Ling Zhi seorang Ratu kerajaan besar, tiba-tiba terbangun di tubuh seorang wanita yang terbaring di sebuah ruangan bersalin. Dirinya berpindah ke masa depan, sebagai seorang ibu dan istri yang tidak diinginkan bernama Shera.
"Aku tidak pernah menunduk pada siapapun!"
Ikuti perjalanan nya menjadi seorang Ibu dan wanita hebat di masa depan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendengar
Viola justru mendengar perdebatan suami dan putranya, sedangkan sosok menantu yang diharapkan untuk membuat ulah justru diam dengan duduk manis.
"Pa, kenapa bicara begitu pada Abra?" Viola tentu membela putranya, yang tampak diserang oleh papanya.
"Apa yang salah dari bicara ku? Semuanya juga tau. Aku berkata benar. Kau dan Abra bersikap tidak tau menahu tentang cucuku dan Shera."
"Kita juga tau apa yang terjadi papa. Bahkan surat perjanjian juga telah menjelaskan apa yang terjadi. Bukan begitu Shera?" Viola tidak tenang melihat ketenangan Shera ketika suasana tengah memanas saat ini.
"Aku tidak menampik hal itu, lagipula aku tidak menganggu Abra mengenai apapun. Kenapa Mama bersikap seolah-olah aku yang memiliki kesalahan?" Tutur Shera dengan tegas.
"Kau menganggu Abra, kau mengadukan dirinya pada papanya. Dan ini hasilnya!" Viola terlihat semakin memanas dengan jawaban Shera yang tidak sesuai ekspektasi nya.
"Aku tidak mengatakan apapun pada orang yang tau lebih baik. Dan juga memiliki panca indra yang sangat baik juga, serta pemikiran yang bagus untuk melihat sesuatu."
"Kalau benar, kenapa kau tidak pergi sesuai perjanjian nya?"
"Viola!" Teriak Joseph.
"Itu benar dan seharusnya terjadi! Dia tidak berhak lagi disini!"
"Aku yang memutuskan disini! Kalau Abra tetap ingin menceraikan Shera, terserah! Tapi Shera tetep disini sebagai putriku dan ibu dari cucuku! Dan tidak ada sangkut pautnya dengan Abra!" Shera yang tidak tau jelas perjanjian itu, tampaknya sedikit paham akan isinya.
'Perjanjian pernikahan setelah mendapatkan kesepakatan.'
"Ayo Shera, masuk ke kamar Leo. Kau ingin lihat kan?" Shera mengangguk saja dan mengikuti mertuanya.
Abra yang masih mematung, menggerakkan wajahnya dan sepasang matanya melihat Shera. Tampaknya Shera sadar akan itu, dan menatap balik. Tapi hanya sebentar, setelahnya dia memalingkan kembali wajahnya.
Menaiki beberapa anak tangga, Shera disapa oleh sebuah ingatan. Shera yang dulu terus bergelantungan dengan manja pada Abra, seperti sebuah perekat saja. Meksipun selalu ada penolakan dari Abra.
"Menjauh dariku Shera! Apa kau tidak lihat aku baru saja pulang?"
"Aku hanya ingin dibelikan udang panggang, kau kan lewat restorannya."
"Aku lelah! Berhentilah bersiap memuakkan! Apa kau tidak bisa pergi sendiri? Belum hamil saja kau sangat memuakkan!" Abra masuk sambil membanting pintu dengan keras membuat Shera terkejut bukan main.
"Aku tidak tau harus bilang apa, menyedihkan atau tidak." Ucap Shera dengan pelan menuju arah kanan.
"Kau mengatakan sesuatu Shera?"
"Aku bilang, Leo akan senang melihat kamarnya." Joseph mengangguk setuju mendengar ucapan menantunya.
"Nah, kita sudah sampai." Joseph membuka pintu kamar dengan nuansa biru yang indah. Mata Shera merasa puas melihat nya.
"Selamat datang tuan kecil." Terlihat sesosok pria dari dalam menyambut mereka.
"Selamat datang nona Shera." Sapanya dengan senyum ramah.
"Ini semua desain Al. Dia yang menghiasnya. Kau suka?"
"Suka, ini sangat indah." Ucap Shera sambil melangkah masuk.
"Lihat, Leo jadi bangun."
"Cucu kakek menyukainya ternyata." Shera meletakkan Leo di keranjang yang telah tersedia dan dari bahan terbaik.
"Ini kamarmu sayang." Ucap Shera ditelinga putranya dengan lembut.
"Shera, kau bisa istirahat disini. Papa sudah sediakan, melihat kau dan Abra...."
"Aku mengerti, papa....."
"Iya?" Ujar Josep sang penasaran arah pembicaraan menantunya.
"Aku tidak keberatan jika harus berpisah dengan Abra." Ucap Shera tanpa mengalihkan pandangannya dari putranya.
Joseph tentu terkejut dengan ucapan itu, dan dibalik pintu sepasang telinga mendengar nya.
Bersambung....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.
ternyata tuan josept tau abra pergi dg kekasihnya