Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
Setelah sembuh dan wajah cantiknya kembali Aira datang kegedung milik Jerri,dia mencari Jerri diruangannya karena tidak terima dia harus bekerja dilantai bawah.
Aira tidak memiliki akses naik keatas dia nyelonong nebeng sama orang yang naik dengan menggunakan lift.Setelah pintu lift terbuka Aira langsung keluar,dia masuk tanpa mengetuk pintu membuat Jerri yang sedang fokus menjadi kesal.
"Celin keruanganku!"kata Jerri
Celine berlari masuk kedalam ruangan dengan wajah menunduk.
"Ada apa Pak?"tanya Celine
"Kenapa kamu biarin dia masuk keruanganku?"tanya Jerri
"Ah,maaf Pak dia tidak melapor kesaya tadi."jawab Celine
"Jerri,aku mau kerja tapi dilantai ini,jangaan dilantai bawah."kata Aira
"Kamu bisa apa disini?semua yang bekerja dilantai ini adalah orang Papa,mereka orang lama dan memiliki kemampuan."kata Jerri
"Jerri,aku juga bisa,aku akan berusaha."kata Aira
"Bawa dia."kata Jerri
"Baik.Pak."kata Celine
Celine mengajak Aira keluar ruangan Presdir,dia memberikan tempat kepada Aira atas persetujuan Martin,kali ini terserah Celine mau memberikan kerjaan apa kepada Aira.
Sebelumnya Celine bekerja dengan Papa Jerri cukup lama,jadi dia cukup paham dengan dokumen,dia memberikan posisi paling mudah diruangan dokumen.
"Dilantai ini hanya ada satu tempat yang masih kosong."kata Celine
"Jangan bohong kamu,itu buktinya mejanya kosong."kata Aira sambil menunjuk meja Zahira
"Dia lagi cuti."kata Celine
Hari pertama Aira masih diawasi oleh Celine sepenuhnya,dan itu membuat pekerjaan Celine kalang kabut,namun Martin mengerti meski pekerjaannya juga tersendat.
"Celine,bagaimana apa belum bisa ditinggal?"tanya Martin
"Belum Pak."jawab Celine
"Pergilah,pekerjaanmu lebih dibutuhkan Big Bos."kata Martin
"Baik Pak."kata Celine
Zahira datang kekantor sebelum jam makan siang karena mengantar pesanan Jerri,dia minta diantar makan siang masakan Bunda.Satu jam sebelum makan siang Zahira sudah sampai dan dia langsung menuju ruangan Jerri,namun Celine keburu melihatnya.
"Ra,kamu ngapain bawa rantang udah gitu datang jam segini?"tanya Celine
"Ah,nanti aja aku cerita sama kamu.Aku ngantar ini dulu."jawab Celine dengan senyum dipaksa
Saat Celine masih mencoba menahan Zahira,ponselnya berbunyi dan Zahira masuk begitu saja keruangan Presdir tanpa mengetuk pintu.
Melihat Jerri masih sibuk dengan tumpukan dokumen sepertinya dia tidak menyadari jika Zahira sudah berada diruangannya.
"Serius kali,kalau yang datang maling gimana kira-kira?"tanya Zahira
"Sayang,kamu sudah datang?"tanya Jerri
"He hem."jawab Zahira
Jerri meninggalkan meja kerjanya dan menemani Zahira disofa karena merasa perutnya sudah lapar,Jerri makan tanpa menunggu waktu istirahat,dia meminta kepada Martin untuk keruangannya saat ini karena Zahira membawa makan siang cukup banyak.
"Kebetulan aku juga lapar."kata Martin
"Gak biasanya kamu makan segitu?"tanya Jerri
"Karyawan baru,paling ngeyel bikin susah aja."jawab Martin
"Emang disini ada orang baru?bukannya disini orang pilihan semua?"tanya Zahira
"Pilihan Tante Lintang."jawab Martin
Jerri tidak merespon dia sibuk makan,tanpa menjawab atau bertanya lagi,setelah selesai dia mengusap mulutnya dengan tisu dan minum air yang sudah tersedia.
