NovelToon NovelToon
Hamil Diluar Nikah

Hamil Diluar Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Keluarga / Romansa
Popularitas:443.7k
Nilai: 4.7
Nama Author: Butterfly93_

Nadia Nata hamil diluar nikah tanpa sepengetahuan kekasihnya. Mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun. Karena janji manis dan rayuan sang kekasih, mereka melakukan hubungan yang tidak sepantasnya hingga Nadia mengandung.

Aditya Bima Mahendra, seorang CEO salah satu perusahaan terkenal milik keluarganya. Dia sudah satu tahun menjalin hubungan dengan sekretarisnya bernama Nadia Nata.

Tetapi saat mantan kekasihnya Nindi muncul kembali, satu tahun pengorbanan Nadia seolah-olah tidak berarti bagi Aditya. Dia lebih memilih Nindi dan berencana menikahinya tanpa tahu jika Nadia sedang mengandung anaknya.

Merasa dibuang dan tidak dihargai lagi. Lagi pula hubungan Aditya dan Nadia tidak mendapat restu dari orang tua Aditya karena alasan asal usul Nadia yang tidak jelas, membuat Nadia akhirnya memilih menyerah dan pergi.

Bagaiman kisah mereka selanjutnya? Ikuti ceritanya hanya eksklusif di NOVELTOON saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3. Orang Asing

Nadia langsung mengalihkan pandangannya dan menunduk. Dia memejamkan matanya dengan erat dengan dada yang bergemuruh.

Aditya tidak menyangka Nindi akan menc*umnya dan buru-buru menjauhkan wajahnya. dia merasa tidak nyaman terlebih ada Nadia di sana.

"Kenapa, sayang? Kamu tidak suka aku menc*ummu?" tanya Nindi dengan wajah sendunya.

Aditya dengan tegas menggelengkan kepalanya. Dia mengusap rahang Nindi sambil berbisik. "Tidak enak dilihat orang."

Nindi lantas tertawa. Dia tidak menyangka Nadia masih di sana.

"Maafkan saya. Permisi."

Nadia buru-buru berbalik dan tanpa sengaja Aditya melihat Nadia meneteskan air mata.

Setelah Nadia pergi, Nindi menutup pintu ruangan dan kembali memeluk Aditya. "Sudah tidak ada siapa-siapa lagi. Bisa kan kita melanjutkannya?" tanya Nindi dengan nada genitnya.

Aditya tidak menjawab. Dia tertegun dan detik berikutnya Nindi kembali menyatukan bibir mereka. Dia sangat agresif dan mau tidak mau Aditya membalasnya.

Waktu sudah menunjukkan jam satu siang. Nadia pergi ke kantin setelah pekerjaannya selesai. Bukan karena lapar, tapi Nadia tidak mau janinnya tidak mendapatkan jatah makan siang.

"Nadia, tunggu!"

Rosa setengah berlari mengejar Nadia yang hendak masuk ke dalam lift. Nadia menghentikan langkah kakinya, dia menunggu Rosa.

"Aku tadi mencari mu. Aku pikir kamu masih di ruangan Pak Aditya" kata Rosa napas tersengal-senggal karena kelelahan berlari.

"Aku tadi langsung pergi ke ruangan HRD. Ada yang aku urus tadi" ujar Nadia.

"HRD...? Jangan bilang kamu mau berhenti bekerja?" Nadia langsung mengangguk membuat Rosa membelalakkan matanya tidak percaya.

"Jangan membohongiku, Nadia!" kata Rosa menuntut jawaban dan merasa tidak rela.

Nadia adalah satu-satunya orang yang bisa diandalkan oleh Aditya. Bukan hanya CEO muda itu, tapi juga Rosan dan rekan-rekan yang lain.

"Nadia..." Rosa memeluknya. Sungguh dia tidak rela kalau Nadia resign.

"Tidak sekarang, Rosa. Tapi memang benar aku ada rencana mau resign. Aku mohon jangan ceritakan kepada siapa pun."

