Pernah dengar orang bilang tidak ada yang namanya pertemanan antara laki laki dan perempuan. Percaya nggak sihh? Bingung juga yaa. Banyak yang bilang kalau laki laki dan perempuan berteman tuhh, pasti salah satu dari mereka memendam rasa suka. Bener nggak sih?
Salma dan Nathan bakal jawab itu semua. Ikuti terus ceritanya yaa😉.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenni Dea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
Selesai acara makan, Heni dan Abimana kembali mengajak tamunya itu untuk mengobrol di ruang tamu. Mereka pun terlihat tertawa mengingat masa masa remaja mereka. Namun tidak dengan 3 remaja yang sedari diam tanpa suara.
"Sal, ajak Kenzie ke taman belakang aja kalau kalian nggak nyambung sama obrolan kita"ucap Heni yang melihat para remaja itu hanya diam.
"Ehh, iya ma"jawab Salma dan segera mengajak Kenzie juga Nathan ke taman belakang.
Salma berjalan beriringan dengan Nathan. Sedangkan Kenzie berjalan mengikuti keduanya.
Sampai di taman Salma duduk di saung yang tersedia di sana. Begitu pula dengan Nathan. Nathan terlihat duduk diam mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.
"Duduk Ken"ucap Salma saat melihat Kenzie hanya berdiri.
Kenzie pun tersenyum kecil dan mendudukkan dirinya bersama Salma dan Nathan. Kini ketiganya di hadapkan dengan situasi yang canggung. Bahkan mereka bertiga terlihat hanya saling diam.
"Ekhemm"dehem Kenzie.
"Kenapa Ken? haus ya? biar gue ambilin minum"sahut Salma segera berlalu ke dalam.
"Ternyata kalian berdua cuma saudara"ucap Kenzie saat melihat Salma sudah masuk.
"Bukan urusan loe"sahut Nathan ketus.
"Cihh, sepertinya gue harus baik baikin loe deh biar dapet restu buat pacaran sama Salma"ujar Kenzie.
"Jangan harap loe bisa pacaran sama Salma"tegas Nathan. Bahkan mata Nathan terlihat begitu tajam menatap Kenzie.
Tak selang lama, Salma sudah kembali dengan nampan berisi minuman dan beberapa cemilan.
"Minum Ken"ucap Salma.
"Thanks Sal"ujar Kenzie seraya mencecap minuman miliknya.
"Kalian berdua saudara kembar ya Sal?"tanya Kenzie seraya melirik Nathan.
"Hahh, buk.."
"Iya, gue kembaran Salma"potong Nathan yang dapat tatapan bingung oleh Salma.
"Kayaknya gue harus baik baikin kembaran loe deh Sal biar dapet restu"canda Kenzie.
"Oo iya, gue belum minta maaf yang masalah di parkiran, sorry ya"lanjut Kenzie.
"Santai aja"sahut Salma tersenyum kecil.
Berbeda dengan Salma dan Kenzie yang terlihat menikmati obrolan, Nathan memilih untuk diam menikmati minumannya seraya menatap langit malam yang terlihat mendung.
.
.
.
Kenzie dan keluarganya pamit pulang saat malam semakin larut. Kini Salma sudah merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya bersiap untuk tidur. Beruntung besok hari Minggu, jadi Salma tidak perlu bangun pagi pagi. Namun saat Salma bersiap memejamkan mata, terdengar seseorang mengetok pintu kamarnya yang membuat Salma harus bangun untuk membukakan pintu.
"Nathan, ngapain loe ke kamar gue?"tanya Salma berbisik.
"Sstt, diem"sahut Nathan seraya menarik Salma masuk.
"Nath, loe jangan macem macem ya"waspada Salma. Meskipun keduanya berteman lama, namun Salma tau batasan perempuan dan laki laki. Apalagi saat ini keduanya tengah berada di kamar. Pintunya sengaja di tutup pula oleh Nathan.
"Emang kenapa kalau gue macem macem?"tanya Nathan dengan senyum nakal di bibirnya.
Salma yang melihat itu pun memundurkan langkahnya. Apalagi saat Nathan terlihat berjalan semakin mendekat. Namun naas, langkah Salma terhenti saat dirinya punggungnya itu sudah menyentuh tembok.
"Nath, stop ya, atau gue teriak nihh"ancam Salma.
"Teriak aja, Tante sama om nggak bakal denger Sal"ucap Nathan semakin berani.
Nathan pun semakin dekat dengan Salma. Semakin dekat. Semakin dekat. Hingga kini Nathan sudah berhenti tepat di depan Salma. Senyuman tersungging di bibir manis Nathan. Tangan Nathan terulur seperti ingin menyentuh Salma.
Melihat itu Salma di buat ketakutan. Bahkan sampai menutup matanya rapat rapat. Melihat Salma yang menutup mata, senyum semakin merekah di bibir Nathan. Hingga
Tukk
"Rasain loe"ujar Nathan seraya tertawa.
"Nathan, loe apa apain sihh sentil sentil gue"gerutu Salma dengan tangan menguap dahinya yang di sentil Nathan.
"Siapa suruh loe ngobrol akrab banget sama cowok nggak jelas"kesal Nathan.
"Ck, nggak jelas apanya? loe tuh yang nggak jelas"sahut Salma.
"Jangan gampang akrab loe sama orang baru"ujar Nathan merebahkan tubuhnya di kasur milik Salma.
"Siapa juga yang akrab"elak Salma.
"Loe lah, inget ya, loe di bawah pengawasan gue, siapapun yang mau deket sama loe, harus dengan seijin gue"ujar Nathan.
"Kapan gue punya pacar kalau loe posesif gitu"kesal Salma.
"Udah, nggak usah pacar pacaran, jodoh loe tuh nggak jauh jauh dari loe kok"sahut Nathan.
Nathan pun bangkit dari rebahannya. Kini Nathan dan Salma sama sama duduk di tepian ranjang.
"Denger ya, nggak usah loe pacar pacaran, inget jodoh itu bakal datang dengan sendirinya"ucap Nathan.
"Dah sana tidur, gue juga mau tidur"lanjut Nathan seraya keluar meninggalkan Salma yang masih bingung.
Nathan menutup kembali pintu kamar Salma. Di depan kamar Salma, Nathan tak langsung beranjak. Laki laki remaja itu diam menatap pintu yang tertutup rapat dengan menghela nafas.
"Andai loe tau yang sebenarnya Sal"batin Nathan lalu pergi meninggalkan kamar Salma.
.
Sedangkan di tempat lain, Kenzie terlihat senang bisa mengobrol dengan Salma. Meskipun hanya obrolan obrolan biasa, menurutnya itu adalah awal yang baik.
"Akhirnya gue tau status mereka berdua, dengan begitu jalan buat deketin Salma makin gampang"ucap Kenzie tersenyum sumringah.
TBC
ngak bagussss