Raisya adalah seorang istri yang tidak pernah diberi nafkah lahir maupun batin oleh sang suami. Firman Ramadhan, adalah seorang arsitektur yang menikahi Raisya setelah empat tahun pertunangan mereka. Mereka dijodohkan oleh Nenek Raisya dan Ibu Firman. Selama masa perjodohan tak ada penolakan dari keduanya. Akan tetapi Fir sebutan dari seorang Firman, dia hanya menyembunyikan perasaannya demi sang Ibu. Sehingga akhirnya mereka menikah tanpa rasa cinta. Dalam pernikahannya, tidak ada kasih sayang yang Raisya dapat. Bahkan nafkah pun tidak pernah dia terima dari suaminya. Raisya sejatinya wanita yang kuat dengan komitmennya. Sejak ijab qobul itu dilaksanakan, tentu Raisya mulai belajar menerima dan mencintai Firman. Firman yang memiliki perasaan kepada wanita lain, hanya bisa menyia-nyiakan istrinya. Dan pernikahan mereka hanya seumur jagung, Raisya menjadi janda yang tidak tersentuh. Akankah Raisya menemukan kebahagiaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sofi mengadu
Akhirnya jam 9 kami siap untuk pergi ke SMP untuk menjalankan program kami. Kami naik mobil pick up milik Pak kades. Di perjalanan kami selalu tertawa riang, karna memang ada salah satu teman kami yang suka ngelucu. Setidaknya aku bisa mengalihkan pikiranku dan melupakan masalahku.
Sampai di sekolah yang kami maksud, kami sudah disambut oleh kepala sekolah dan para guru. Kami sengaja mengambil jam istirahat u tuk memberikan penyuluhan selama 30 menit, agar tidak mengganggu jam belajar mengajar. Untu narasumber langsung diambil alih oleh ketua kelompok kami. Saat penyuluhan berlangsung kami bagian mendengarkan dan mencatat. Ada juga bagian dokumentasi serta pembagian snack kepada para siswa siswi.
Jam 10 kami pamit undur diri dari sekolah SMP. Sampai di posko kami bersantai sambil menunggu waktu dzuhur tiba. HP ku berdering, kulihat nama Sofi terpampang.
"Hallo Assalamu'alaikum mbak."
"Wa'alaikum salam dik."
"lagi sibuk mbak? aku mau ngobrol."
"Nggak, mbak lagi nyantai tadi baru pulang penyuluhan di SMP. Mau ngobrol apa mau curhat nih?"
"Emm, mbak apa Kak Andi belum ada kabar juga?"
" E, sudah dik! tadi pagi sudah kirim pesan ke mbak. Memangngnya kenapa?"
"Maaf banget mbak kalau aku kepo, tapi ini juga demi kebaikan mbak. tadi pas buka Facebook aku gak sengaja lihat foto di branda. Ada yang menandai temanku gitu. Foto acara pertunangan, memang sih fotonya gak berdampingan. Tapi jelas disitu ada foto kedua belah pihak dan pasangan yang bertunangan. Temanku yang ditandai juga berkomentar di situ. Singkat cerita sih yang tunangan itu Kak Andi." Sofi menjeda perkataannya. " halo mbak, mbak denger kan?"
"Iya dik, mbak denger kok, mbak masih di sini. Terus lanjutkan ceritanya."
"Pas aku tanya sama temanku yang ditandai itu kan namanya Ririn ya, yang nandain itu sepupunya katanya namanya Wina. Si Wina ini adiknya Laras, nah Laras itu yang tunangan sama Kak Andi. Panjang banget prnjelasanku ya mbak, tapi mbak paham kan maksudku?"
"Iya dik mbak paham, mbak juga udah tau dari tadi malem."
" Jadi Kak Andi yang ngasih tau sendiri ke kamu mbak?"
"Bukan tapi temannya, namanya Taufik. Taufik juga dikasih tau sama Fajar. Tadi dia SMS cuma minta maaf."
"Aku nggak nyangka mbak Kak Andi bisa berbuat kayak gini. Udah ngasih harapan, ngilang tanpa kabar pula. Pengecut banget sich, kalau memang udah gak mau sama mbak ngomong aja biar mbak gak kecewa dua kali kayak gini."