"Kenapa? Apa kamu akan menikah? Atau ada pekerjaan lain yang lebih baik? Kalau yang terakhir aku merasa tidak mungkin karena gaji mu di atas rata-rata."

Linux Star Corp adalah perusahaan multinasional terbesar yang ada di kota Parim. Gaji karyawan mereka lebih besar tiga kali lipat dibandingkan dengan perusahaan lain sejenis, sehingga gaji Nadia sebagai sekretaris sama dengan gaji direktur di perusahaan lain.

Nadia tidak menjawab. Seandainya saja dia tidak hamil, mungkin Nadia akan bertahan setidaknya sampai dia bisa mengumpulkan uang agar bisa keluar dari kota Parim. Tapi waktunya tidak banyak lagi.

"Aku hanya ingin mencoba peruntungan baru saja di tempat lain" jawab Nadia setelah sekian lama dia berpikir.

"Nadia, peruntungan seperti apa yang kamu maksud? Di sini kamu sangat dibutuhkan dan kehidupan kita juga jauh lebih baik di kota ini dibandingkan kota lain."

Pintu lift terbuka.

"Ada atau tidak ada aku, perusahaan ini akan tetap berkembang dengan pesat" kata Nadia sambil tersenyum dan mengusap sisi kepala Rosa sebelum keluar dari dalam lift.

Keduanya memasuki kantin yang berada di lantai lima. Sudah banyak karyawan lainnya yang lebih dulu datang untuk makan siang. Selain gaji yang besar, bekerja di Linus Star Corp sangatlah menyenangkan. Ada kantin mewah layaknya resto, bahkan ada cafe juga di sana.

Aditya sudah mengatur semuanya sedemikian rupa. Dia ingin para karyawannya tidak merasa bosan dan berharap mereka selalu merasa senang ketika akan datang ke perusahaan bekerja. Karena dia mengharapkan karyawan yang produktif.

Saat Nadia dan rosa sedang fokus menyantap makan siang mereka, pintu masuk kantin tersebut terbuka lebar. Aditya datang bersama dengan Nindi. Dan tidak lupa juga Rama yang mengawal mereka di belakang keduanya.

Aditya sempat bersitatap dengan Nadia sebelum dia menundukkan kepalanya. Melihat keduanya datang, tiba-tiba makanan yang di makan Nadia terasa hambar di lidahnya.

Aditya dan Nindi duduk, sementara Nadia langsung berdiri. Dia bergegas keluar dari kantin tersebut dengan alasan perutnya sakit. Dia tidak bisa berlama-lama di sana. Hatinya sangat perih tak terkira melihat bagaimana Nindi dengan manjanya bergelayut di sisi Aditya.

Melihat Nadia keluar dengan tergesa-gesa, Aditya hanya bisa menatapnya tanpa bisa berbuat apa-apa. Dia tahu Nadia pasti tidak nyaman melihat dirinya yang sedang bersama dengan Nindi. Semuanya sudah terjadi dan Aditya sudah membuat keputusan.

"Silahkan dimakan pak, nona" kata pelayan kantin tersebut yang membawakan makanan mereka.

Kemudian pelayan kantin tersebut menunduk hormat setelah selesai menyusun beraneka makanan yang keduanya pesan di atas meja. Nindi tidak menggubrisnya.

Dia mengambil sendok makan dan mencicipi makanan yang sudah terhidang di depan matanya. Baru saja seujung sendok masuk, wajahnya berubah masam.

"Buruk sekali...!" ucapnya sambil meludah ke samping.

Aditya mengerutkan keningnya melihat respon calon istrinya itu. Setahunya makanan di sini semuanya enak. Dia dan Nadia yang merekomendasikan menu-menu untuk kantin perusahaan saat itu. Bahkan mereka melakukan riset untuk mengetahui gaya dan versi makan dan minuman seperti apa yang cocok untuk orang-oran kantoran.

Tanpa berkata apa pun, Aditya langsung mengambil sendok nya dan ikut mencicipi juga. "Enak, kok. Kamu tidak menyukainya?" tanya Aditya kepada Nindi yang sedang melihatnya.

