NovelToon NovelToon
Jalanan Sang Ratu

Jalanan Sang Ratu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Balas Dendam / Gangster
Popularitas:961
Nilai: 5
Nama Author: Khara-Chikara

Dia seorang wanita yang begitu dihormati dalam jalanan bebas harga diri. Dia bisa menjadi wanita yang begitu unik dengan tertawa gila nya. Ia juga Menjalankan tugas dengan berat.

Ini kisah dari Chandrea. Wanita licik dari tempat yang jauh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 27

Sementara itu, Chandrea tampak berjalan dengan pakaian pelayannya sambil membawa pesanan di atas nampan. Sepertinya dia sedang bertugas di kafe pada shift malam, bekerja sangat keras dengan senyuman kecil yang khas. Jika ada pelanggan yang menggodanya, dia juga akan melakukan apa yang biasa dilakukan pelayan iblis.

Di balik meja kasir, Harsa menatapnya dari jauh, mengamati setiap gerak-geriknya.

"Awas saja jika dia membuat kekacauan lagi..."

"Manajer..." Tiba-tiba, Chandrea muncul di sampingnya ketika Harsa menoleh sejenak. Namun, ia langsung terkejut begitu melihat Chandrea. "Akh!!! Chandrea!!" teriaknya dengan tatapan kesal.

"Ehehehemmm... Manajer, aku ingin bercerita sesuatu..." ucapnya sambil menatap, keduanya berada di tengah-tengah kesibukan kafe, meskipun semua pelanggan telah dilayani dengan baik karena Chandrea. Kini, Chandrea tampak ingin bercerita dengan wajah gilanya itu.

"Apa?" tanya Harsa dengan tatapan bosan.

"Selain Jangmi, aku memiliki teman lagi. Dia adalah teman yang hebat, wanita yang cantik juga..."

"Jangan bilang dia sama gilanya dengan kamu? Terakhir kali aku melihat teman mu itu yang kau sebut Jangmi, dia bahkan memiliki aura gila sama sepertimu, kalian sama sama lepas kendali..."

"Tidak, dia tidak gila kok, ehehehemmm... Dia bernama Alexa, dan dia adalah seorang montir yang hebat. Aku belajar banyak tentang mobil dengannya... Meskipun aku tidak bisa paham dengan apa yang dia ajarkan, tapi Jangmi paham dengan apa yang dia ajarkan, karena itulah Jangmi sangat fokus pada otomotif dan kemampuan nya yang hebat, ehehehemmm..."

"Oh, jadi kau hanya ingin bercerita soal hal yang tidak perlu aku tahu? Apa hubungannya denganku?"

"Yah, aku hanya rindu padanya... Dia adalah wanita cantik, loh..." Chandrea menatap.

Namun, Harsa masih memasang wajah bosan. "Sejak aku melihat wanita cantik yang memiliki sikap seperti kamu, Chandrea, aku mulai tidak tertarik dengan wanita cantik..." ujarnya.

"Ehehem... oh ayolah, manajer, hm... dia pasti juga menyukaimu..." goda Chandrea.

Namun, ada yang memanggil, "Pelayan!"

"Ah, halo, Tuan! Ehehehemmm!!" seru Chandrea dengan semangat, lalu langsung menuju ke tempat pemanggilnya, membuat Harsa menghela napas panjang. "Akhirnya, dia pergi, dariku..."

Namun, detik berikutnya Harsa terkejut mendengar teriakan Chandrea. "Jangan menyentuhku!!" Seketika, terdengar suara pukulan di sana.

"Oh tidak!! Chandrea, berhenti mengacau!!" ucapnya dengan panik, tampak jelas bahwa Chandrea mengacaukan tempat itu karena ia dilecehkan, padahal dia sudah berjanji untuk tidak mengacaukan tempat itu.

--

Setelah itu, Jangmi keluar dari mobil dengan Black dan White yang juga keluar dengan pusing.

"Baiklah, aku sudah boleh pulang kan?" Jangmi menatap mereka.

"Yeah, pergilah sejauh mungkin dan jangan kembali…" si Black menatap kesal dan dingin.

"Tentu, eh tunggu, aku dari tadi bertanya-tanya, apakah selama Chandrea bersama kalian, kalian hanya membuatnya menjadi pion penggoda konglomerat dan kalian bisa mengambil uang maupun bisnis orang yang telah terpancing oleh umpan kalian, yakni Chandrea sendiri?" Jangmi menatap.

