Kehidupan seorang perempuan berubah drastis saat dirinya mengalami sebuah keajaiban di mana ia mendapatkan kesempatan hidup untuk kedua kalinya.
Mungkinkah kesempatan itu ia gunakan untuk membalas semua sakit hati yang ia rasakan di kehidupan sebelumnya?
Selamat datang di kehaluan Mak othor yang sedikit keluar dari eum....genre biasanya 🤭.
Semoga bisa di nikmati y reader's 🙏. Seperti biasa, please jangan kasih rate bintang 1 ya. kalo ngga suka, skip aja. Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Gatan mendatangi makam putri dan mendiang istri pertamanya sebelum menikah dengan Ana.
Hanya saja ia di kejutkan dengan kehadiran dua orang asing di dekat makam sang putri. Selama ini ia tak pernah tahu siapa teman-teman Asha selain tiga sahabat lelakinya itu.
"Permisi!", Gatan mendatangi dua orang itu.
Aisha dan Fazal menoleh bersamaan. Aisha terkejut melihat sosok Gatan yang benar-benat berbeda. Pakaian yang tak terawat juga wajahnya yang kini mulai tumbuh jambang. Padahal selama ini, sebagai anaknya ia tahu papanya selalu mengutamakan penampilan.
Wajar saja kalau pelakor macam Ana tertarik pada papanya yang gagah dan tampan itu.
Fazal mengangguk tipis.
"Kamu siapa nak, teman Asha?", tanya Gatan lembut. Padahal selama ini, papanya tak pernah berbicara lembut tepatnya sejak menikah dengan Ana.
Aisha tak menjawab, dia hanya memandangi papanya. Meski ia benci karena papanya selalu mempercayai mama tirinya, tapi sebagai anak ia tak bisa menyangkal bahwa dirinya menyayangi papanya.
Gatan berjongkok di depan makam Asha yang masih di taburi bunga basah.
"Saya gagal menjadi seorang ayah. Seharusnya saya memberikan putri saya cinta, bukan masalah dan kebencian!"
Aisha dan Fazal mendengar ucapan Gatan tanpa bermaksud mengatakan apa pun.
"Setiap hari saya akan berkunjung ke sini. Meski terlambat, tapi saya sangat menyayangi putri saya! Andai waktu bisa di ulang. Andai kesempatan kedua itu masih ada, saya ingin memperbaiki semuanya. Saya ingin mencurahkan cinta saya untuk Asha!"
Terdengar isakan lirih dari bibir Gatan. Tapi apa yang bisa Aisah lakukan? Memeluk Gatan? Menenangkannya??? Tidak! Dia tak mungkin melakukannya.
"InsyaAllah putri anda sudah ada di surga, pak!", kata Fazal. Gatan mengangguk pelan.
"Saya turut berduka cita atas meninggalnya Asha yang masih di jam sekolah, di dalam sekolah yayasan milik keluarga saya. Kami masih terus mengusut kasus ini, pak!", kata Fazal.
Gatan menoleh dan bangkit dari jongkoknya.
"Ya, saya ingin keadilan untuk putri saya! Pelakunya harus di tangkap dan mendapatkan hukuman yang setimpal!", kata Gatan dengan rahangnya yang mengeras.
Tanpa kamu suruh ,aku sendiri yang akan menyelidikinya! Batin Aisha.
Fazal pun mengajak Aisha pulang. Suasana sore di ibu kota cukup terik meski sudah hampir jam setengah lima.
"Bagaimana dengan sekolah mu di kelas hari ini, menyenangkan?", tanya Fazal membuka obrolan.
"Biasa saja!", jawab Aisha. Bahkan ia memilih menatap ke luar jendela.
"Sha!"
Panggilan singkat namanya membuat gadis itu menoleh pada sang suami.
"Beri aku kesempatan untuk membuat mu jatuh cinta padaku. Karena aku suami mu! Dan...aku benar-benar minta maaf atas semua kesalahanku salam dua tahun ini padamu."
Aisha menghela nafas berat. Sungguh, ia sendiri belum tahu seperti apa dua tahun pernikahan Aisha dan Fazal.
Dalam sudut hatinya pun ia bertanya, mereka belum memiliki anak kah?
"Sha! Mulai sekarang, aku akan memberikan nafkah lahir dan batin seperti yang seharusnya ku berikan padamu setelah kita menikah."
Aisha menoleh cepat ke arah Fazal.
What!!!Nafkah batin? Jadi selama dua tahun mereka berumah tangga, mereka belum pernah....??? Gila! Ini Gila! Ngga, gue ngga mau sama om-om tukang selingkuh kaya Fazal! Ogah! Pekik Aisha dalam hatinya.
"Aku rasa tidak perlu! Di beri fasilitas nyaman seperti ini aku rasa udah cukup!", sahut gadis itu.
Meski berstatus seorang istri, ia masih bersegel alias gadis.
Fazal menghela nafas berat. Pasalnya sejak Aisha kembali dari rumah sakit, gadis itu seakan menggoda iman kelelakiannya.
Aisha yang dulu selalu tertutup, tapi tidak dengan Aisha yang sekarang. Mungkin saat makan malam, gadis itu mengenakan piyama panjang. Tapi setelah berada di kamar, hot pants dan kaos oblong besar atau tank top.
Lelaki normal mana yang tak tergiur tubuh gadis yang masih murni itu. Bagaimana Fazal tahu istrinya masih murni?
Ya, terlihat dari sikapnya juga latar belakangnya.
"Kamu tak mau memberikan hakku?", tanya Fazal. Aisha tertawa remeh.
"Bukankah selama dua tahun ini kamu bisa mendapatkannya dari pelakor itu? Lalu untuk apa kamu memintanya pada ku? Kamu pikir, seorang Aisha cuma tempat sampah yang mau menerima barang bekas pakai orang lain? Ya...kalau ketahuan duda tidak masalah! Yang jadi masalah....ckkkk! Sadar diri lah!", kata Aisha bersamaan dengan mobil yang sudah tiba di halaman kediaman keluarga Abidzar.
Fazal mengusap kasar wajahnya. Pembelaan apa yang bisa ia berikan pada Aisha?
Dia lelaki dewasa! Apa iya Aisha akan percaya bahwa ia tidak pernah melakukan hal sekeji itu dengan Naura?
Untuk saat ini Fazal hanya menyesal kenapa harus melakukan hal gila seperti ini. Berselingkuh dengan perempuan lain di saat dirinya memiliki istri yang sempurna.
Apa dirinya masih pantas mempertanyakan bagaimana Aisha bisa seperti sekarang???
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
terimakasih 🙏