Badboy Yang Menyebalkan

'Gue juga gak mau dibilang lemah Arkan, gue mau cerita sama lo tapi gue sadar gue gak bisa' Batin Kamila sendu.

"Lo keliatan sayang banget sama Tante Alisha." Arkan melihat ke depan sambil tersenyum.

"Gue sayang banget sama Bunda Mil, walaupun kadang Bunda marah-marah terus, tapi gue tau itu bukti sayang nya Bunda ke gue! Gue kalo Bunda lagi marah gue gak berani Mil!" kata Arkan sambil terkekeh.

"Tanpa Bunda gue gak akan ada di dunia, Bunda orangnya tegas tapi penyayang, Ayah bilang kalo dia pergi duluan gue harus jagain Bunda sama Kay!"

"Lo juga bakal tau gimana Bunda, ayo main ke rumah. Bunda pasti seneng deh, dia suka nanyain lo terus"

Kamila tertawa.

"Boleh, kapan?" tanya Kamila.

"Lo kalo mau ke rumah kabarin aja, nanti gue jemput!" kata Arkan.

Kamila menganggukan kepalanya.

"Iyah nanti gue kabarin, gue masih sibuk osis akhir-akhir ini banyak kegiatan baru!"

"Gue pikir Bunda lo itu wanita karir eh tau nya ibu rumah tangga aja."

 Arkan terkekeh dia tersenyum pada Kamila. senyum yang sangat manis membuat jantung Kamila semakin meletup-letup.

"Bunda itu sebenernya bukan dari keluarga biasa Mil, perusahaan yang Ayah pegang itu gabungan dari perusahaan Ayah sama Bunda, jadi Bunda itu mewarisi perusahaan

punya Kakek. Karena Ayah gak mungkin pegang dua perusahaan. Soal nya Bunda orang nya gak mau ribet walaupun dapet warisan, Bunda gak mau kerja di luar. Bunda mau nya tau beres aja. Lagian kan ada Ayah, masa Bunda suruh kerja di luar juga, tapi kadang Bunda juga ikut meeting

sih seminggu paling empat kali! Bunda pengen sambil ngurusin anak-anaknya."

Kamila hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Arkan. la diam-diam merasa iri karena keharmonisan keluarga Arkan. Dan terlebih karena Arkan masih memiliki seorang ibu yang menyayangi dan

memperhatikan dirinya.

Sementara Kamila... dia memang memiliki

seorang ayah yang sangat mencintai diri nya, tetapi ibu dan saudara tiri nya selalu menyiksa Kamila.

"Enak ya jadi lo," kata Kamila.

Arkan melihat kepada Kamila.

" Kok lo ngomong nya gitu?" tanya Arkan.

"Ya nggak apa apa, enak aja. Soal nya lo kan masih punya ibu, sementara gue udah nggak punya ibu lagi," kata Kamila.

"Kan gue udah bilang, ayo kenalan sama Bunda, dia bisa jadi Ibu lo juga."

"Gue berarti nik-"

"Kalo lo mau hahaha, canda Mil. Bunda itu nganggep semua temen gue anak nya, Bastian, Daren, Kean sama Sean mereka sering banget ke rumah tapi Bunda gak masalah!"

"Tante Alisha baik banget," ujar Kamila.

"Oiya Mil, sorry nih yah gue mau nanya emang bener lo sama Livia itu sodaraan? Gue tau dari Sean. Dia bilang kalian sodara tiri," ujar Arkan hati hati.

Kamila tersenyum getir.

"Bokap gue nikah sama nyokap nya Livia dua tahun setelah nyokap gue meninggal.

Jadi, semenjak itu gue punya ibu tiri.

Sebenar nya sih, gue gak pengen bokap nikah lagi. Tapi, kata nya bokap, harus ada yang bisa ngurusin gue kalau bokap pergi keluar kota untuk kerja," kata Kamila.

Arkan menangkap ada luka di mata Kamila saat mengatakan jika papa nya menikah lagi. Tapi, pemuda itu enggan untuk bertanya lebih jauh.

Dia tidak mau memaksa, jika Kamila bercerita maka ia akan mendengar. Tapi, jika Kamila enggan bercerita maka dia tidak akan memaksa.

"Lo gak di siksa sama ibu tiri lo kan?" tanya Arkan.

"Kalo gue bilang iyah lo percaya?"

Arkan terdiam apa benar jika Kamila disiksa jadi ada banyalk luka di tubuh nya.

"Hahaha gue bercanda Arkan serius amat muka lo!"

Kamila tertawa saja dia seperti merasa berhasil mengerjai Arkan.

Arkan tidak tertawa dia menghela nafas nya.

"Kamila!"

Arkan memegat pundak Kamila agar menghadapnya.

"Gue tau kalo lo sama gue gak pernah akur, tapi kalo lo ada masalah dan butuh gue... Lo bilang Mil, gue sama yang lain pasti bakalan bantu lo!" kata Arkan dengan serius.

Tawa Kamila kembali meledak, tentu saja hal itu membuat Arkan mengerutkan dahi nya.

"Ih, Lo pikir lucu ya? Gue serius tau bilang kayak gini," kata Arkan.

"Muka lo tuh lucu banget kalau lagi serius, nggak ada tampang untuk serius. Aduh, udah deh nggak usah sok sokan kayak gitu... jadi malaikat penolong. Urusin tuh geng lo yang bolos terus di sekolah," kata Kamila.

Tak...

Arkan menyentil dahi Kamila dengan kesal.

"Gue serius Kamila! Gak lagi bercanda! Dari muka lo aja gue tau kalo lo nyimpen banyak luka!"

Kamila menghentikan tawanya dia menatap Arkan intens, mata nya sudah berkaca kaca.

"Mental gue ancur Arkan!"

"Jangan nangis!"

Arkan langsung mengusap air mata Kamila. Arkan memeluk Kamila, dia

mengusap usap kepala gadis itu.

"Sssttt jangan nangis, sorry kalo gue buat lo sedih, lo gak usah cerita kalo lo belum siap!"

Kamila merasa nyaman di dalam pelukan Arkan dia merasakan ada rasa aman.

"Gue emang gak tau apa yang lo alamin Kamila, tapi kalo sampe gue liat dengan mata kepala gue sendiri ada yang nyakitin lo! Gue bakalan berdiri paling depan!"

"Ngapain? Di ajak berantem?" tanya Kamila sambil melepas pelukan nya.

"Kabur lah anjir?!"

Plak..

Kamila memukul pundak Arkan.

" Sialan!"

"Haha bercanda Kamila!"

Arkan kembali memeluk Kamila, dia mengusap rambut Kamila lembut.

Sekarang Kamila tau Arkan memiliki banyak sisi yang tidak orang ketahui.

'Arkan, gue harap lo bisa jadi orang yang nyelamatin gue nantinya pas lo tau gimana Tante Laras perlakuin gue' batin Kamila.