One Night Stand With Mr. Z
“Ah... kamu memang yang terbaik, Jerry,” terdengar suara des*han dari kamar hotel nomor 69.
“Dasar pria br*ngs*k,” seorang wanita cantik tiba-tiba saja menerobos masuk ke dalam kamar tersebut dan memergoki kekasihnya tengah berbagi peluh dengan wanita lain. Ia mendapat pesan dari nomor tak dikenal yang mengatakan kalau kekasihnya sedang bersama wanita lain dikamar nomor 69, ia bahkan mendapatkan kiriman paket berisi kunci kamar tersebut.
“Scarlet, beruntunglah kamu sudah melihatnya. Aku dan Alice saling menyukai, dia lebih bisa memberikan apa yang kumau. Kehangatan, materi bahkan kedudukan, Alice bisa memberikan semuanya dengan begitu mudah sebagai putri seorang Walikota. Karena kamu sudah melihatnya, maka ayu kita putus.” Jerry yang terpergok oleh kekasihnya bukannya merasa bersalah, ia malah mengatakan kata putus pada Scarlet.
Plaakkk...
Sebuah tamparan mendarat di wajah tampan Jerry, membuat pria itu dan Alice terkejut.
“Kamu.” Jerry menatap tajam pada Scarlet dengan tatapan penuh amarah, selama ini tak ada wanita yang berani menamparnya.
“Apa!” pekik Scarlet dengan mata tajam melihat pada Jerry. “Kau ingin membalasku?” sambungnya bertanya penuh amarah, dadanya begitu sesak karena menahan amarahnya.
“Dasar pria br*ngs*k, sampai kapan pun kau tak akan bisa menyentuhku. Ingat, aku Scarlet Rose yang telah mencampakkan pria br*ngs*k sepertimu, bukan kau yang mencampakkanku.”
Setelah berucap demikian, Scaelet pergi meninggalkan mantan kekasihnya yang masih mengusap pipinya yang memanas karena ditampar oleh dirinya. Scarlet berjalan menuju Bar yang terdapat di hotel tersebut guna menenangkan hatinya yang remuk redam karena pengkhianatan kekasihnya.
“Berikan aku segelas sampanye, atau tidak sebotol,” pinta Scarlet pada seorang bar tender.
“Anda bisa tak sadarkan diri jika minum sampai satu botol, Nona,” ucap bar tender itu seraya memberikan segelas sampanye yang diminta oleh Scarlet.
“Biarkan saja, dengan begitu aku bisa tertidur dengan tenang dan tak merasakan sakit dihati ini yang begitu menusuk,” sahut Scarlet, ia tak langsung meminum minumannya, jari telunjuknya menari-nari di bibir gelas, tangan kirinya menyanggah kepalanya dan wajahnya terlihat begitu menyedihkan.
“Apakah kau sedang patah hati karena habis putus cinta, Nona?” tanya sang bar tender yang sedang mengelap gelas.
“Aku tak dicampakkan olehnya, tapi aku yang mencampakkan pria br*ngs*k itu.” Scarlet meminum minumannya dalam sekali teguk. “Beri aku segelas lagi,” sambungnya meminta agar sang bar tender mengisi gelasnya yang telah kosong.
“Anda bisa mabuk dengan cepat bila meminumnya seperti itu, Nona,” ucap sang bar tender mengingatkan.
“Aku tak peduli, yang aku inginkan saat ini adalah menenangkan hatiku yang sedang kacau.” Scarlet kembali meminum minumannya yang baru saja diisi, baru dua gelas tapi kepala Scarlet sudah terasa sangat pusing dan tubuhnya terasa begitu ringan.
“Kenapa semua pria didunia ini begitu br*ngs*k. Mereka hanya menginginkan kepuasan di atas ranjang dan kedudukan saja. Jika tak diberi, maka wanitalah yang akan menjadi korban perselingkuhannya dengan alasan tak bisa memuaskannya.” Scarlet terus saja mengoceh, ia sudah mulai kehilangan kesadarannya akibat dua gelas sampanye yang diminumnya secara langsung.
“Tak semua pria seperti yang kamu katakan, aku tak termasuk dalam kategori pria yang kau sebutkan,” ucap seorang pria yang baru saja datang dan duduk di samping Scarlet.
Scarlet menoleh pada pria tersebut dan menatapnya dengan mata yang disipitkan.
“Siapa kamu?” tanya Scarlet. “Aku tak peduli tentang kamu, jangan ganggu aku,” sambungnya ketus pada pria asing yang tak ia kenal itu.
“Beri aku seperti biasa,” pinta pria itu pada bar tender, ia tak menggubris ucapan Scarlet.
“Hei, beri aku segelas lagi,” pinta Scarlet kesal karena diacuhkan.
