NovelToon NovelToon
Kehidupan Baru

Kehidupan Baru

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:716.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Sanggar Indah

Beberapa orang tidak percaya adanya reinkarnasi. Tetapi inilah yang di alami seorang Angel Zhao. Bukan! lebih tepatnya perpindahan jiwa.

Angel Zhao mendapati dirinya bangun di tubuh wanita bernama Julia Brasco. Gadis polos dan lemah yang juga meninggal akibat kecelakaan. Gadis yang ada di mobil yang menjadi lawannya.


Angel dan Julia yang sama-sama menjadi korban keserakahan, sama-sama korban penghianatan, dan sama-sama menjadi korban penjebakan.


Angel yang bodoh dan naif membuat seluruh keluarganya menanggung penderitaan. Penyesalan yang begitu besar membuat Angel meminta pada yang kuasa untuk memberikannya kesempatan sekali lagi.


Angel yang menginginkan kehidupannya lagi, menempati tubuh Julia yang sudah menyerah dengan hidupnya sendiri.


Angel berusaha untuk memperbaiki hidupnya lewat tubuh Julia.
Dia akan melakukan semua, meski harus menjadi boneka dari pria kaya yang menjadi suami kontraknya. Pria inilah yang mengantarkan Angel kepada pembalasan dendamnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanggar Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Julia Sudah Gila

Maxilian duduk tenang di sudut ruangan dengan nyaman sambil menikmati segelas wine terbaik di bar ini. Tangannya bergerak memutar gelas wine, lalu sesekali menyesap wine sedikit demi sedikit. Dia tidak menghiraukan tatapan penuh minat dari para wanita di sana. Yang ingin dia lakukan hanya untuk menenangkan diri sejenak dari penatnya masalah yang dihadapi.

Waktu berlalu dengan tenang mulai terasa membosankan untukmya. Kemudian dia memejamkan matanya sambil bersandar di sofa bar. Menikmati suasana sebelum tiba-tiba datang seseorang yang duduk di pangkuannya.

'Siaal siapa yang duduk di pangkuanku' makinya dalam hati

Dia membuka matanya pelan dan dia kemballi dikejutkan dengan sebuah pelukan erat yang merengkuh hangat kepalanya. Aroma parfum yang lembut dan manis terhirup oleh indera penciumannya. Dia seperti merasa ditarik ke dalam sebuah kenangan lama yang terkadang masih dirindukannya.

"Ibu" Batin Maxilian yang  seperti mencium wangi parfum ibunya.

Belum selesai angannya, tiba-tiba dia merasa tangan halus dan lembut membelai wajahnya sebelum sebuah ciuman lembut mendarat di bibirnya. ******* lembut bibirnya namun sayangnya ciuman itu tak selihai wanita lain yang mencoba merayunya.

Ciuman itu sangat buruk!

Benar-benar buruk hingga dia bisa menilai gadis yang menciumnya ini tak memiliki pengalaman sama sekali tentang bagaimana ciuman yang baik!

Belum selesai menikmati keterkejutannya, ciuman itu telah selesai. Tatapan dingin Maxilian sekarang dapat meneliti jelas wajah merah dengan bola mata yang sayu dan bibir segar menggoda dari wanita itu. Belum sempat Maxilian mengatakan sesuatu yang akan menyakitkan hati gadis itu, tiba-tiba gadis itu menarik kedua tangannya yang bergelayut di lehernya dengan keluhan yang halus.

"Sial! Jordan tidak memperdulikanku sama sekali!"

Maxilian geram saat gadis itu tak kunjung pergi dari pangkuannya. Bahkan aroma parfum itu kian jelas tercium sehingga membangkitkan kenangan ibunya. Membuat dirinya berkeinginan untuk memeluk gadis itu.

"Menyingkir dari pangkuanku!!" Amuk Maxilian.

Julia menatap mata coklat yang dingin itu hingga serasa menusuk tulang. Tatapan jijik juga gerah membuatnya berdiri tanpa sadar. Dia menatap jauh dan mendapati Jordan terlihat kesal dan kini tengah menatap nyalang Julia. Dia memaki sesaat sebelum akhirnya dengan berani kembali duduk di pangkuan Maxilian dan memeluknya erat.

"Aku tak punya waktu sekarang, tapi aku akan menjelaskan nanti." ujar Julia dengan cepat.

Julia dengan segera menempelkan bibirnya pada bibir Maxilian sekali lagi dengan matanya yang tak fokus dan melirik Jordan yang kian melangkah mendekatinya. Bedanya, dia tak berminat melakukan ciuman seperti pertama dia lakukan, karena jelas dia sangat gugup dan takut menciptakan keributan.

