NovelToon NovelToon
Sumpah Setia Di Ujung Senapan

Sumpah Setia Di Ujung Senapan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa
Popularitas:3.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

"Menjadi prajurit butuh perjuangan, butuh pengorbanan. Berjuang untuk bumi tempat berpijak, demi setiap tarikan udara yang kita hirup dan demi orang-orang tercinta beserta kedaulatan. Berkorban, mengorbankan segala yang kita miliki sekalipun sebuah sumpah setia di ujung senapan."

~Teuku Al-Fath Ananta~

"Aku tak akan membuat pilihan antara aku atau bumi pertiwi, karena jelas keduanya memiliki tempat tersendiri di hatimu. Jadilah sang garuda meski sumpah setia kau pertaruhkan diujung senapan."

~Faranisa Danita~

Gimana jadinya kalo si sarjana desain grafis yang urakan dan tak suka pada setiap jengkal tanah yang ia pijaki bertemu dengan seorang prajurit komando pasukan khusus nan patriotisme dalam sebuah insiden tak terduga, apakah mereka akan seirama dan saling memahami satu sama lain, dalam menjejaki setiap jalanan yang akan mereka lalui ke depannya di belahan bumi pertiwi ini? Ikuti kisahnya disini yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AKADEMI PASUKAN KHUSUS

..."Umi, abi..abang ijin berjuang. Mohon restu serta do'anya,"...

Begitulah kiranya yang terucap dari bibir seorang pemuda sebelum pergi, dengan koper hitam di samping ditemani rasa percaya diri dan kecintaannya terhadap negara, membawa Teuku Al-Fath Ananta menjadi salah satu taruna akademi militer bumi pertiwi di markas pasukan Elite Komando Detasemen Khusus negri.

Sepak terjang selama menjadi prajurit begitu membanggakan, ia mengajukan pendafataran sebulan yang lalu tanpa berbicara pada uminya Salwa.

"Bang Fath kenapa ngga bilang sama umi," rengek umi, hidung dan matanya memerah, wanita ini.. meskipun sudah memiliki 3 orang anak tapi tetap saja masih terlihat cantik, entah memang karena Zaky yang selalu membuatnya jadi wanita istimewa atau memang ia-nya saja yang menolak tua, semua jadwal perawatan kecantikan tak pernah ia lewatkan, bisa dibilang cuma kelilipan bulu mata saja harus ditangani oleh profesional. Katanya sih, biar sang suami tetep nempel kaya daki, itu peletnya.

Srotttt!

Wanita berjilbab salem itu menyerut hidungnya dari cairan bening dengan ujung lengan baju sang suami, membuat si bungsu bergidik jijik. Bisa-bisa pasokan tissue di rumah habis setelah ini.

"Idihhh, umi jorok ih!" seru Zahra yang memeluk lengan ayahnya.

"Biarin!" tukasnya disamping lain sang suami.

"Maaf mi, kalo abang bilang umi pasti nanti umi susah ijininnya." memang ketiga bersaudara ini sudah hafal watak uminya, selalu drama queen dalam kondisi apapun, terbiasa dikelilingi suami dan anak-anak yang selalu mengistimewakan dirinya, membuat Salwa menjadi ratu sesungguhnya di rumah ini, bahkan si bungsu saja kalah manja dibanding Salwa. Meminta ijin pada umi Salwa, setara dengan mendaftarkan pernikahan batalyon, rumitnya ampun-ampunan, itupun harus jauh-jauh hari dilakukan. Mereka akan dicecar segudang mesiu pertanyaan meski hanya akan pergi ke mall di kota Medan untuk menonton bioskop, terutama Zahra si bungsu nakal.

"Udah gitu Rayyan juga masih anteng sama gudeg, ngga inget umi. Apa umi udah dilupain sama anak-anaknya?" Salwa memegang dadanya dramatis, drama ibu tak dianggap dimulai, padahal nangisnya juga dibuat-buat, ngga pengen-pengen banget. Zahra merotasi bola mata, ia sudah tak aneh jika uminya begini, di setiap kepergian kedua kakak tentaranya akan pergi bertugas, sudah dapat dipastikan Aceh akan banjir air mata dan ingus, entah esok atau lusa pasokan tissue di bumi akan habis diborong abi-nya.

"Umi lebay deh! Kan tiap hari juga bang Fath sama bang Ray ngga ada di rumah, mereka di mes." jika dipikir-pikir seperti akan mati besok saja ditangisi macam nangisin patriot yang gugur.

"Masih satu negara mi, bisa disusulin." ucap kalem Zaky, ujung-ujungnya ia yang harus membujuk Salwa agar tak galau karena anak-anaknya harus membela negara.

