Menyaksikan perselingkuhan kekasihnya dengan mata kepalanya sendiri dan dicampakkan saat itu juga. Ditiduri oleh pria tak dikenal pada malam dirinya dicampakkan. Dijodohkan oleh sang Papah dengan pengusaha nomor satu di kotanya demi sebuah kerja sama.
Siapa sangka CEO perusahaan ZC Company yang dijodohkan dengannya ternyata pria yang menidurinya malam itu. Ia sangat bersyukur karena ternyata pria itu mencintainya dan memperlakukannya bagaikan ratu.
follow ig: @istikomah50651
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti Shaburu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
Scarlett pergi ke kantor dengan diantar oleh Zayn, tapi sayangnya Zayn tak bisa menemaninya karena ada rapat yang sangat penting. Zayn hanya menitipkan uang yang ia janjikan pada Sebastian saja pada Scarlett, Zayn sengaja menyerahkan uang itu pada Scarlett karena agar Sebastian tahu seberapa pentingnya Scarlett bagi Zayn.
“Aku tak bisa menemanimu, kamu jangan nakal atau aku akan menghukummu nanti malam,” ucap Zayn pada Scarlett yang masih berada dalam pangkuannya sebelum wanita itu turun dari mobilnya.
“Di perusahaan ini tak ada pria yang melebihi dirimu, Mr. Z, jadi tak mungkin aku akan melirik pria lain padahal priaku lebih segalanya. Haya wanita bodoh saja yang akan melirik pria lain padahal ia sudah memiliki pria yang memiliki segalanya, dan aku bukanlah wanita bodoh itu,” sahut Scarlett, suaranya begitu mendayu-dayu membuat Zayn enggan untuk melepaskannya.
“Ah, rasanya aku tak ingin pergi ke perusahaan. Bisakah perusahaanku kupindahkan ke sini saja agar aku selalu berada di dekatmu?” Zayn malah meletakkan kepalanya pada buah dada Scarlett sambil tangannya masih melingkar di pinggang ramping istrinya itu.
“Hei Tuan muda, jangan kau mulai lebai deh. ZC Company ingin kau pindah ke sini maka Mutiara Group akan tersingkir. Cepat lepaskan, aku harus segera masuk.” Scarlett menangkup wajah Zayn dan menatapnya tajam, ia sungguh tak habis pikir dengan perlakuan Zayn yang bagaikan anak kecil kala bersama dengannya itu, tapi di saat di depan orang lain ia akan memasang wajah seriusnya yang dingin dan menakutkan.
“Kau sungguh wanita yang kejam, tak adakah rasa cinta sedikit pun dalam hatimu untukku? Aku sudah rela berbuat apa pun demimu, tapi panggilan sayang saja tak kuterima dari bibir manismu,” bukannya melepaskan, Zayn malah merengek bak anak kecil yang minta dibelikan permen kapas pada ibunya, Scarlett memutar bola matanya, ingin rasanya ia menepuk jidatnya sendiri, beruntung saat seperti ini Raka sadar diri dan keluar dari mobil untuk memberi privasi pada kedua majikannya.
Scarlett menghela napasnya. “Huh, jika saatnya tiba, apa yang ingin kau dengar kelak akan kau dengar. Untuk saat ini, biarkan aku mencapai apa yang ingin kuraih terlebih dulu. Aku sadar, aku tak bisa meraih semua ini secara perlahan jika bukan karenamu. Jadi kau tenang saja, aku bukanlah wanita yang mata keranjang dan juga bukan wanita tak punya hati,” ucap Scarlett.
Scarlett bukannya tak ingin membuka hatinya untuk Zayn, ia sudah jatuh hati pada suami dadakannya itu. Hanya saja, waktunya belum pas untuk merasakan bahagia sebagai pasangan bahagia. Ia harus menyingkirkan penghalang dan pengganggunya terlebih dulu, jika semua sudah berada pada tempat yang semestinya, Scarlett pasti akan menjadi istri yang diinginkan oleh Zayn.
“Baiklah, karena aku cinta, maka aku akan menunggu hari itu tiba. Masuklah dan bawa ini bersama denganmu, berikan uang ini pada Papahmu. Ini adalah uang yang kujanjikan padanya, aku ingin kau yang memberikannya. Aku harus segera ke kantor karena ada rapat yang rak bisa diwakilkan.” Zayn memberikan koper berisi uang yang telah ia janjikan pada Sebastian.
“Oke, aku akan berikan padanya. Aku masuk dulu, selamat bekerja dan jangan macam-macam atau kau akan tidur di luar kamar.” Scarlett memberikan kecupan di bibir Zayn, tapi dasarnya Zayn yang selalu inginnya lebih, ia malah menahan tengkuk leher Scarlett agar ciuman itu tak lepas, ciuman panas berlangsung hingga beberapa menit dan akhirnya terlepas karena Zayn harus segera pergi.
“Oh shiit... Andai aku tak harus rapat, aku pasti sudah memakanmu saat ini juga,” cebiknya mengusap sudut bibir Scarlett, Scarlett hanya terkekeh melihat tingkah suaminya itu.
“Dasar,” gumam Scarlett dengan seringainya lalu turun dari mobil, terlihat begitu tak relanya Zayn melepas istrinya itu pergi.
