CINTA YANG SALAH

Kesibukan masih menjadi rutinitas dokter dan perawat di rumah sakit terbesar di kota M tidak terkecuali di bangsal neurologi,pekerjaan seakan tidak ada habisnya.

Perawat masih wara wiri keluar masuk di kamar pasien,di nurse station pun sama,laporan dan berkas rekam medis setinggi gunung sudah menunggu untuk di lengkapi.

Rayya tengah sibuk menulis saat Abian datang di dampingi beberapa orang residen.

"Sibuk ya,,serius banget.... " ujarnya.

Rayya mendongak dan melihat Abian yang tengah tersenyum padanya.

"Nggak juga dok, ini sudah kerjaan saya tiap hari.

Rayya kemudian menyiapkan segala sesuatu yang dokter Abian butuhkan.

"Hari ini kamu ada acara nggak? "tanya nya setelah menjatuhkan tubuhnya di kursi.

"Nggak ada dok, seperti biasa aja, habis kerja ya langsung pulang."

"Baguslah,hari ini aku pengen ngajakin kamu makan malam.."Ajak Abian yang membuat Rayya mengerutkan keningnya.

" Maksudku,,aku ingin mengajak semua tim di departemen kita,aku sudah reservasi tempatnya.. "ralat Abian sambil menulis, menghilangkan rasa gugup yang tiba tiba datang saat tidak sengaja dia mengajak Rayya makan malam.

"Aku ingin sedikit membuat mereka tersenyum, tiap hari yang aku dapati, mereka bergelut dengan pekerjaan yang sangat melelahkan,walaupun aku secara langsung tidak pernah sekalipun mendengar keluh kesahnya, mengajak makan dan berkumpul bersama pasti sedikit banyak akan mengurangi rasa lelahnya.Lagian semenjak aku bergabung dengan kalian, belum pernah kita berkumpul dan bersenda gurau bersama kan? " ujarnya panjang lebar.

"Baiklah.. " jawab Rayya singkat.

Setelah percakapan singkat barusan, Abian melanjutkan visit di temani Rayya.

Waktu makan siang tiba, Rayya menyampaikan ke Devi tentang keinginan Abian.

"Ok kak nanti aku sampaikan ke temen temen. "

Malam harinya tepat jam tujuh, satu persatu personil bangsal neurologi mulai berdatangan di restoran tempat Abian melakukan reservasi,tidak terkecuali dokter senior mereka, dokter Anton.

Restoran mewah pilihan Abian menyediakan segala macam jenis makanan, mulai dari yang tradisional, hingga western, jadi rekan yang tidak terbiasa dengan makanan khas barat, bisa memilih menu yang lain yang lebih ramah di lidah mereka.

Abian datang hampir bersamaan dengan Rayya.Mereka bertemu di depan restoran setelah memarkir kendaraan mereka masing masing.

Abian sampai harus menahan nafas dan menelan ludahnya kasar saat melihat Rayya yang baru keluar dari mobil.

"Pakaian apapun yang dia kenakan, pasti akan terlihat cantik. " batin Abian memuji Rayya.

"Kak Rayya,," teriak Acha saat melihat Rayya dan Abian berjalan ke arah mereka duduk.

Rayya tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Kak Rayya cantik sekali.. " itulah kata kata mereka mengagumi kecantikan sosok seorang Rayya.Malam ini Rayya mengenakan gamis berwarna plum di padukan dengan jilbab dark grey,dengan riasan tipis dan minimalis yang menambah kecantikannya. Abian saja sampai tidak bisa mengalihkan pandangannya dari makhluk indah ciptaan Tuhan yang berjalan bersamanya.

Dokter Abian duduk di sebelah dokter Anton, meskipun satu departemen mereka jarang sekali bertemu.Jadi Abian mencoba mengakrabkan diri dengan rekan se profesinya itu.

Rayya duduk di samping Devi, berhadapan dengan Abian.

Sambil menunggu pesanan, mereka sibuk bersenda gurau,bercerita segala sesuatu yang kadang membuat mereka tertawa terbahak bahak.

Apalagi jika Acha yang sudah berbicara menggunakan kamus ngondeknya, pasti suasana akan berubah jadi riuh dan tidak bisa di kondisikan.

Rayya sangat menikmati kebersamaan kali ini,terkadang dia hanya tersenyum menanggapi lelucon Acha, mungkin karena sifatnya memang yang sedikit diam dan tidak banyak tingkah, namun itu tidak mengurangi sedikit pun rasa bahagia dalam hatinya.

Dokter Anton sibuk berbicara dengan Abian, namun fokus lawan bicaranya itu hanya pada wanita anggun yang duduk bersebelahan meja dengannya.

Sembari menjadi pendengar yang baik, sesekali mata elang itu mencuri pandang pada Rayya yang tengah asik bercengkerama dengan Devi.Senyum indah itu yang sekarang lebih sering terlihat dari sebelumnya, bisa mengalihkan dunia Abian.

"Ya Allah, bisakah aku memilikinya? aku ingin sekali menjadikannya pelabuhan terakhir dalam hidupku.. " batinnya penuh harap.

Acara makan malam selesai,mereka meninggalkan restoran hampir bersamaan, yang tersisa tinggal Abian dan Rayya yang masih punya urusan untuk di selesaikan.