Zahra terkikik, setelah ini ayahnya akan menjerit dalam hati macam ratapan anak yatim membujuk umi. "Ati-ati bi, nanti wasir keseringan nyetirin mobil ke Medan," ledek Zahra. Zaky melirik putri bungsunya penuh kata setuju.

Al Fath cuma bisa tertawa, meski begitu ia tau jika ibunya ini teramat menyayangi dirinya. Moment konyol beginilah yang selalu ia rindukan saat bertugas jauh dari keluarga, belum lagi masakan Salwa yang enaknya sekelas chef restoran bintang 10.

"Ya udah, umi ijinin. Umi do'ain semuanya lancar. Kalo gaji sama tunjangan abang naik, kabarin umi," ucapnya mencebik.

Zahra dan Al Fath tergelak, ujung-ujungnya memang sudah pasti akan bermuara di uang. Sifat matrealistis tak lepas darinya, padahal jika ditarik fakta, Salwa tidaklah matre, apalagi selalu mencampuri urusan keuangan kedua putranya. Memang sifat absurdnya yang membuat ia seperti itu. Jangankan kekurangan uang jajan, mau dikata cireng harga seribu perak saja Zaky beli dengan harga 50 ribu, saking Zaky tak pernah membiarkan istri gembulnya ini kelaparan.

"Ngapain nanyain itu mi, astagfirullah!" seru Zahra.

"Kali aja nanti bang Fath mau traktir umi pake uang kacang ijo-nya," kilahnya, Zaky menggelengkan kepalanya sudah biasa dengan sifat magic Salwa.

"Hati-hati nak, jaga nama keluarga, jaga kesehatan dan ibadah," pesan Zaky.

"Siap, laksanakan!" hormatnya memberi hormat prajurit.

"Abi sama umi sehat-sehat. Dek Ra jangan nakal. Nurut umi kasian kalo umi harus teriak-teriak kaya tukang baso tiap hari cuma buat ngomelin kamu,"

Zahra merengut, "iya bang." Salimnya.

Ada perasaan haru menyeruak di hati Salwa, kedua putranya memiliki gen Zaky, jika Al Fath berkarir di darat lain halnya dengan Rayyan yang mengarungi luasnya dunia bersama laut, sementara Zahra lebih mirip dengannya, meskipun sebenarnya si bungsu juga sudah memiliki cita-cita ingin jadi perawat. Sudah tua begini, ya kembali mereka hanya tinggal berdua seperti layaknya umi dan abi dulu yang kini sudah berpulang, ada masanya ketiga anak yang sudah ia rawat dan kasihi selama ini akan menjalani dunia dimana hanya ada dia dan mereka.

"Bertugaslah Al-Fath, do'a umi selalu menyertai,"

Derap langkah besar nan pasti, menghentak keluar dari halaman rumah. Seiring roda koper yang ia geret. Tangan kekar hasil tempaan selama akademi memegang erat pegangan koper seerat sumpahnya sebagai seorang prajurit.

"Sebentar lagi adek yang mau masuk universitas keperawatan. Umi ditinggal lagiiii," meweknya lebih keras dari sebelumnya.

"Mi ih!" cebik Zahra.

"Ngga ada gitu cita-cita kamu mau jadi tukang gado-gado aja, biar bisa diem di rumah nemenin umi," ia kembali menghapus lelehan air mata.

"Masa cita-cita jadi tukang gado-gado! Ngaco nih umi, kayanya belum di vaksin!" Zahra berbalik dan masuk ke dalam rumah.

"Bang Za," mata besar ikan koi basah-basah mrembes terpasang di wajahnya, roman-romannya khodam si marimar ratu telenovela lagi hinggap di tubuh istrinya.

"Apa? Kalo hari ini abang ngga bisa, mesti cek kebun! Lama-lama abang wasir Sal, kalo bolak-balik Aceh-Medan cuma buat belanja, yu masuk! Kalo kamu ngerasa kesepian, karena anak-anak sudah mulai dewasa. Gimana kalo kita punya anak lagi?" tanya Zaky. Mata kodok seketika berubah jadi mata ular, menyipit penuh desisan," bikin aja dari tepung!" ia menghentakkan langkah dan masuk mengekori si bungsu. Zaky tersenyum, jurus ini selalu berhasil menghindarkannya dari penyakit gila mendadak.

...----------------...

...⚜️BATU_ BERJAJAR, kota berkembang⚜️...

"Push! Push! Push! Ayo semangat, jangan membleh!!!"

Prittt!!!!

Lengkingan peluit instruktur menjelma jadi bayangan yang senantiasa mengikuti kemanapun.

Selama 7 bulan ditempa layaknya fisik robot. Panas, hujan, medan terjal, dan pasokan makanan terbatas sudah menjadi makanannya sehari-hari selama pelatihan. Tanpa komunikasi dengan orang luar layaknya tawanan perompak termasuk keluarga, sudah biasa baginya.