"Iya jujur mbak kecewa banget, aku kira Mas Andi bisa mbak percaya. Tapi kenyataannya dia berbuat seperti ini. Apapun alasannya, seharusnya dia tidak usah menghindar dan membuat alasan HP nya rusak. Kalau diputus baik-baik InsyaAllah mbak akan bisa terima.
"Dasar cowok pemberi harapan palsu, aku tuh udah curiga sama dia. Apa aku bilang aja ya sama Wina kalau dia udah punya pacar gitu."
"Nggak usah dik, tidak baik merusak hubungan orang. Lagian mbak cuma pacarnya bukan Istrinya. Mbak gak pa-pa, mungkin ini sudah yang terbaik untuk mbak. Pokoknya kamu jangan kepoin dia lagi, oke?"
"Huft! kamu tuh mbak sabar banget sih jadi orang, kalau aku jadi kamu udah aku labrak itu si Andi. Ngomongnya aja manis banget bikin diabetes." kata Sofi dengan nada emosi.
"Percuma dik, untuk apa kita merendahkan diri hanya untuk orang yang tidak mengharapkan kita. Akan ada saatnya kita akan diistimewakan orang yang benar-benar mencintai kita."
"Duh kata-kata pujangganya keluar, aku salut sama mbak. aku tau banget pasti mbak sakit hati, tap mbak masih bisa semangatin diri sendiri. Ya udah kalau gitu mbak, jaga kesehatan ya pokoknya jangan sampe kepikiran sama si Kutu kupret, miss you my sister emmuah."
"Iya dik kamu juga jaga kesehatan, salam sama ummi dan abi. Titip mereka ya, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."
Setelah menutup obrolan dengan Sofi aku mencoba membuka aplikasi facebook punyaku. Aku cari nama Sofi dan mulai membuka brandanya. Aku cari nama Ririn. Ada dua nama Ririn dalam pertemanan. Ririn maniez dan Ririn Dwi Hanan. Aku coba klik yang oertama, dan cek brandanya tidak ada yang Sofi maksud tadi. Kemudian aku klik nama Ririn Dwi Hanan dan cek brandanya. Benar saja postingan yang menandai Ririn dengan Caption ' Alhamdulillah bakal sold out kakakku tercinta' ada 5 foto dan satu vidio. Di situ Kulihat ada beberapa orang yang ditandai .Aku mulai melihat fotonya satu persatu. Foto pertama calon perempuan dengan pihak keluarga. Foto ke dua calon pria dan keluarga. Di foto ini aku mengamati lebih lama. Mataku berkaca-kaca, rasanya sakit ini timbul lagi. Kulihat senyum Mas Andi sangat tulus di situ. Foto ke tiga pemasangan cincin, foto ini persis foto yang diperlihatkan Taufik kepadaku. Foto ke empat hantaran yang dihias serta kue-kue lamaran. Foto ke lima tamu undangan . Dan terakhir vidionya dengan durasi 20 detik yang menampilkan saat pemasangan cincin dari Ibu Mas Andi.
Rasanya sesak di dadaku, semudah itu dia mengabaikan perasaanku. kadang aku merasa mungkin aku tak pantas untuk dicintai.Tak mau berlarut dalam kesedihan dan kekecewaan, akupun pergi ke kamar mandi untuk mandi dan berwudhu'. Sudah jam 11 sebentar lagi sholat dzuhur. Aku memutuskan untuk mengaji sambil nunggu adzan. Sebagian temanku sda yg tidur, ada yang baca buku dan ngerumpi. Kulihat Lina dan Taufik sedang ngobrol di teras. Aku tau Taufik sedang mencoba PDKT dengan Lina. Aku tidak mau ikut campur, asal Taufik serius dan tidak main-main. Meskipun aku baru kenal Lina di sini, tapi kami sudah menjadi teman akrab Dan tentu saja aku akan mendukung apapun keputusannya nanti.
"**N**gomong-ngomong soal teman akrab, kok aku jadi kangen sama Putri ya? sibuk banget dia di tempat KKN, sampe gak pernah telpon aku. paling cuma sesekali SMS. apa tuh anak dapet gebetan baru sampe lupa sama aku? dia kan mudah jatuh cinta." batinku dalam hati.
-
-
See you again, terima kasih udah mampir ke karyaku😍😘