Dimanfatkan oleh sepasang suami istri, Aira tidak bisa menolak. Ia terdesak oleh keadaan, menukar masa depannya. Apakah pilihan Aira sudah tepat? Atau justru ia akan terjebak dalam sebuah hubungan rumit dengan pria yang sudah beristri?
Selamat datang di karya author Sept ke 23
Yuk, follow IG author biar tahu novel terbaru dan info menarik lainnya.
IG : Sept_September2020
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dipenjara
Wanita Pengganti Bagian 29
Oleh Sept
Pagi-pagi Nita sudah masam. Saat suaminya ingin, dia enggan. Dan saat ini dia ingin, tapi Farel malah sama sekali tidak merespon.
"Ada apa dengannya? Apa pekerjaan di kantor membuatnya jadi seperti ini?" gumam Nita sambil memperhatikan suaminya yang sedang gantu baju.
***
Beberapa waktu kemudian.
Farel sudah pakai jas rapi, dan Nita memaksa membentulkan dasi pria tersebut. Padahal sudah rapi dan sempurna.
"Mas ... Aira kabur ke mana, ya?"
Tiba-tiba Nita membahas kaburnya Aira, padahal ia sudah minta orang untuk mengusut, tapi Aira seperti hilang ditelan bumi. Farel pun langsung menelan ludah. Mencoba biasa saja.
"Aku berangkat dulu!" katanya sambil menenteng tas.
'Idih ... cuek banget dia sama Aira. Dia kan mengandung anaknya. Sebegitu bencinya kah mas Farel pada Aira?' batin Nita yang tidak habis pikir dengan reaksi Farel yang acuh. Tidak peduli dengan hilangnya Aira. Padahal kan Aira hamil. Nita terus saja mengerutu.
"Bik ... bibik!" panggil Nita.
Ia ke belakang mencari si bibi.
Tap tap tap
Bibi datang sambil mengelap tangannya yang basah karena habis cuci piring.
"Iya, Non."
"Aira pernah menghubungi Bibi, tidak?" tanya Nita yang tahu kalau selama ini Aora sering ngobrol dengan bibi.
"Tidak pernah, Non," jawab bibi cepat.
"Benarkah? Kamu gak bohong?"
Bibi mengangguk lagi.
"Bener, Non. Si Ira gak pernah hubungi Bibi. Memang kenapa, Non?"
"Bukan apa-apa," kata Nita lalu pergi.
Nita pun naik ke lantai atas, sambil bergumam kesal.
"Ke mana anak ini? Meresahkan saja!" omelnya pada angin.
"Apa dia ke kampung? Kalau di bicara macam-macam, bisa jadi masalah. Aku harus cari anak itu."
***
Yang dicari sedang termenung. Aira duduk sambil nonton TV. Atau lebih tepatnya TV yang sedang melihat Aira. Ia capek, bangun tidur lalu tidur lagi. Aira ini begitu penurut, dia benar-benar tidak keluar kamar seperti perintah Farel.
Menjelang sore hari, suara pintu kamar hotel diketuk. Aira pikir mungkin layanan hotel. Ia pun membuka pintunya.
KLEK
"Ayo keluar!" kata Farel yang langsung masuk. Ia memeriksa seluruh ruangan. Memastikan semuanya tidak meninggalkan jejak.
Farel akan membawa Aira keluar dari hotel tersebut. Ya, anggap saja dia sudah mulai tidak waras. Karena mulai kucing-kucingan dengan Nita.
"Apa kita akan pulang, Tuan?" tanya Aira yang tiba-tiba kepo. Padahal dari kemarin dia tidak banyak bicara.
"Sudah! Jangan banyak tanya!" jawab Farel ketus.
Mereka kemudian masuk lift, beberapa orang juga ikut bersama mereka. Semakin lama semakin banyak, hingga lift hampir penuh. Reflek, Farel mengunakan lengannya untuk melindungi perut Aira, tanpa Aira ketahui. Karena tempatnya yang sempit.