Lalu si Black tersenyum kecil sambil menyilang tangan. "Jangan salahkan kami kalau dulu dia bekerja sebagai Wanita yang sangat hebat, dia bersedia menjadi wanita penggoda untuk bersenang senang dan hasilnya kami juga untung mendapatkan uang, meskipun Chandrea tampak sangat sederhana, tapi kami berusaha baik dengan memberikan nya uang, sekarang mungkin sudah ada 8 digit," tatapnya.

Seketika Jangmi terkejut tak percaya. "Waw… hei, lain kali ceritakan padaku soal bagaimana dia menggoda ya, aku ingin belajar darinya, karena aku ingin menjadi seperti Chandrea!!" Jangmi mengatakan itu dengan semangat sambil berjalan pergi.

Tapi hal itu membuat si White dan Black terdiam dan saling menatap. "Apakah maksudnya, dia ingin gila seperti Chandrea?"

"Sepertinya tidak, karena dia sudah gila…"

Sementara itu, Chandrea baru saja sampai di apartemen nya dari aktivitasnya, tapi ketika akan menaiki tangga, entah kenapa tangga itu di tutup dengan tongkat kayu membuat Chandrea terdiam melihat untuk mengintip apa yang terjadi, itu pasti tetangga yang kurang kerjaan membuatnya menghela napas panjang kemudian memutar untuk naik ke lift di sana.

Ketika sudah sampai di dekat lift, dia lalu menekan lantai 8 dan tepat ketika lift berhenti di lantai 5, ada seorang pria masuk dan langsung berdiri di belakang nya.

Awalnya Chandrea hanya diam dan menganggap dia orang asing yang di lift sama.

Tapi tak lama kemudian, wajah-wajah mesum dari pria itu datang, dia menatap tubuh dari Chandrea. "Wah wah.... Wanita seksi dan cantik, tubuh yang bagus meskipun aku sempat terkejut dengan baju yang di pakai nya itu.... Tapi tetap saja, dari belakang masih kelihatan seksi," dia berpikir aneh dan langsung dengan perlahan memegang bagian belakang Cahndrea membuat Chandrea berwajah terkejut dan langsung menoleh.

Tapi pria itu menarik tangan nya layaknya dia juga terkejut pada apa yang dia lakukan sendiri.

Lalu Chandrea tersenyum. "Ehehehemm…" tatapnya membuat pria itu menelan ludah.

"Apa dia juga tertarik dengan ku? Mau minta nomorku?" dia malah semakin menggoda Chandrea.

Tapi siapa sangka, Chandrea menampar pria itu membuat pria itu terkejut memegang pipinya, tak hanya itu, Chandrea juga menendang selangkangan pria itu membuat nya kesakitan.

"Ugh!!"

Tak sampai sana, Chandrea menginjak injak pria itu yang ada di bawah.

"Akh!! akh!!" dia mencoba berteriak kesakitan.

Lalu Chandrea mengeluarkan pengikat rambut dan mengikat rambutnya di antara pria itu yang kesakitan di bawah. Tapi lift terbuka dan ada seorang lelaki akan masuk, tapi ia berhenti dan terkejut ketika melihat pria itu di bawah. Lalu Chandrea langsung menatap ke arahnya.

"Ehehemmmm.... Lain kali naik lift yah..." tatapnya membuat lelaki itu terdiam.

Lalu pintu Lift tertutup. "Hei ehehemmm.... Kamu akan mati di neraka," tatapnya.

"Akhh!!!" hanya terdengar teriakan pria tadi yang kesakitan.

--

Setelah itu, Jangmi pulang. "Aku pulang," ia masuk dan terdiam bingung ketika melihat di sana sudah ada sepatu Chandrea menandakan dia memang sudah ada di dalam, kemudian masuk dan kebetulan melihat Chandrea yang menonton televisi.

"Selamat datang, apa yang dikatakan dua pria itu?" tatap Chandrea.

"Hm, maksudmu si Black dan si White itu? Aku sudah menangani dan juga membantu mereka, juga mereka bilang bahwa aku harus memberitahu mu soal bahaya orang suruhan dari pihak sekutu, apakah itu benar?"

"Yeah, mereka selalu melakukan itu, tapi jangan khawatir, untuk sementara kita tak akan mendapatkan penyerangan,"

"Hm? Kenapa kamu bilang begitu?"

"Em, yeah, karena aku tak mau kamu takut ehehehemmm,"

"Hei Chandrea, aku sudah menjadi sepertimu, aku tidak akan takut apapun, kamu dengar itu,"

"Awh, baiklah, aku sukaaa itu… Ehehehemm,"

Mereka sama-sama tertawa, namun tiba-tiba Jangmi berhenti tersenyum dan menatap Chandrea dengan pandangan penuh arti.

