Terpaksa Menikahi Kakak Angkat

Bab. 35

Gadis itu terlihat sangat nyaman dan seolah menemukan seorang teman, begitupun dengan tuan muda pertama mereka yang terlihat sangat telaten pada gadis menggemaskan tersebut. Inilah pemandangan pertama yang Yuan lihat ketika putranya bisa berdekatan dengan seorang anak kecil.

Padahal sebelumnya putranya tersebut sangatlah cuek terhadap sekitarnya. Bahkan bisa dibilang sangat acuh sekali, apalagi terhadap anak kecil. Karena melihat putranya yang langsung begitu akrab dengan putri dari wanita yang ada di hadapannya saat ini, Yuan meminta suaminya untuk menyetujui dan menerima gadis kecil tersebut yang memang tidak memiliki salah dan dosa, juga Yuan tidak mau jika gadis manis tersebut berada di lingkungan yang salah.

Ditambah lagi kondisi tussa saat ini terlihat sedang tidak baik-baik saja. Beberapa kali dia terlihat batuk dan mengeluarkan darah sehingga membuat Yuan dan Rio menawarkan untuk membawa Tusha ke rumah sakit. Namun wanita itu menolak secara lembut dan kemudian berpamitan kepada mereka serta kepada putrinya sendiri dengan rasa sesak di hati.

"Ara ...." panggilnya kepada sang putri seraya berjongkok di hadapan Ara kecil yang dipangku oleh Ryuga, putra tunggal pasangan Rio dan Yuan.

"Ya, Mami," balas gadis itu dengan suara yang menggemaskan. Membuat Yuan langsung jatuh cinta kepada gadis kecil itu. "Ara nggak boleh nakal ya, tinggal sama Mama Yuan dan Papa Rio," ucap Tusha seraya meneteskan air mata.

Melihat itu, Ara meminta turun dari pangkuan Ryuga. Lalu tangan kecilnya itu mengusap pipi Tusha yang basah karena air mata.

"Iya, Mi. Ara nggak akan nakal di sini. Nurut sama Mama Yuan dan Papa Rio. Tapi Mami jangan nangis lagi. Mami harus senyum dan jangan sama orang jahat itu," balas Ara yang memang sering melihat maminya sering dipukuli oleh seorang pria yang sering datang ke rumah mereka.

Tusha mengangguk dengan air mata yang mengalir tanpa bisa dihentikan.

"Iya, Sayang. Mami akan pindah kerja dan lari dari orang jahat itu. Makanya, Ara tinggal di sini sama keluarga baru Ara, ya? Mereka temannya Mami. Baik, kok. Ada Kak Ryuga juga. Ara suka, kan?" tanya Tusha yang kemudian menatap ke arah remaja yang berada di belakang Ara, setelah mendapat anggukan dari putrinya. "Ryuga ... Tante minta tolong, jaga Ara dan anggap dia seperti adik kamu, ya? Dia selama ini hidup sendiri jika Tante tinggal kerja. Tolong, jangan bentak dia jika dia melakukan kesalahan. Karena selama ini Ara sudah sering menerima bentakan dari orang jahat. Bisa?" pinta Tusha yang juga menitipkan Ara kepada Ryuga.

Pria muda itu mengangguk. Membuat Yuan dan Rio merasa lega, karena putra mereka ternyata bisa menerima gadis kecil yang begitu kasihan hidupnya.

Tusha berdiri setelah memeluk lama Ara. Lalu wanita itu pamit pulang. Awalnya Ara terlihat berat, namun setelah diberi pengertian dan di ajak masuk lebih dalam lagi sama Ryuga, gadis itu menurut.

Sementara itu Rio dan Yuan mengantar kepergian Tusha. Hingga sampai di pintu utama, Yuan menawarkan lagi untuk Membawa Tusha ke rumah sakit. Akan tetapi wanita itu tetap menolaknya. Yuan juga berjanji akan menjaga dan merawat Ara seperti anaknya sendiri. Tentu saja Tusha percaya itu. Karena memang Yuan perempuan yang baik di matanya. Pun begitu dengan Rio. Karena di antara mereka tidak ada masalah sedikit pun.

Namun, belum sampai di tempat pos penjagaan, tubuh Tusha ambruk dan langsung tak sadarkan diri. Tentu saja Rio dan Yuan berlari, juga penjaga pos di rumah mereka pun ikut menolong. Tetapi, takdir berkata lain rupanya. Tusha meninggal detik itu juga.

Sedangkan Ryuga melihat keadaan tersebut dari balik jendela kamarnya bersama Ara yang berada di gendongannya. Gadis kecil itu menangis melihat maminya tertidur di tanah dan di bawah guyuran hujan yang masih deras. Ryuga menenangkan nya hingga pada akhirnya Ara terlelap dalam gendongannya.

Flashback Off.