Maxilian memejamkan matanya sesaat dan merasa gadis gila di pangkuannya ini benar-benar tak tahu diri. Dia jelas terlalu sabar hanya karena aroma parfum yang gadis ini pakai terasa sama dengan milik ibunya. Tapi dia juga tak akan membiarkan gadis ini menggodanya lagi. Rasa jijik membuat Maxilian segera mendorong Gadis di pangkuannya sebelum tiba-tiba sebuah tangan asing melintas dan menarik gadis di pangkuannya untuk berdiri.

"Apa yang kau lakukan!"

Kata-kata dingin dengan tekanan emosi kuat itu membuat Julia menoleh dan terhuyung. Tubuhnya tertarik dan refleks berdiri dengan lengan yang tertarik cukup kuat. Dia menoleh dan tersenyum saat melihat Jason menatapnya tajam.

"Jason, kenapa kau ada di sini?" tanya Julia dengan tubuh linglungnya yang tak dapat berdiri kokoh. Dia menoleh ke samping dengan sempoyongan dan tersenyum serta melambaikan tangannya pada Maxilian yang memiliki emosi rumit di wajahnya. "Tuan tampan, terima kasih. Ah, tunggu dulu."

Jason membeku saat melihat wajah Maxilian yang tak memiliki ekspresi. Terlebih saat satu tangan Julia menahan tangannya untuk melepaskan tangan Julia yang tengah dia pegang.

"Jason lepaskan! Aku harus mengucapkan sesuatu padanya."

"Julia.." seru Jason keberatan. Dia mengeratkan gerahamnya dengan kuat. Rasanya dia ingin memaki juga menyesali kedatangannya ke Atomic bar. Bagaimana tidak? Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi setelah dilanda rasa khawatir akan keselamatan gadis yang baru saja melamarnya. Dia datang dengan tergesa namun yang dia lihat adalah gadis yang baru saja melamarnya itu tengah duduk mesra sambil berciuman dengan seseorang.

'Lalu apa maksud lamaranmu? Aku bahkan belum menjawabnya dan dia sudah melakukan hal gila dengan pria asing. Julia,,semurah itukah dirimu? Kau tak hanya berselingkuh dari kekasihmu, kau bahkan melamar juga mencium pria lain! Kenapa juga aku harus semarah ini'

Julia berjalan sedikit terhuyung dan mencoba berjalan dengan benar. Dia menarik resleting dompet jinjingnya yang dia pegang dan mengeluarkan beberapa uang dari sana. Matanya mengernyit, saat dia tak dapat melihat dengan jelas angka yang tertera dalam uang yang dia pegang.

"Oh,,kenapa mereka menjadi memiliki banyak angka nol?" Tanyanya heran. Namun dia dengan tersenyum menarik salah satunya. "Yah, ini bagus. Ini akan jadi sangat mahal."

Maxilian memiliki feeling yang buruk saat melihat Julia berjalan ke arahnya. Dia baru saja akan berdiri sebelum Julia tersandung dan lagi-lagi jatuh tepat di atas pangkuannya. Gadis itu bahkan tersenyum saat melihat raut wajahnya yang dingin.

"Tuan, ini adalah uang tips dariku. Kau sangat tampan, dan aku sangat menyukai ketampanan sepertimu. Yah, kau kau memiliki wajah yang sempurna," ujar Julia melantur dengan senyum lebarnya. Tangannya menyelinap dalam jas Maxilian dan meletakkan uang yang tengah dia genggam. Menarik tangannya, Julia merapikan jas Maxilian dengan lembut. "Ketampanan," ujarnya lagi. Julia benar-benar telah mabuk berat.

"Julia!"

Kali ini teriakan Jordan memecah suasana ramai di dalam bar. Dia menarik tangan Julia hingga membuat Julia berdiri dan membentur dadanya. "Apa yang kau lakukan bersamanya?! Kau tak ingat kita akan bertunangan!"

Seluruh orang mulai berkumpul dan menonton. Jason tertegun saat melihat Jordan di sana. Tangannya mengepal erat. "Apa ini? Apa aku ditipu? Dia melamarku saat akan bertunangan dengan kekasihnya? Jullia, lelucon macam apa yang kau mainkan?"

Hal yang paling parah adalah wajah Maxilian yang menggelap. Dia sudah cukup sabar dengan gadis yang tak dikenalnya ini, lalu sekarang dia harus menjadi tontotan semua orang. Tangannya meraih sesuatu yang terselip di dalam saku jasnya. Dia mengeluarkannya dan kian marah saat tahu gadis itu menyelinapkan uang sepuluh dolar sebagai uang tips untuknya.

