sadar bahwa orang itu telah pergi Louise menjentikkan jarinya seraya menghilangkan semua jenis sihir yang ia panggil sebelumnya, ia lalu mengulurkan tangan kepada Haruki.
"Ayo ikut aku ke jalan jalan sebentar." ucap Louise seraya tersenyum.
"Tapi bukankah—"
"Kalau tidak mau ikut yasudah, aku mau pergi sendiri saja." Louise berbalik dan melanjutkan perjalanannya.
"Tunggu, aku akan ikut denganmu." Haruki berlari dan berjalan di samping Louise.
Setelah beberapa saat mereka lalu berjalan tanpa arah dan tujuan tapi di tengah perjalanan Louise berhenti di depan sebuah cermin tua usang. Di sana ia merasa aneh ketika melihat seorang pemuda yang entah kenapa terlihat sangat familiar, namun saat ia melihat lebih lama cermin itu kembali seperti semula.
Tiba-tiba Louise mendengar suara aneh dalam kepala nya, antara menjadi baik seperti kepribadian yang dimiliki oleh Lucy sebagai jiwanya atau menjadi jahat seperti kepribadian asli yang dimiliki oleh tubuhnya Louise. Karena penasaran ia memutuskan untuk meminta cermin itu pada pemiliknya, namun setelah ia cari orang tersebut tidak kelihatan.
"Permisi, ada yang ingin aku tanyakan. bisakah kau memberikan cermin ini padaku, karena entah kenapa aku tertarik untuk mendapatkan cermin ini." Louise berteriak dan berharap ada yang mendengarnya.
Tidak ada tanda-tanda ada kehidupan dalam rumah tersebut, karena penasaran ia masuk ke dalam rumah orang itu. Dan ternyata ia sedang berjuang melawan kutukan atau racun yang mulai mengkonsumsi orang tersebut, Louise dilanda dilema antara menolong atau membiarkannya mati.
"Jika ia mati sekarang, maka aku tidak perlu membuang waktu hanya untuk meminta cermin ini dan itu berarti aku bisa mengambilnya." gumam Louise pada dirinya.
"Jadi apakah kita harus membantunya?" dengan sabar Haruki menunggu perkataan dari Louise.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Ni Ketut Patmiari
masih belum paham
2024-04-08
1
Angel Beats
langsung ke isekai kah
2024-03-05
1
IndraAsya
👣👣👣
2024-02-07
0