“Ini minuman Anda, Mr. Z. Segelas Brandy Cognac dingin.” Bar tender memberikan segelas minuman yang biasa diminum oleh pria yang ia panggil Mr. Z itu.
“Apa kau t*li? Aku memintamu untuk mengisi gelasku lagi, mengapa kau malah mengabaikanku?” kesal Scarlet karena tak kunjung mendapatkan apa yang dimintanya.
“Maaf, Nona. Anda sudah mulai mabuk sedari tadi. Lebih baik Anda pulang dan beristirahat sebelum ada pria hidung belang yang memanfaatkan kesempatan pada Anda,” sahut sang bar tender meminta maaf dan menyarankan Scarlet untuk pulang.
“Berisik, kau jangan menasihatiku. Apa kau tahu apa yang kurasakan saat ini? Kau tak akan mengerti rasa sakit ini, kau tak akan tahu bagaimana rasanya melihat kekasihmu sendiri sedang memadu kasih dengan wanita lain,” bentak Scarlet, tapi sepersekian detik kemudian ia memasang wajah sendunya dan meletakkan kepalanya di atas meja.
“Dia bilang katanya aku tak bisa memberikan apa yang dia inginkan. Aku tak bisa memberikan kepuasan di atas ranjang, aku tak bisa memberikan kedudukan yang dia inginkan.” Scarlet mengangkat kepalanya, dagunya ia letakkan di atas meja.
“Yang lebih membuatku tak percaya adalah, wanita yang dia tiduri ternyata putri sulung Walikota kita, Alice Bagaskara,” pekiknya dengan wajah kembali kesal karena mengingat apa yang dilihatnya tadi.
Scarlet terus saja mengoceh sambil menumpahkan kekesalan dalam hatinya. Wanita yang biasanya lembut dan manja, kini terlihat menyedihkan karena diselingkuhi oleh kekasihnya. Pria yang dipanggil Mr. Z itu hanya diam menikmati minumannya sambil mendengarkan keluh kesah Scarlet.
‘Wanita yang aneh, tapi unik,’ pikir Mr. Z.
Scarlet bangkit dari duduknya, ia hendak pergi meninggalkan Bar tersebut setelah meletakkan sejumlah uang di atas meja untuk membayar minumannya.
“Apakah perlu kupanggilkan taksi, Nona?” tanya sang bar tender merasa khawatir pada Scarlet.
“Tak perlu, biar saya yang mengantarnya pulang.” Mr. Z langsung bangkit hendak memapah Scarlet.
“Hei, jangan sentuh aku oke. Aku sudah mencampakkanmu, jadi jangan harap bisa kembali padaku lagi,” tolak Scarlet, ia berpikir yang akan memapahnya adalah mantan kekasihnya.
“Aku bukan mantan br*ngs*kmu itu, aku hanya ingin membantumu dan mengantarmu pulang,” ucap Mr. Z, tapi tiba-tiba...
Huueeekkkk...
Scarlet muntah tepat mengenai jas yang dikenakan oleh Mr. Z. Bar tender yang melihat hal itu terkejut.
“Biar saya yang mengurus wanita ini, Mr. Z.”
“Tak perlu, biar saya saja. Lagi pula hanya muntah di jas saja, bisa dicuci.”
Bar tender berlari dan hendak mengambil alih Scarlet, tapi Mr. Z menolaknya dan melepaskan jasnya lalu membuangnya ke tempat sampah. Pria itu membawanya keluar dari Bar menuju kamar hotel yang biasa digunakan olehnya.
Sampainya dikamar hotel, Mr. Z merebahkan Scarlet di atas tempat tidur berukuran king size. Wanita cantik itu terus saja menggeliat dan mengoceh, entah apa yang ia ocehkan.
“Raka, bawakan pakaianku ke kamar hotel tempat biasa,” pinta Mr. Z pada seseorang bernama Raka di seberang sana.
Mr. Z bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tak lama, seorang pria yang mungkin adalah Raka datang dengan membawa paper bag berisi pakaian yang diminta oleh Bosnya. Ia terkejut melihat Scarlet yang masih mengoceh dan sesekali menangis di atas tempat tidur kamar yang biasa digunakan oleh Bosnya.
“Siapa wanita ini?” gumam Raka berjalan mendekati Scarlet, ia memperhatikannya dari dekat. Namun, tiba-tiba...
“Ah! Jangan Nona, saya masih perjaka.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
aira aira
haha
2024-01-06
0
HARTIN MARLIN
Assalamualaikum ha 🖐🖐 salam kenal dari ku
2023-09-12
1
Aidah Djafar
mampir Thor 🙏
kek nya ceritanya seru niih 👌👍😁
2023-08-06
1