"Kamu tahu, Chandrea... Aku ingin mendengar masa lalumu," ujar Jangmi dengan nada lembut namun tegas.

Chandrea mengernyit sejenak sambil menatap mata Jangmi, "Masa lalu? Maksudmu kenangan bersama si Black dan si White?"

"Ya, tepat itu. Aku ingin mendengar bagian yang indah, yang membuatmu tersenyum walaupun waktu telah berlalu," jawab Jangmi, matanya memancarkan kehangatan dan harapan.

Chandrea menghela napas, seolah menyimpan ribuan cerita di balik tatapannya. "Hem... Baiklah, aku akan mengatakannya lain kali. Tapi, ngomong-ngomong, kamu masih ingat Alexa?" tanyanya dengan nada yang bercampur antara nostalgia dan keingintahuan.

Jangmi tersenyum mengenang, "Alexa? Bukankah aku pernah bercerita padamu? Aku bertemu dengannya di tempat yang tidak aku kenal ketika motorku mogok, dan dia dengan sabar menunggu di pinggir jalan. Dia membantuku dan kami mengobrol hingga topik pembicaraan kami bergeser ke tentang Chandrea. Dari situ, aku tahu bahwa dia kenalanmu. Aku juga tak menyangka kamu memiliki teman seperti itu."

Chandrea yang selama ini mendengarkan, tertawa kecil, "Ahaha, ya begitulah. Aku rindu padanya..." ucapnya dengan penuh kehangatan.

Chandrea tersenyum tipis mendengar candaan itu. Jangmi kemudian menambahkan, "Kalian tahu, setiap pertemuan seperti ini mengingatkan aku betapa berharganya kisah-kisah kecil dalam hidup. Kadang, kita hanya perlu membuka hati untuk mendengarkan cerita satu sama lain."

Chandrea menatap Jangmi dengan mata yang berbinar, "Aku setuju. Cerita-cerita itu membuat kita merasa hidup, menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Aku ingin sekali mendengar lebih banyak lagi, tapi rasanya belum waktunya untuk semuanya terungkap."

Jangmi mengangguk, "Benar, setiap cerita punya waktunya sendiri. Mungkin suatu hari nanti, ketika suasana hati sedang tepat, kita bisa berbagi lebih banyak tawa dan kenangan."

Jangmi tersenyum lembut sambil berkata, "Aw, Chandrea, lain kali jika kita punya banyak waktu, kita akan mencarinya bersama-sama." Ucapnya penuh harapan, seolah ingin mengabadikan momen kebersamaan itu.

Semua terdiam sejenak, menikmati kehangatan persahabatan yang terpancar di antara mereka, tanpa perlu mengungkapkan seluruh rahasia malam itu.

Semntara itu di sisi lain yang sangat begitu jauh sekali. "Mungkin aku hanya harus menunggu," gumam seorang wanita ahli mekanik jalanan yang tengah duduk menanti mobil mogok di tengah jalan. Cuaca sore sedikit mendung, dan dia sendiri mengenakan celana pendek Levi's Jeans, kaus putih yang ditutupi kemeja hijau kotak-kotak.

Wanita itu bernama Alexa. Sambil menunggu pelanggan, ia meminum soda kaleng di tangannya dan beberapa kali menatap ke arah langit.

"Sampai kapan aku harus begini...?" pikirnya.

Sepertinya dia adalah wanita yang selalu di bicarakan Chandrea tadi. Memang benar wanita itu sangat cantik dan dia terlihat begitu terampil dengan menunggu di pinggir jalan layaknya dia menjual tubuhnya tapi melihat ada peralatan simple di pinggang nya, dia jelas terlihat seperti seorang montir yang sangat handal.

Lalu mengingat sesuatu sambil menatap langit kembali. "Aku sudah lama tidak menikmati hal yang indah, kehidupan ku hanya di isi oleh kemiskinan pekerjaan dan aku butuh pekerjaan untuk makan dan minum minuman alkohol..." Hingga di kepalanya terlintas Chandrea.

"Benar, wanita itu... Dia lah yang membuatku merasakan surga dan neraka secara bersamaan, jika aku ada waktu, aku ingin mencarinya..." pikirnya lagi.

Lalu ia berdiri dari duduknya. "Sebaiknya tidak banyak berpikir dan cari pekerjaan di sini..."

1
Tara
smoga sampai tamat ya kak🤔👍
Khara-Chikara: makasih ya kak 😇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!