Aisyah dan Andromeda adalah seorang mahasiswi dan dosennya yang merupakan korban salah sasaran yang meminum syrup yang sudah diberi obat perangsang. Mereka akhirnya melakukan sesuatu yang dilarang oleh agama.
Akibat kejadian itu, Aisyah hamil anak dari laki-laki dingin dan cuek. Untuk menjaga nama baik semua orang, keduanya pun menikah dan hidup bersama di satu atap.
"Sejak awal aku tidak pernah mencintaimu," kata Andromeda dengan tegas.
"Ya, aku tahu kamu sangat mencintai sepupumu itu. Namun, cintamu bertepuk sebelah tangan. Apalagi dia wanita yang merupakan istri orang. Sampai kapanpun cintamu tidak akan terbalas," ucap Aisyah dengan sinis.
Akankah kedua orang itu saling membuka hati untuk menyembuhkan luka di hati mereka?
Atau mereka memilih untuk berpisah setelah bayi itu lahir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Kebenaran
Bab 29
Andromeda mendatangi sebuah rumah mewah yang sudah beberapa kali dia kunjungi. Ketika bell pintu ditekan seorang pembantu rumah tangga membuka dan dengan penuh hormat dia mempersilakan laki-laki itu masuk ke rumah. Para penghuni rumah itu sudah sangat tahu kepada Andromeda.
"Apa Den Andro mau menunggu di sini atau naik ke atas?" tanya pelayan tua yang sudah dia kenal dengan baik.
"Biar aku naik ke atas saja, Bik," jawab Andromeda yang kemudian berjalan menaiki anak tangga dan memasuki salah satu ruang yang ada di sana.
Pintu jati itu dibuka dan menampakan kamar yang mewah. Tidak kalah mewah dengan kamar miliknya di rumah orang tua Andromeda.
"Andro, tumben ke sini jam segini?" Terlihat seorang laki-laki sedang memakai baju, karena dia baru selesai mandi.
"Ada yang mau aku tanyakan kepadamu, Surya," balas suami dari Aisyah.
Tuan rumah berjalan ke arah Andromeda dan menyuruhnya duduk. Sementara itu, dia sendiri mengeluarkan minuman ringan dari kulkas mini yang ada di dekat sofa.
"Apa yang ingin kamu tanyakan? Terlihat serius sekali," tanya Surya sambil meletakan minuman kaleng di depan tamu tak diundang.
"Apa kamu menyukai Aisyah?" tanya Andromeda balik dengan tatapan mata penuh selidik.
Sejenak, walau cuma seditik terlihat kalau Surya terkejut. Namun, di detik berikutnya dia bisa menguasai diri. Senyum ramah yang sering dia perlihatkan kepada semua orang, kini terukir di wajahnya.
"Kenapa kamu punya pemikiran seperti itu?" tanya Surya balik tanpa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Andromeda kepadanya tadi.
Andromeda masih menatap tajam kepada temannya yang kini sedang meminum minuman yang dia bawa dari kulkas mini. Dia tahu betul bagaimana gelagat Surya kalau sedang mencoba mengalihkan sesuatu.
"Jawab saja pertanyaan aku tadi, anggap saja ini insting seorang suami," lanjut Andromeda.
Surya tahu siapa Andromeda. Temannya yang sejak duduk di masa kuliah itu bukan orang yang suka bercanda atau lebih banyak diam dalam kesehariannya.
"Aku suka sama dia bukan dalam artian suka terhadap lawan jenis. Dia itu orang yang menyenangkan, baik, dan suka menolong orang lain. Aku rasa bukan aku saja yang suka terhadap dia karena sifat dan tingkahnya itu," jawab Surya dengan santai.
"Matamu menunjukan kalau saat ini kami sedang berbohong!" bantah Andromeda. Sangat jelas dia melihat ada perasaan lain ketika temannya itu berbicara tentang kelebihan Aisyah.
"Oh, ya? Aku merasa sedang tidak berbohong," ujar Surya tersenyum tipis seakan meledek Andromeda.
Tanpa banyak bicara Andromeda melemparkan foto-foto Surya dan Tarisa yang sedang melakukan pengancaman. Foto Aisyah yang ada di dalam laci kerja miliknya. Lalu, saat Surya yang sedang menatap terus ke arah Aisyah saat di villa. Andromeda mengambil beberapa foto itu dari cctv sebuah hotel dan cctv yang ada di villa.
"Mudah bagi aku untuk mengetahui perasaan kamu terhadap Aisyah melalui gambar-gambar itu. Aku mendapatkan bukti ini karena seseorang yang meminum minuman yang sudah diberi obat perang_sang oleh orang berengsek!" Amuk Andromeda sambil menggebrak meja dan membuat minuman kaleng itu terjatuh menggelinding.
"Si_al!" umpat Surya.
