BADBOY ITU SUAMIKU

...Nex partnya mau lagi nggak nih?...

...Kalau partnya ini suka nggak?...

...Harus komen ya.......

...Mamak mau minta maaf nih kalau ada typo banyak....

...Kalau suka dan seru dengan novelnya, jangan lupa ajak teman temannya buat baca juga 🤭...

...Salam sayang dari mamak Diyah...

...See you nex part ❤...

Visual lagi dong....

Zaki Dwikara

Angelina Gaharin

Edo Devaro

●

●

●

"Lo sudah bangun? Sorry tadi gue gendong lo ke sini. Gue tidak tega lihat lo terlelap di sofa tadi" Ucap Langit tanpa melihat ke arah Lita.

"Hah" Lita menghela nafasnya. Dia berjalan menghampiri Langit lalu mulai mengeringkan rambut Langit.

Awalnya Langit terkejut karena Lita yang lebuh dulu menyentuhnya saat ini. Namun dia hanya tersenyum dengan terus jari jarinya yang menekan tombol tombol di leptopnya.

"Sebelum belajar lebih baik kamu keringkan dulu rambutnya. Jangan biarkan rambut kamu basah lama lama. Kamu bisa masuk angin jika kamu biarkan sampai kering sendiri" Ucap Lita.

"Gue sudah biasa. Lagian ini harus kelar secepatnya." Ucap Langit.

Lita melihat sekilas leptop Langit. Dia menyerngitkan dahinya ketika melihat berkas yang sedang di kerjakan oleh Langit saat ini. "Kamu ketua Osis?" Tanya Lita.

"Iya, gue ketua Osis sekarang. Tapi sebentar lagi gue akan serah terima jabatan karena gue sebentar lagi akan ujian akhir" Jawab Langit.

"Bisa ya orang seperti kamu yang suka ke club malam jadi ketua Osis" Ucap Lita tersenyum.

"Gue anak baik baik kok Lit. Itu pertama kalinya gue datang ke club malam dan di situ juga pertama kalinya gue minum minuman keras." Jawab Langit.

"Gue sebenarnya bukan anak baik baik Lita, gue ikut geng motor, gue juga sering tawuran tapi gue tidak pernah menyentuh wanita melewati batasnya" Imbuh Langit.

Lita hanya tersenyum mendengar cerita dari Langit mengenai dirinya. "Sudah selesai, aku keluar dulu" Pamit Lita namun Langit segera mencekal tangan Lita saat Lita akan berbalik untuk keluar dari kamar Langit.

"Sorry" Ucap Langit yang melapas tangannya dari tangan Lita ketika Lita terkejut.

"Gue mau bicara sama lo Lita" Ucap Langit.

Lita mengangguk lalu duduk di pinggiran kasur Langit. Langit menarik kursinya agar lebih dekat dengan Lita. "Apa boleh gue genggam gangan lo?" Tanya Langit.

Awalnya Lita sedikit takut namun melihat keteduhan dari mata Langit, akhirnya Lita pun mengangguk pelan. Langit tersenyum lalu segera menggenggam tangan Lita erat.

"Apa lo masih takut sama gue?" Tanya Langit.

"Iya, maaf" Jawab Lita tertunduk.

"Tidak apa apa, gue tau kalau tidak akan mudah untuk lo melupakan rasa sakit yang gue torehkan ke diri lo" Ucap Langit.

"Tapi Lita, tolong coba lah lo untuk membuka hati lo. Coba lah lo terima gue sebagai suami lo. Gue memang bukan pria baik baik. Gue juga masih bocah tapi gue ingin memperbaiki hubungan kita. Gue ingin lo tidak takut lagi sama gue. Jujur gue jug sakit melihat lo yang seting terkejut ketika gue sentuh."

"Tapi lo tenang saja, gue akan menunggu lo untuk terima gue. Gue tidak akan memaksa lo untuk menerima gue secepatnya." Imbuh Langit.

"Maaf ya Langit. Aku secara tidak lamgsung sudah menyakiti kamu. Tapi aku akan berusaha untuk membuka hati buat kamu. Aku harap kamu bisa pegang ucapan kamu untuk menunggu aku" Ucap Lita lembut.