60 materi pelajaran yang sangat menantang nan berat, harus ia lahap selama 28 minggu. Teknik tempur, membaca peta, pionir, patroli, survival, mendaki gunung serta pendaratan dengan kapal motor dan amphibi. Ia juga dilatih pertempuran jarak dekat, perang kota, teknik gerilya, selam militer, serta anti-teror. Hampir gila ia dibuatnya jika tak berpegang teguh prinsip agama dan tekad.

Hingga sebuah kebanggan tersendiri saat si baret merah dan brevet di pasangkan, penanda jika tak ada apapun yang bisa menghalanginya dari rasa nasionalisme hingga saatnya sang Pencipta menentukan waktunya untuk kembali ke pangkuan pertiwi.

"Abang lulus mi, abi..." benaknya terisak, sehebat-hebatnya manusia ia tetap akan gently saat mengingat wajah kedua orangtua.

Beberapa tahun sudah berlalu sejak pelatihan berat itu, kini ia sudah bergabung dengan Unit Komando Pasukan Khusus berpangkat Perwira Menengah.

Ia pun menyabet gelar sniper jitu kebanggan kesatuan.

.

.

Note:

* Brevet : tanda kemahiran, kehormatan, pengabdian, tanggung jawab yang diberikan oleh korps angkatan pada seorang prajurit.

* Amphibi : kendaraan yang bisa berjalan di dua medan.

* Pionir : perintis, pelopor, mengawal.

*Gerilya : perang yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi penuh kecepatan, senyap, sabotase dan biasanya dilakukan sebuah kelompok kecil tapi sangat fokus dan efektif.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Gimana-gimana nih, ternyata otakku nyangkut disini. Si ganteng nan dangerous (berbahaya) babang Al-Fath. Anaknya umi Salwa yang hawt nan magic.

Jikalau berkenan mampir dan berniat menumpuk bab, diharapkan jangan lompat-lompat bab yee, karena sobat mimin bukan kodok 😉. Hayuk kasih dukungan dan jadi pembaca yang baik nan bijak, biar mimin juga semangat updatenya. Selalu tertarik dengan kisah para prajurit yang kalo dalam fantasi liar perempuan kan gagah nan berwibawa iye kan?! Mimin mencoba menuangkan kehaluan mimin kali ini di genre itu. Maaf kalau nanti tulisannya masih awur-awuran, sekedar mengingatkan nih karya ini murni dari hasil kehaluan tingkat tinggi mimin Sin, tidak bermaksud mencolek lembaga atau instansi manapun. Seluruh kejadian dan latar juga tokoh hanya rekayasa penggambaran jika menemukan kemiripan itu hanya inspirasi agar menambah feeling yang dituangkan di cerita ini. Jangan dibandingkan atau disamakan dengan kenyataannya ya guys, karena jelas akan jauh sekali perbedaannya. Mari berhalu-halu ria bersama mimin guys!

HAPPY READING ALL di karya remahan cookie mimin 😘😘

.

.

.

1
laelatul qomar
Luar biasa
laelatul qomar
bacanya sampe tahan napas thor..hohoho
laelatul qomar
aku syuka banget karya othor yg bergenre militer lho..rasa nasionalisme dapet,romantis jg ad kocaknya jg ada..keren bget karya2 nya..entah ini sdh novel othor yg keberapa ak baca..syuka smua mua nya
Anonymous
o
Susilawati
mungkin utk saat ini Fara emang belum cinta tapi kalo bang Fath udah jatuh cinta pada pandangan pertama 🤭🤭🤭
Isra Nariah
mau atuh lihat tentara bawa baskom, aslina ngakak/Grin/
Susilawati
cinta pertama dan idolanya bang Fath itu umi Salwa, jadi ketika ketemu sama cewek yg 11 12 sama umi nya langsung jatuh cinta deh 🤭🤭🤭
Anita Choirun Nisa
seru pol
Yatie Amoya
bagus ceritanya
Yatie Amoya
suka ceritanya
maaaaaciii Thor 🥰
Ani
karya karya keren kok kak aku baru baca 2 cerita Kapt. Rayyan dan lanjut Letkol Al Fath.. bener bener amazing 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Ani
dua duanya sudah saya coba rasanya mantul. menurutku yang paling manis matoa papeda
Nur Halima
Luar biasa
dwigar maja
shangri-la..
inget sama Dj amber kan jadi nya 😁
dwigar maja
ceritanya bagus, udah baca 3x.. hahahha gak bosen
As Ngadah
FARANISA kita bestie😃😃😃😃
As Ngadah
Sagara otewe
As Ngadah
oalah ra fara
Attaya Zahro
Ikut terharu Q kak 🥺🥺🥺
Nana Niez
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!