“Raka, kau boleh masuk, jangan biarkan terlalu lama di sini atau nanti rapat akan ia tunda demi kepentingan pribadinya,” titah Scarlett dengan terkekeh mengingat kelakuan suaminya, Raka pun ikut terkekeh.
“Baik, Nyonya muda, selamat bekerja.” Raka pun masuk ke dalam mobil setelah Scarlett masuk ke dalam kantor.
Scarlett berjalan dengan begitu anggunnya menuju ruangan yang dulu ditempati oleh Pak Sugeng. Terdapat meja kerja Pak Sugeng di depan ruangannya, tak lupa ia menyapanya dengan hormat.
“Pagi, Pak Sugeng,” sapa Scarlett.
“Pagi, Nona. Sebentar lagi Tuan Sebastian akan mengadakan pengumuman penyambutan Nona,” sahut Pak Sugeng memberitahu.
“Baiklah, saya taruh tak dulu. Namun, sebelum mengadakan pengumuman, ada yang ingin aku sampaikan pada Papah, bisakah Pak Sugeng menemaniku selaku asisten pribadiku?” pinta Scarlett.
“Dengan senang hati, Nona.”
Scarlett masuk ke dalam ruangannya dan meletakkan tasnya di meja kerjanya. Ia melihat sekeliling, ruangannya begitu luas dengan tatanan seperti gayanya.
“Ternyata Papah masih mengingat seleraku,” gumamnya lirih dengan senyuman tipis menghiasi bibirnya, ada desir rasa bahagia dalam hatinya karena hal kecil yang dilakukan oleh sang Papah, tak tahu saja Scarlett bahwa Sebastian tengah mempersiapkan segalanya untuk dirinya dimasa depan.
Scarlett keluar dengan membawa koper kecil berisi uang yang dititipkan oleh Zayn padanya. Ia ingin memberikannya pada Sebastian sebelum pengumuman berlangsung. Saat keluar ruangan, Pak Sugeng sudah menunggunya, mereka menuju ruangan Sebastian bersama.
“Ini titipan dari suamiku.” Scarlett meletakkan koper tersebut di atas meja, Sebastian meraihnya dan membukanya yang ternyata isinya bukanlah uang melainkan sebuah cek dengan nominal yang dijanjikan oleh Zayn.
Sebastian tersenyum, uang itu akan ia gunakan untuk keperluan perusahaan, tak sedikit pun dari uang itu yang ingin Sebastian gunakan untuk keperluan pribadinya. Sebastian sudah berjanji jika ia akan menggunakan uang yang diberikan oleh menantunya itu untuk perkembangan perusahaannya yang akan ia wariskan pada Scarlett.
“Sampaikan terima kasih papah pada suamimu. Uang ini akan papah gunakan dengan sebaiknya untuk memperkembangkan perusahaan,” ucap Sebastian, tapi Scarlett yang belum sepenuhnya yakin Sebastian berubah memasang wajah datar biasa saja.
“Semoga saja yang dikatakan benar adanya,” ucap Scarlett, Sebastian mengeti bahwa putrinya yang kecewa pada dirinya tak akan semudah itu percaya pada dirinya, tapi Sebastian tetap akan melakukan yang terbaik untuk masa depan putrinya itu.
“Ya sudah, ayu kita ke ruang rapat. Papah sudah mengumpulkan semua pegawai karena papah akan mengumumkan kamu sebagai pengganti Pak Sugeng,” ajak Sebastian yang sudah bersiap untuk menuju ruang rapat setelah menyimpan cek itu dengan baik di tempat yang hanya ia saja yang mengetahuinya.
Scarlett dan Pak Sugeng mengikuti langkah kaki Sebastian, sampainya diruang rapat Sebastian mengumumkan Scarlett sebagai pengganti dari Pak Sugeng dan meminta agar semuanya bisa bekerja sama dengan putrinya itu.
“Saya harap kalian bisa bekerja sama dengan wakil presdir yang baru,” ucap Sebastian diujung pengumumannya sebelum Scarlett memperkenalkan siapa dirinya.
“Selamat pagi, kalian sudah mengetahui siapa saya selain putri dari presdir kalian. Perlu saya ingatkan, saya tak menyukai pekerja lelet yang bertele-tele, jadi untuk kalian yang bekerja seperti itu saya akan menegurnya secara langsung, tapi jika tak ada perubahan, saya akan langsung memecatnya. Saya harap kalian dapat bekerja sama dengan saya sesuai yang saya harapkan. Sekian, dan kalian sudah boleh kembali bekerja,” ucap Scarlett dengan singkat dan jelas, beberapa pegawai merasa jika Scarlett begitu tegas dan takut akan membuat kesalahan.
Setelah pengumuman, semua kembali ke pekerjaan masing-masing tak terkecuali Scarlett. Hari pertamanya sebagai wakil presdir, Scarlett mempelajari banyak hal tentang perusahaan yang ditangani oleh Pak Sugeng sebelumnya. Scarlett merasa puas dengan apa yang dikerjakan oleh Pak Sugeng sebelumnya, ia merasa harus lebih banyak belajar dari seniornya itu.
Saking asyiknya Scarlett mempelajari dokumen, ia sampai lupa waktu yang ternyata sudah sore dan Zayn sudah menjemputnya untuk pulang. Jika saja Zayn tak mengetuk-ngetuk mejanya, mungkin saja Scarlett masih asyik dengan dokumen perusahaan milik Papahnya.