Tuan Dave Anderson dalam usianya yang terbilang muda, dirinya sudah mempunyai segalanya. Pemimpin Intel Group itu memiliki karier yang sangat sukses, harta berlimpah, dan otak yang cerdas. Tapi semua yang di milikinya itu percuma, karena di dalam hidup Dave tidak akan pernah ada kata hubungan cinta.
Jingga gadis yatim piatu yang sangat berani, masuk kedalam kehidupan Dave Anderson. Akankah sosok Jingga bisa membuat seseorang Dave Anderson mau menjalani sebuah hubungan?
Ig mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 35
Apartemen Casa Grande.
Jingga yang sudah sampai di Apartemen, langsung bergegas masuk ke dalam kamar. Hatinya merasa sangat sedih dan bingung, setelah mendengar semua perkataan Nona Jeny. Di satu sisi, Jingga tidak percaya pada apa yang didengarnya. Tapi di satu sisi lainnya, Jingga merasa nona Jeny berkata jujur padanya. Terlebih Nona Jeny, memperlihatkan surat copy perjodohan antara Dave dengan Nona Jeny.
"Siapa yang harus aku percaya?" Jingga meremas ujung pakaiannya. "Aku harus tanyakan semua ini pada Dave!" Jingga mengambil ponsel miliknya, untuk menghubungi Dave. Namun belum sempat sambungan telepon itu terhubung, Jingga sudah terlebih dahulu mematikannya.
"Jangan Ji ..! Mana ada maling mengaku?" hati kecil Jingga mengingatkannya. "Tapi kalau tidak ditanya bagaimana caranya aku bisa tahu kebenarannya?" Jingga tampak berpikir, dengan sangat keras. Setelah lama berpikir, Jingga pun memutuskan untuk menunggu sampai keesokan harinya. Karena kemarin, Dave berjanji untuk menentukan tanggal pernikahan mereka.
Sore harinya, Dave yang sudah pulang dari kantor. Mendapati Jingga yang sedang duduk di dekat jendela kamar.
"Sayang, kau sedang apa?" Dave duduk di belakang Jingga, memeluknya dengan sangat erat.
"Aku sedang menatap jalanan dibawah sana." Jingga menunjuk mobil-mobil yang berlalu lalang di jalanan.
Dave ikut menatap pandangan mata Jingga, lalu tersenyum sambil mengecup pipi wanitanya. "Kau sudah makan?"
Jingga menjawab dengan gelengan kepala.
"Kenapa?" tanya Dave, yang sudah mulai mengecup leher jenjang milik Jingga. Entah mengapa Dave ingin sekali mengulangi percintaan panas mereka beberapa hari yang lalu. Dave tetaplah seorang pria normal, yang akan tergoda jika terus berdekatan dengan seorang wanita. Apalagi wanita itu adalah wanita yang dicintainya.
"Aku tidak lapar." Jingga mulai merasa tidak nyaman, saat Dave memeluknya dengan erat. Lidah Dave yang terus menggelitik lehernya, membuat Jingga merasakan sensasi yang pernah dirasakannya saat itu. "Dave, hentikan!" Jingga melepaskan pelukan Dave.
"Sebentar sayang." Dave terus mengecup dan menyesap leher Jingga, bahkan kecupannya semakin turun.
"Dave, apa kau sudah memutuskan tanggal pernikahan kita?" Jingga membalik tubuhnya menahan kepala Dave agar menatap dirinya.
"Aku... " Dave menatap wajah Jingga, dengan intens. "Kau itu tidak sabar sekali, untuk menjadi nyonya Anderson." Goda Dave, mulai mengecup bibir mungil milik wanitanya.
"Umh ... !" Jingga melepaskan pangutan bibir mereka. "Dave, jawablah pertanyaan ku! Kapan kau akan menikahi aku?" Jingga sudah tidak sabar, menunggu hari esok untuk menanyakan kepastian pernikahan mereka
"Ji, kau itu kenapa sayang?" tanya Dave, tanpa menjawab pertanyaan Jingga.
"Aku tidak papa, aku hanya ingin kepastian darimu. Kapan kau menikahi aku?" Jingga menatap wajah Dave, dengan intens.
Dave tampak berpikir, menatap wajah wanitanya. "Apa aku harus memberitahu tanggalnya?" gumam Dave dalam hati. "Tapi keaslian surat wasiat itu belum keluar." Dave menjadi bingung sendiri.
Sebenarnya mau hasil surat wasiat itu asli atau palsu, tidak akan mempengaruhi keputusan Dave untuk menikahi Jingga. Bahkan tanggal pernikahan sudah ditetapkan, dan semua persiapan pernikahan sudah dilakukan. Tapi hanya satu ganjalan yang masih mengganggu Dave, yaitu keaslian surat tersebut. Dave akan jauh lebih nyaman dan tenang, saat memberitahukan tanggal pernikahan mereka. Disaat ia sudah mendapatkan hasil dari surat tersebut.
"Dave .." Jingga menyentuh wajah kekasihnya.
"Ya, sayang." Dave pun ikut menyentuh wajah Jingga.
"Kenapa kau diam? Kenapa tidak menjawab pertanyaanku?" tanya Jingga dengan suara yang sendu. Jingga sudah merasa takut kalau yang dikatakan oleh nona Jeny menjadi kenyataan. Jingga tidak tahu harus bagaimana kalau Dave tidak mau menikahinya.
"Sayang, aku pasti akan menikahimu. Dan untuk tanggalnya, aku belum menemukan tanggal yang cocok untuk kita menikah." Jawab Dave, memilih untuk berbohong pada Jingga.
"Tapi Dave! Kau berjanji padaku, besok akan memberitahu tanggal pernikahan kita." Ucap Jingga, dengan bibir yang bergetar. Menahan rasa tangis yang ingin keluar dari matanya. "Tapi kenapa sampai detik ini, kau tidak menemukan tanggal yang cocok untuk pernikahan kita?" cecar Jingga.
tapi apa spesial ny, jingga? mike Dave tampan, tajir smpe klepek"?
seperti makhluk kasat mata /Facepalm//Facepalm//Grin/
kayaknya jingga itu anak mereka ya.
Kaka adik donk sm jeny
tapi bagus jingga, /Casual/