"Aku ke toilet bentar ya.. " ujar Rayya.

"Ya udah, aku tunggu,,,sekalian mau bayar.. "

Abian memanggil pelayanan dan meminta tagihan untuk makanan yang mereka makan bersama.

"Ini tuan.. " pelayanan laki-laki tadi memberikan tagihannya.

Abian memberikan kartu berwarna hitam kepada pelayanan tadi.

Tidak menunggu lama Rayya kembali dari toilet.

"Sudah? " tanya Rayya sambil memainkan ponselnya.

"Mmmmm... "

"Bayar berapa..? " tanyanya penasaran.

"Cuma lima belas juta aja.. " jawab Abian enteng seakan uang segitu tidak berarti apa apa baginya, mau di bilang sombong, tapi itu memang tidak seberapa di bandingkan dengan kekayaan yang dia punya. seperti mengeluarkan uang saku untuk jajan anak sekolah, mungkin begitu rasanya.

Rayya mengangkat kepalanya,dan bersamaan dengan itu ponsel yang berada di tangannya terjatuh tanpa di sengaja.

"Aa.. pp.. aa!! "

"Jangan becanda Abi.. "Rayya kaget tidak percaya dengan apa yang di katakan Abian barusan.

Abian mengambil struk tagihan tadi di saku celananya dan memperlihatkan pada Rayya.

Rayya menutup mulutnya melihat angka yang tertera di kertas putih itu.

"Astagfirullah ya Allah,,ini kemahalan Bi?kalau tau semahal itu mending makannya di tempat yang biasa aja, tadi aku pikir paling banyak tiga sampai lima juta aja.. " Rayya komplain panjang kali lebar.

Abian hampir tertawa melihat ekspresi Rayya yang sangat menggemaskan.

Abian harus menunduk dan mengambil ponsel Rayya yang terjatuh karena si empunya seperti tidak memperdulikan nya lagi, yang dia pandangi sedari tadi hanya struk yang berada di tangannya.

"Ini ponselmu,, ayo kita pulang.. " ajak Abian.

Rayya tidak menggubris sama sekali ajakan Abian, dia masih syok dengan kenyataan yang baru saja dia hadapi.

Abian berjalan lebih dulu, meninggalkan Rayya.

Karena sudah berjalan terlalu jauh dan Rayya belum juga bergerak dari tempat nya, mau tidak mau Abian kembali dan menarik tangan Rayya.

Rayya belum sadar kalau saat ini tangan Abian mencengkeram erat tangannya.

"Lain kali jangan coba coba mentraktir kami lagi, aku nggak akan mau..!! "

"Gajiku aja nggak sampe segitu .. " gumamnya..

Abian tertawa melihat Rayya yang sedang menggerutu..

"Ha.. ha.. ha.. "

"Lucu ya kamu,,, aku yang bayar kok kamu yang marah... "

"Bukan gitu Bi... tapi ini kebanyakan!! " ujarnya dengan wajah yang terlihat di tekuk,membuat Abian gemes dan ingin sekali mencubit pipi mulus itu.

Sementara sibuk berdebat,, tiba tiba seorang wanita datang menghampiri mereka.

"Abiaannn.... " teriaknya penuh emosi.

Seketika Abian menoleh begitupun dengan Rayya.

Melihat Abian yang menggenggam erat tangan wanita lain membuat Lita naik pitam.

Bukannya mendatangi Abian, Lita justru berdiri tepat di depan Rayya dan...

Plaaakkkk...

"Litaaaa... "

"Dasar wanita kurang ajar,, berani beraninya kau menggoda suamiku.. "

"Litaaa,,hentikan!!kau salah paham!! " ujar Abian membela Rayya.

Rayya menatap wanita yang sudah menampar nya cukup keras, pipi kanannya terasa perih, tapi itu tidak seberapa di banding malu yang dia dapat saat orang di sekitarnya menatapnya dengan tatapan marah.

"Kenapa aku seperti tidak asing dengan wajahnya? "batin Rayya.

"Kau bilang salah paham?? hhheehh.. yang benar saja.. "

Abian menatap Rayya, "Maafkan aku Rayya..aku akan bicara padanya.. "

Rayya paham kalau sekarang Abian menyuruhnya pergi.dan dia pun menyetujui dengan menganggukkkan kepalanya.

"Maafkan aku nyonya, jangan salah paham ini tidak seperti yang anda bayangkan..." Rayya masih sempat meminta maaf sebelum berlalu dari hadapan sepasang suami istri itu.

"Ciiihhhh, dasar wanita murahan!! "

Dari kejauhan tepatnya di sebuah meja yang berada di bagian paling pojok restoran tersebut, seorang pria tampan menonton kejadian yang sangat menarik di matanya itu.

"Wanita itu... cantik sekali,, kau kalah Lita,, pantas suamimu menyukainya." Dia tertawa dalam hati.

Lita dan Damien sudah membuat janji akan makan malam di restoran dan tidak sengaja tempat reservasi mereka sama dengan Abian.

Damien sudah lama duduk di sana dan memperhatikan gestur tubuh Abian pada Rayya..

"Menarik sekali... aku suka wanita itu..dia terlihat smart dan sangat anggun. "batin Damien.

...****************...