"Pilihan yang buruk. Aku tidak suka" jawab Nindi dengan gaya songong nya.

Aditya menghela napas panjang. Selera Nindi memang di atas rata-rata dan dia tahu persisi itu. Mungkin dia sudah salah mengajak kekasih hatinya itu makan di kantin perusahaannya. Harusnya dia membawanya makan ke tempat-tempat mewah seperti restoran bintang lima yang biasa Nindi datangi.

"Apa kamu mau makan yang lain?" tawar Aditya. Kali saja wanita itu mau memesan makanan yang lain.

"Aku tidak mau makan di sini. Bagaimana kalau kita pergi makan ke restoran favorit kita saja? Aku sudah lama tidak pergi ke sana" ajak Nindi dengan wajah memelas.

Aditya menoleh ke arah Rama dan asistennya itu menggelengkan kepalanya tanda tidka setuju. Bukannya Ram tidak mau pergi mengantar mereka. Tapi, ada rapat yang akan mereka hadiri setelah makan siang selesai. Dan rapat itu sangat penting.

"Maaf sayang, aku ada meeting habis makan siang ini. Bagaimana kalau Rama saja yang mengantarmu?"

Wajah Nindi langsung cemberut. Mana bisa dirinya pergi makan siang bersama laki-laki lain yang notabenenya asisten Aditya. Bisa-bisa harga dirinya akan jatuh kalau orang mengiranya ada hubungan khusus dengan seorang asisten biasa.

"Dengan kamu atau Nadia saja, bagaimana?" Nindi memberi pilihan. Dia tidak akan pergi dengan pria yang tidak selevel dengannya. Kalau dengan Nadia, dia berpikir orang-orang bisa membedakan siapa yang majikan dan pembantu.

Aditya tidak langsung menjawab. Dia masih berpikir sejenak. "Bagiamana dengan Rosa saja?" tanya Aditya yang memberikan pilihan juga.

"Ada apa dengan sekretaris mu itu? Apakah dia sibuk?"

"Dia akan menemaniku rapat nanti." Nindi mendengus pelan. Kemudian dia langsung berdiri yang disusul Aditya dan Rama dari belakang. Mereka bertiga batal makan makanan yang sudah mereka pesan tadi karena Nindi langsung pergi begitu saja.

"Aku pergi sendiri saja. Tapi, lain kali kamu harus menemaniku makan siang" kata Nindi berbalik memberikan pelukan kepada Aditya.

Lalu Nindi kemudian berbisik, "Nanti datang ke apartemen ya sayang?"

Aditya tidak menjawab. Dia hanya mengusap pucuk kepala Nindi dan meminta Rama mengantarkan kekasihnya itu ke mobil.

Saat kembali dari kantin, Aditya langsung pergi menuju meja kerja Nadia.

"Ikut aku rapat."

Suara bariton Aditya membuat Nadia kaget. Tidak sengaja berkas yang berada di tangannya berhamburan ke lantai. Buru-buru Nadia memungutinya, lalu merapikannya kembali ke atas meja.

"Rapat...? Bukannya Pak Rama..."

"Aku tidak suka penolakan, Nadia!"

"Maaf" jawab Nadia tidak mau memperpanjang lagi.

Nadia menunduk tidak berani menatap Aditya. Dia meremas ujung pakaiannya. Dan entah kenapa hawa ruangan itu terasa mendadak dingin seperti kutub selatan.

Aditya pergi dari hadapan Nadia. Melihat tersebut, Nadia pun langsung meraih tasnya. Tidak lupa juga dia membawa salinan berkas yang akan mereka bahas dengan klien nanti. Kemudian Nadia segera menyusul Aditya yang sudah berjalan menuju lift. Mereka rapat di luar kantor karena klien mereka membuat janji temu di luar.

Pintu lift tertutup. Nadia merapatkan tubuhnya ke dinding menjauh dari Aditya. Dia jadi merasa gugup dan tidak tahu alasannya kenapa dia menjadi begitu. Padahal dulu dia sering sekali berduaan dengan pria itu. Bahkan mereka berdua sering tinggal bersama di apartemen yang diberikan Aditya kepadanya.