"Apa Tarisa yang memberi tahu kamu?" tanya Surya sambil tersenyum miring.
Setelah melakukan interogasi yang memerlukan waktu yang panjang, akhirnya Tarisa mau juga mengaku. Dia di ancam oleh Surya akan membocorkan dia yang menjadi seorang sugar baby dari seorang pengusaha. Tentu saja ini akan menghancurkan kehidupan dirinya dan juga keluarga dia dan pengusaha itu.
Tarisa mau tidak mau harus menuruti keinginan Surya. Agar semua orang bisa selamat dari kehancuran.
Sementara itu, Renata yang melihat kejadian di villa di ancam oleh Tarisa. Wanita itu tahu kelemahan yang menjadi rahasia Renata. Ibunya yang seorang mucikari di kalangan atas, yang selalu bisa menyediakan "penghibur" pesanan dari laki-laki berkantong tebal. Sehingga, perempuan itu hanya diam saja.
"Apa kamu tuli. Aku mencari bukti itu karena seseorang yang merasa dirugikan karena minumannya sudah diberi obat laknat itu!" Andromeda mencengkeram baju Surya dengan kuat.
Keadaan kamar mewah itu kini menjadi tegang. Baik Andromeda maupun Surya saling mencengkeram baju lawannya. Mereka seakan-akan siap untuk saling adu kekuatan.
"Oh, jadi Aisyah meminum jus itu. Aku cukup terkejut karena aku melihat dia biasa saja seperti tidak terjadi sesuatu pada tubuhnya. Bahkan dia tidur dan bangun dalam keadaan biasa saja waktu itu. Jadi, kamu membantu dia malam itu untuk melepaskan gelombang hasrat yang menjerat tubuhnya?" Surya bicara seakan mengejek Andromeda.
Tanpa banyak bicara suami dari Aisyah langsung melancarkan pukulan kepada wajah temannya ini beberapa kali sampai ke luar darah dari hidung dan sudut bibir kanan. Surya kalah cepat dengan Andromeda, sehingga dia yang mendapatkan serangan mendadak itu terlebih dahulu.
Andromeda sangat marah karena gara-gara Surya, dia dan Aisyah harus terjebak dalam kesakitan karena napsu yang terus menguasai tubuh mereka untuk memuaskan hasrat yang tiba-tiba saja datang mendera. Tidak cukup 10-15 menit mereka bercinta, tetapi berjam-jam dia dan Aisyah melakukan hal itu silih bergantian untuk memuaskan diri sendiri. Jika mengingat malam itu, Andromeda ingin marah dan menghajar sampai puas kepada orang yang sudah menjebaknya.
"Justru seharusnya kamu berterima kasih kepadaku, karena dengan kejadian itu membuktikan kalau kamu bukan seorang penyuka sesama jenis dan akhirnya bisa menikah dengannya. Orang tua dan keluarga besar kamu juga merasa senang, 'kan?" Surya terkekeh dengan sorot mata yang merendahkan Andromeda.
"Aku terpaksa melakukan hal itu dengan Aisyah karena kita berdua sama-sama dalam pengaruh obat laknat itu!" teriak Andromeda dan kembali memukul Surya, kali ini di bagian perut.
"Aku hanya memberikan satu obat kepada Tarisa. Mana mungkin kamu yang datang bersama aku meminum jus yang sama dengan milik Aisyah," ujar Surya sambil meringis kesakitan dan memegang perutnya.
"Apa kamu bilang? Jadi, hanya Aisyah saja yang mendapatkan obat itu? Lalu, minuman yang aku minum itu apa?" Andromeda sangat terkejut.
Suami dari Aisyah itu jelas-jelas merasakan rangsangan yang kuat dan hasratnya bangkit hanya melihat senyum Aisyah. Bahkan dia yakin sekali kalau dia merasakan hasratnya sangat menggebu-gebu malam itu, sehingga menginginkan tubuh Aisyah lagi dan lagi seakan tidak puas.
"Apa ada orang lain lagi yang merencanakan kejahatan ini di malam itu?" gumam Andromeda tidak percaya.
Selama ini dia menduga kalau orang yang memberikan obat terlarang itu kepada Aisyah adalah orang yang sama dengan yang memberi obat pada minumannya. Namun, saat mendengar pengakuan Surya barusan membuatnya harus berpikir kembali tentang pelaku lainnya.
'Siapa? Apa orang itu berusaha menjebak aku juga?' (Andromeda)
***
Siapakah orang yang sudah memberikan obat perang_sang untuk Surya dan malah berakhir dengan Andromeda yang menjadi korbannya? Mumet-mumet deh, Andro. Cari pelaku lainnya lagi 😁. Siapakah dia? Tunggu kelanjutannya, ya!
bagus² semua karya author ,,suka 🥰