"Ok, gue akan tunggu lo" Jawab Langit tersenyum.

"Oh iya, katanya lo mau ke kontrakan lo. Ayo gue antar" Ucap Langit.

"Iya, aku siap siap dulu" Ucap Lita tersenyum.

"Ok, gue juga mau ganti baju dulu" Jawab Langit.

Lita bangkit dari duduknya, dia berjalan keluar dari kamar Langit. Langit segera menutup leptopnya. Dia berjalan ke arah ruang ganti untuk mencari pakaian santainya.

Saat Langit sedang menyisir rambutnya. Dia mendengar ketukan pintu dari kamarnya. "Masuk" Ucap Langit yang masih menyisir rambutnya.

"Ada apa?" Tanya Langit yang heran pada Lita karena dia belum juga berganti pakaian.

"Boleh pinjam kaos kamu tidak? Baju ku kotor" Ucap Lita tertunduk malu.

"Pakai saja sesuka lo. Cari sana di ruang ganti gue" Ucap Langit tersenyum.

"Iya" Jawab Lita mengangguk. Lita berlari kecil menuju ke ruang ganti. Langit yang melihat hal itu merasa gemas. Dia ingin sekali menggendong Lita lalu menggigit pipu cabi Lita.

"Gemes banget gue lihatnya" Guman Langit.

Langit duduk di kursi belajarnya dengan memainkan ponselnya. Dia melihat group chat Osisnya yabg sedang ramai. Dia hanya tersenyum membaca anak anak Osis yang sedang bertukar pesan di group.

"Aku sudah siap" Ucap Lita yang kini memakai kaos abu bau milik Langit yang tampak seperti daster baginya. Dia memasukkan separuh kaos Langit yang ia pakai ke dalam celana pendek yang ia gunakan.

"Manis banget" Ucap Langit tersenyum. Mendengar pujian dari Langit mambuat Lita malu. Kedua pipinya yang putih kini berubah merah seperti kepiting rebus.

Langit bangkit dari duduknya. Dia mengambil jaketnya yang berada di sandaran kursi yang ia gunakan tadi lalu memakaikan jaket miliknya di pinggang Lita.

"Jangan pakaia celana sependek ini jika lo keluar dari rumah. Gue nggak rela jika nata para baj***n melihat kaki jenjang lo" Ucap Langit.

Langit mengusap pucuk kepala Lita lalu menggandeng tangan Lita keluar dari kamarnya. Lita semakin malu dengan ucapan dan sikap lembut Langit padanya. Jantungnya terus berdetak dengan cepat.

Ternyata Langit pun sama, dia juga merasa debaran yang aneh saat ini. Jantungnya berdebar cepat dan telinganya yang terasa panas. "Gue sudah mulai gila" Guman Langit.

"Apa?" Tanya Lita yang tidak mendengar gumanan Langit.

"Tidak apa apa, ayo masuk mobil" Ucap Langit saat mereka sampai di depan mobil milik Langit.

🌹🌹🌹

Ke esokan harinya.

Elang dan Zahra baru sampai di sekolah mereka. Zahra turun dari mobil bersamaan dengan Elang. Namun saat baru saja akan berjalan menuju ke kelas. Elang di panggil oleh Coki dan Geo. Mereka adalah teman sekelas Elang dan teman dalam Geng yabg di pimpin Elang.

"Lang" Teriak Coki yang berlari bersama Geo.

"Ada apa?" Tanya Elang dan Zahra yang menghentikan langkahnya.

"Kita di setang Lang, anak anak dari sekokah Jack menuju ke sekolah kita sekarang" Ucap Geo.

"Lo tau dari mana?" Tanya Elang terkejut.

"Ada aduk kelas yang melihat mereka sedang menuju ke sini. Dia menghubungi gue tadi" Ucap Coki.

"Lo serius?" Tanya Elang.

"Iya Lang" Jawab Coki.

Di saat bersamaan, Dika dan Langit juga baru datang. "Jack menuju ke sini Lang" Ucap Dika yang menghampiri Langit dan Zahra.