Tapi sekarang hubungan mereka sudah jauh sangat berbeda. Seperti orang asing uang dipisahkan oleh tembok tebal yang kokoh.

"Kenapa kamu buru-buru pergi dari kanti tadi? Padahal aku lihat makanan mu juga belum habis. Apa kamu tidak bisa bersikap biasa saja?"

Seketika hati Nadia mencelos. Bagaimana bisa Aditya berkata seperti itu dengan mudahnya. Apakah dia tidak bisa sedikit pun memahami perasaan Nadia?"

"Kemungkinan besar Nindi akan lebih sering datang ke kantor. Dan aku minta kamu harus menemaninya mengurus keperluan pernikahan kami."

Deg...

Bagai dihantam ribuan ton besi, sakit dan sesak terasa di dada Nadia. Dia hanyalah wanita biasa yang punya hati dan batasan kesabaran. Tapi menyadari dirinya yang hanya seorang bawahan dan juga memerlukan uang, Nadia hanya bisa menurut.

"Hanya sampai uangmu terkumpul saja, Nadia. Sabar..." batinnya.

"Baik, pak" jawab Nadia tanpa banyak drama perdebatan.

Aditya menoleh ke arah Nadia yang menjawabnya seolah-olah tak ada beban. Sempat terlintas di benak Aditya kalau mantan kekasihnya itu untuk memohon supaya dia kembali kepadanya. Mungkin saja dia akan memikirkannya kembali lagi. Jauh di lubuk hatinya, bohong kalau Aditya semudah itu melupakan Nadia. Namun, egonya terlalu jauh lebih besar dari pada akal sehatnya.

"Kau sepertinya senang sekali berpisah denganku! Apa kamu hendak juga akan kembali kepada mantan kekasihmu yang dulu itu?" ujar Aditya dengan nada sinis.

Nadia mendengus kesal. Ingin sekali dia menampar mulut laki-laki itu, namun sekali lagi dia harus bersabar. Dia masih butuh uang dengan cara kerja di perusahaan pria itu.

"Saya tidak ada niatan untuk menjalin hubungan dengan pria mana pun dalam waktu dekat ini, pak" jawab Nadia dengan memalingkan wajahnya dari Aditya.

"Bagus" balas Aditya singkat.

1
Rossmawar
lanjut
Cahaya
bukannya paragraf sebelumnya sudah mengeluarkan semua kartu Thor?
Cahaya
lah bukannya dia suruh bunuh anaknya yang belum lahir jika hamil.
bahkan sebelum tau hamil Thor?
Cahaya
bukannya mau empat tahun Thor?
Queeny Geulitz Syahputri
up
Lee Mba Young
kasian nadia, dulu di buang sekarang ngotot mau di pungut lagi tanpa mikirin perasaan nadia yg hamil dan berjuang sendiri. bgitulah laki laki gk mikir mau menang sendiri.
semoga nadia dpt jodoh yg baik gk kayak aditya itu. buang dan pungut orang seenaknya.
Rizal Zal
Kecewa
Rizal Zal
Buruk
Jannah Mumtaz
Luar biasa
Rossmawar
lanjut dong
Noona Han
Peran bapaknya aditya gak ada apa, sampai istrinya keg lepas kendali gak ada yg mantau, udah kya binatang liar yg dilepas dari kandang, gak sadar²😂🙏
Hesti Bonitinho
alur ceritanya sama bngt SMA novel sebelah..
Ifan Richaniyah
q kok sedih y liat aditya , emak ny aditya egois bgt , pen tak hiiiiiiihhhh
RATNA
maaf Thor masih menyimak alur cerita nya,🙏🙏🙏
RATNA
Lumayan
RATNA
Kecewa
Rohmi Yatun
iihh dikit amat.. double up dong Thor 🙏👍
Endah Nigel Moms Nigel
kenapa di waktu seru" nya malah kepotong muluu thour🥺🙏
Widi Widurai
halah mbelgedhes. ga kangen nindii?? kan jg pernah sempet tinggal bareng
Rossmawar
lanjut dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!