"Wanita gila darimana ini? Apakah dia tidak tahu siapa aku? Apakah dia pikir aku semiskin itu? Tak hanya berani menciumku, dia bahkan memiliki hubungan yang rumit bersama pria-pria yang aneh. Beraninya dia menarikku ke dalam lingkar masalahnya. Aku akan membuatnya menyesal karena merusak ketenanganku. Gadis menjijikkan!

Julia tertarik saat tangan Jordan menariknya cepat. Matanya meneliti wajah Jordan sesaat dan pada Janet yang bergegas dan berdiri di samping Jordan. Saat ini dia jelas melihat tatapan marah Jordan dan tatapan muak dari Janet.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Jordan geram.

Julia tertegun. Dia melihat tangan yang putih kini memerah dalam genggaman Jordan. "Kau sendiri?" tanyanya lirih. Bibirnya tersenyum tipis. Seakan mengejek kepedulian Jordan padanya. Janet yang berada di samping Jordan sangat kesal padanya.

"Apa kau berselingkuh dariku?" tanya Jordan lirih. Aku tak perduli apa yang terjadi denganmu, tapi ingatlah untuk tidak membuat masalah sebelum pertunangan kita terjadi. Atau kau ingin kita menikah saja?"

Julia menggeleng cepat. Dia tahu kalau kata-kata itu adalah ancaman baginya. Alkohol telah membuat pikirannya makin kacau tak terkendali.

"Pulang!" perintah Jordan tegas. Dia menarik tangan Julia dengan hentakan kuat hingga Julia terhuyung dan hampir jatuh. "Pulang bersamaku!"

Kerumunan itu terdengar makin riuh saat akhirnya tubuh Julia merosot tak stabil ke bawah karena tarikan tersebut. Julia menarik tangannya dari genggaman Jordan dengan tubuh yang terduduk di lantai karena merasakan pusing luar biasa. Wajahnya terasa panas hingga tangannya tanpa sadar menutupi wajah cantiknya.

Jason tergerak dan hampir mendekat. Sedangkan Maxilian yang baru saja berdiri, kini terduduk lagi saat melihat kerumunan kian padat. Maxilian memilih menonton pertunjukannya sebentar dengan menyesap wine nya. Dia menimbang hukuman apa yang akan dia berikan untuk gadis yang berani menciumnya.

Julia mengusap wajahnya saat suara tekanan Jordan terdengar lagi. Suara kerumunan itu membuat telinganya berdengung. Dia mendongak, meneliti setiap wajah asing di sana. Entah kenapa dia merasa menjadi tontonan. Itu seperti dirinya sebagai Angel Zhao yang harus menghadapi syuting, di mana dirinya adalah tokoh utama yang teraniaya.

Angel Zhao bukanlah Julia yang bodoh, dia hanya merasa sebagai dirinya sendiri tapi tetap mengetahui masa lalu Julia. Satu kenyataannya adalah mereka memiliki nasib yang sama, sama-sama dihianati dan dicampakkan. Lalu ia menangis pelan saat mengingat kematian mereka yang mengenaskan.

"Julia," tegur Jason lembut. Tangannya terulur tapi suara dingin Jordan terdengar sehingga membuat tangan Jason terhenti. Terlihat Jordan manatap nyalang penuh kemarahan.

"Jangan menyentuhnya!"

Kerumunan itu menjadi sunyi meski suara musik terdengar keras. Punggung Julia bergetar hebat. Dia menangis dengan pilu. Melihat itu Maxilian hanya menatap datar. Dia hanya menunjuk salah satu pelayan disana,dan berkata sesuatu. "Hentikan musiknya! Biarkan mereka menyelesaikan masalah!"

Pelayan tersebut mengangguk dan berjalan ke meja dj untuk menghentikan laju musiknya. Setelah suara musik terhenti, suasana kian hening dan tangisan Julia kian terdengar jelas.

"Berhenti bersandiwara! Kau menyebabkan masalah! Pulang bersamaku!" ajak Jordan mulai menyadari keadaan makin memburuk.

Maxilian tersenyum, ini akan jadi pelajaran luar biasa jika seluruh orang tahu kalau wanita yang telah menyentuhnya adalah wanita murahan. Dia akan membuat suasana itu kian tak menguntungkan untuk masalah mereka. Meski dia hanya duduk, namun bibirnya menyeringai.

"Julia! bentak Jordan kehabisan kesabaran. "Kenapa kau selalu saja bodoh!"

Mendengar nada penuh makian dan ejekan itu, Janet pun tersenyum puas. Tadinya dia sedikit khawatir saat melihat Jordan mulai terlihat tertarik pada Julia. Tapi sepertinya dugaannya salah. Mungkin dia terlalu khawatir. Akhirnya dengan lembut dia menambahkan.