"Ra,olah raga yuk."ajak Jerri
"Kira-kira Bos,aku masih disini."kata Martin
"Kamu habisin itu,sekalian urus pintu pasang pengaman."kata Jerri
"Bos,tunggu aku pindah tempat dulu."kata Martin membereskan makan siangnya dan membawa kedalam ruangannya
Jerri menutup pintu dan menguncinya setelah Martin keluar,Safi melihat Martin keluar membawa rantang makanan dan itu sangat familiar,dia langsung berdiri menuju ruangan Martin.
"Pak,Zahira kesini ya?"tanya Safi
"Iya,jangan ganggu mereka sedang olah raga."jawab Martin
"Emang diruang Presdir ada kamar?"tanya Safi
"Ada lebih mewah dari kamar Zahira,kenapa kamu mau menyewa?"tanya Martin
Safi merasa mual mendengar pertanyaan Martin,saat mau keluar ruangan Martin menahannya,dia meminta dibuatkan minuman hangat.
"Buatkan aku minuman hangat."kata Martin
"Ih,Bapak ini."kata Safi menggerutu
Safi keluar dari ruangan Martin dia sempat melihat keruangan Jerri namun sepertinya tidak ada tanda-tanda kehidupan disana,begitu jam istirahat sebagian karyawan keluar,dan terdengar suara Aira mengetuk pintu ruangan Presdir,dia berusaha membuka namun pintunya dikunci.
"Jerri,buka pintunya ini aku."kata Aira
"Sudah cukup,Presdir sedang makan siang jangan diganggu."kata Celine
"Aku juga mau makan sama dia,kamu ini."kata Celine membentak
Didalam ruangan Zahira menolak permintaan Jerri,namun tetap tidak bisa,meski diluar dunia runtuh karena terjadi keributan antara Celine dan Aira tidak membuat Jerri peduli,dia hanya menginginkan Zahira siang ini.
Martin kembali turun tangan menghadapi Aira sendiri,dia mengajak Safi ikut serta membawanya kekantin.
"Silahkan makan disini jika kamu masih ingin bekerja disini,kalau tidak pulang lebih cepat dan jangan kembali."kata Martin
Martin tanpa sengaja menggandeng tangan Safi mengajaknya kembali keruangannya,Safi hanya melongo karena dia belum istirahat.
"Pak,aku mau makan siang jadi bisa gak lepasin tanganku."kata Safi
"Ah,sorry.Aku sampai gak sadar tadi,pergilah."kata Martin
Zahira keluar dari ruangan Jerri sebelum jam istirahat berakhir,dia berjalan menuju mejanya sebelum Safi kembali.
Dua petugas masuk keruangan Jerri dengan tugas mengganti kunci pada pintu,Safi dan Aira kembali bersama,mereka melihat pintu ruangan Presdir sudah terpasang pengaman,Safi malah tersenyum sementara Aira merasa kesal karena akan lebih susah ketemu Jerri.
Safi melihat Zahira sudah duduk manis didepan komputernya,Aira kembali keruangan dengan perasaan benci karena harus kembali bertemu dengan Zahira.
"Ra,berapa kali kamu dikerjai sama Jerri?"tanya Safi
"Apa sih kamu?"tanya Zahira
"Sekarang pintunya sudah aman."kata Safi
"Pintu apa?"tanya Zahira
"Pintu ruangan Jerri."jawab Safi pelan
Zahira baru paham,Jerri memasang kunci digital karena Aira yang masuk main selonong tanpa mengetuk,mengetuk pintu juga Jerri tidak akan mendengar karena tumpukan pekerjaannya.
****
Aira menyerahkan tugasnya kepada Celine namun Celine masih belum bisa memeriksa karena kerjaan dia jadi melambat,melihat Celine yang cuek Aira tidak terima.
"Ayo periksa dulu,bukannya kamu tadi yang minta."kata Aira
"Nanti,aku selesaikan dulu ini harus segera dikirim."kata Celine
"Aku gak mau tahu."kata Aira
Celine berdiri meminta bantuan Martin lagi namun Martin sendiri masih sibuk dengan yang lain,dia sendiri sudah tidak sanggup menghadapi Aira.
Martin keluar dari ruangan dia mencari seorang dari tempat lain yang bisa mengarahkan Aira,sebelum jam kerja berakhir setidaknya Aira ada yang mengawasi karena hari ini cukup membuat pekerjaan tersendat dan telat pengiriman.
"Aira,silahkan ikut Ibu Karim."kata Martin