Setelah sampai di lantai dasar, Farel pun membawa Aira ke basement, kemudian berjalan ke arah mobil mereka, keduanya masuk ke dalam mobil tanpa banyak bicara. Sepanjang jalan saat meninggalkan hotel, Aira sudah tidak berani bertanya lagi.
Hingga beberapa saat kemudian, mereka tiba di sebuah perumahan cluster. Perumahan dengan penjagaan yang cukup ketat.
***
"Mulai sekarang kamu tinggal di sini!" kata Farel ketika mereka berdua sudah masuk ke dalam hunian dua lantai tersebut.
"Dan ini, pakai ponsel ini untuk menghubungiku kalau ada apa-apa," tambah Farel lalu menyodorkan ponsel baru yang sudah ada nomornya.
Farel sepertinya sengaja menyembunyikan Aira dari banyak orang.
"Terima kasih," kata Aira pelan lalu meraih ponsel baru tersebut.
"Untuk saat ini, jangan pernah hubungi siap pun!" ujar Farel.
Aira lantas mendongak.
"Bagaimana dengan ibu saya, Tuan?"
"Tidak boleh!" jawab Farel ketus.
Aira hanya bisa menelan ludah, dia benar-benar seperti dipenjara oleh suaminya itu.
"Kenapa, Tuan?"
"Jangan banyak bertanya!"
Seketika Aira langsung tertunduk lesu.
***
Sudah malam, tapi Farel masih di rumah itu. Rumahnya masih kosong, banyak ruang kosong yang belum terisis perkakas lainnya.
"Besok akan ada satu pembantu di rumah ini, jadi kamu tidak akan kesulitan membersihkan rumah ini," kata Farel.
Dia sepertinya akan bersiap-siap pulang. Farel kemudian melirik ke depan, hanya ada satu penjaga, yang biasanya berjaga di pos depan. Sudah pukul 8, si Nita juga sejak tadi WA, kenapa dia tidak pulang-pulang. Akhirnya, ia memutuskan untuk segera balik ke rumahnya.
"Jangan ke mana-mana!" kata Farel yang sudah memegang kunci mobil.
Aira megangguk patuh.
"Kunci pintunya, jangan biarkan orang masuk!"
Aira kembali megangguk. Kemudian menutup pintunya saat Farel benar-benar meninggalkan rumah.
Tinggal di rumah yang sangat besar, membuat Aira merinding. Apalagi rumah itu kosong. Ditambah malam itu selepas kepergian Farel, mendadak hujan sangat lebat, ditambah angin dan petir yang menyambar-nyambar.
***
Baru sepuluh menit mobilnya melaju, tapi Farel menjadi tak tenang. Masalahnya, Aira hanya di rumah itu seorang diri.
Ia yang cuek, terkesan dingin dan sangat tidak suka Aira, mendadak merasa gelisah. Akhirnya, ia putar balik dengan cepat. Farel buru-buru kembali ke perumahan yang besar tersebut.
CHITTT ...
Benar saja, lampu di komplek mati. Beberapa menyala mungkin karena ada Genset. Farel pun buru-buru masuk ke dalam pagar, kemudian mengetuk pintu dengan baju yang sedikit basah saat berlari barusan.
"Aira! Aira!"
Ting tung
Tok tok tok
"AIRAAAA!"
Kesal tidak dijawab, Farel langsung menghubungi nomor Aira.
Tut Tut Tut
"Ke mana dia? Aku baru saja pergi beberapa saat yang lalu!" omelnya sambil terus memanggil nama Aira.
"Aira!"
DUARRRR
BERSAMBUNG
Sambil nunggu up, klik profile Sept. Ada 24 judul yang tersedia. Semoga terhibur bestikuu.
Fb Sept September
IG Sept_September2020
karepmu jane piye reeell jalok d santet opo piyee.....😡😡😡😡😡😡😡
waktu penyiksaanmu teko fareelll....gawe trsiksa dsek iku farel thoorr.....ben uring uringan mergo nahan rindu tpi airane moh ktmu gtuu 😀😀😀😀😀