"Sepupu, ayo pulang. Ini akan buruk untuk citramu sebagai putri dari keluarga Brasco. Pertunangan kalian, itu bisa mendapat masalah kalau orang-orang melihat kau bersama pria acak." Dia sengaja menekankan  kata 'Brasco' dan 'pertunangan' membuat kerumunan kian berbisik dengan tawa mengejek. Sindiran halus mulai mengangkat nama Julia sebagai wanita murahan.

Maxilian tersenyum tipis saat mendengar kata 'pria acak' yang jelas merujuk padanya. Ternyata di negara Las Vgas ini masih banyak yang tak mengenali dirinya. Mungkin ini efek dia yang terlalu lama meninggalkan kota ini. Ataukah karena dia dikenal orang sebagai orang lumpuh jadi tidak ada yang percaya bahwa dia benar-benar Maxilian dari keluarga Lunox.

Julia mendongak, wajahnya tampak basah oleh air mata dan menyedihkan. Sosoknya yang cantik kini tampak lemah dan membuat beberapa pria di sana tergerak untuk melindunginya. Dia menatap Janet, lalu pada Jordan, secara bergantian. Suara berisik dari kerumunan yang terus mengejeknya terdengar jelas.

Aku hanya sedikit mabuk! tapi aku tidaklah tuli atau bodoh seperti yang kalian kira! Jerit batinnya marah.

"Julia," panggil Jason lembut. Saat ini dia tidak bisa membiarkan gadis itu menjadi tontonan dan dipermalukan. Julia mencoba berdiri, dan Jason membantunya. Jason pikir Julia akan mengikutinya untuk melangkah pulang. Tapi siapa sangka gadis itu menyentakkan tangannya dan mencoba berdiri tegap meski masih tak stabil. Dia melihat Julia tertawa kecil, lalu menangis keras. Seperti anak kecil kehilangan mainannya.

Dalam tangisan itu menyebabkan seluruh orang tertegun dan tak tega. Julia menunjuk Janet dengan penuh luka. "Kau benar. Aku putri keluarga Brasco, tapi Janet, bukankah kau yang jahat padaku? Kau jahat."

Wajah Janet berubah pias saat tatapan tajam kerumunan teralih padanya. Dia mencoba meraih tangan Julia yang teracung di wajahnya dengan senyum manis. "Sepupu, apa yang kau katakan? Kau mabuk, ayo kita pulang."

Tapi tangan Julia lebih dulu berpindah ke wajah Jordan dan menatap Jordan penuh luka. "Kau.." ucapnya sedih.

"Ayo pulang," bujuk Jordan sedikit melembut saat melihat Julia masih terisak. Tangannya mencoba meraih tangan Julia tapi Julia menghindar karena mundur.

"Tidak." jawab Julia pelan. Dia menatap Jordan penuh luka. "Kau benar. Aku gadis yang bodoh. Tapi bagaimana bisa kau membuatku makin bodoh? Jordan, biar kuberitahu semuanya. Biarkan seluruh orang di sini tahu. Aku tak ingin bertunangan denganmu! Bagaimana bisa hidupku yang berharga ini kusia-siakan bersamamu. Bagaimana bisa kalian mencoba mengendalikan aku.."

"Julia!" Tegur Jordan dingin. Dia mulai tidak nyaman dengan tatapan semua orang di sana.

"Tidak." potong Julia. "Kau harus mendengarkan aku! kau tahu aku sebatang kara! Aku tak punya ayah ibu, dan bagaimana bisa kau memaksaku untuk hidup menderita bersamamu! Apakah kau pikir aku ini bodoh? Aku tahu, aku tahu kau berselingkuh dengannya!" tunjuknya pada Janet.

"Sejak awal kita mulai berhubungan kalian sudah berselingkuh!. Jadi siapa yang mencoba membodohi orang di sini?"

1
Anonymous
ok
adelia azni
Alut cerita nya bikin pusing,, tokoh utama nya tidak menarik,, bukn balas dendam malah hancur,, kan bodoh
Vilia Yulianti
Luar biasa
Vilia Yulianti
Lumayan
Ni Ketut Patmiari
Luar biasa
Mariyah
👍
Mariyah
hahahaha../Facepalm//Facepalm/
Ani Ani
semua nya main pakasa
Ani Ani
terima kaseh juga beri cerita yang bagus
Ani Ani
betul bagi DIA kesempatan
Ani Ani
seronok lah tu
Ani Ani
jahat betul habis semua di bunuh nya
Ani Ani
DIA Tahu jac yang tolong
Ani Ani
terumkap satu rasia
Ani Ani
ada yang terlebih perasan
Ani Ani
selau DIA yang kena
Ani Ani
betul betul tak ada hati
Ani Ani
semua ada lah kebaikan nya
Ani Ani
gatal sangat nak laki orang terus jatuh
Ani Ani
DIA Tahu orang tu sakit hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!