[DI ADAPTASI DARI CHAT STORY SAYA]
[VERSI CHAT STORY DAN NOVEL TENTU BERBEDA. VERSI NOVEL AKAN LEBIH SERU]
Setelah mengalami kecelakaan, Helena Isabella, sang Ratu Film, masuk kedalam sebuah novel dan menjadi Antagonis yang akan mati ditangan protagonis.
"Akh! Bagaimana bisa menyakiti suami imut dan anak menggemaskan!"
sejenak, mari kita selami bagaimana Helena Isabella, Ratu Film yang masuk ke dalam novel, dan berusaha mengubah takdir nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bini'nya Boboiboy Reverse 🔪☠️, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
Siang ini langit tampak mendung, matahari menyembunyikan dirinya di antara awan-awan. Angin terasa dingin berhembus.
Seorang pria tampak murung di depan teras rumah besar nan mewah nya. Pria paruh baya yang melihat majikan nya murung, menghampiri dan bertanya.
"Tuan, apa ada sesuatu? Anda terlihat sedang bersedih." Kepala pelayan Jon menatap Orion yang murung.
Orion mengangkat kepalanya menatap kepala pelayan Jon. Kemudian menghela nafas gusar.
"Kepala pelayan, apa aku bau?"
Mengerutkan keningnya, kepala pelayan Jon kemudian mengendus. Lalu menggeleng pelan.
"Tidak, Anda sama sekali tidak bau."
Orion kembali menghela nafas, kemudian bangun berdiri. "jika tidak bau, apa ada sesuatu di pakaian ku? Mengapa nyonya menganggap aku sangat bau." Ucap Orion.
Kepala pelayan Jon memperhatikan penampilan Orion, kemudian melihat noda di jas pria itu.
"Tuan, tidak ada sesuatu di pakaian Anda. Hanya ada noda di sana."
Orion mengerutkan keningnya, kemudian melepas jas nya dan melihat noda yang di maksud kepala pelayan Jon.
"Ini... Seperti bedak."
Orion baru ingat jika Lily tadi pagi memeluk nya, dan Bella melihat itu semua. Kemudian parfum Lily juga seperti nya menempel di jas nya.
"Jadi itu yang di maksud Istri bau? Apa istri cemburu?"
Orion tersenyum tipis. Jika benar Bella cemburu, bukankah artinya wanita itu memiliki perasaan untuk nya?
"Kepala pelayan, apa kau melihat nyonya?" Tanya Orion segera. Ia ingin bertemu dan menyelesaikan kesalah pahaman di antara dia dan Bella.
"Nyonya seperti nya tadi pergi ke taman belakang."
Setelah berterima kasih pada kepala pelayan Jon, Orion segera berlari masuk ke dalam dan menuju taman belakang rumah nya.
...***...
Di sinilah Bella berada. Sebuah taman bunga, dengan berbagai jenis bunga.
Memejamkan mata nya, Bella menikmati semilir angin yang menerpa dirinya. Biarkan saja angin berhembus membawa segala keresahan hati nya.
"Seseorang tolong tanyakan keadaan ku sekarang... Aku tidak baik-baik sajaaa."
Flashback-
"Leon pasti rindu bunda kan?" Bella mengulangi pertanyaan nya. Meski berat ia mengucapkan nya, ia ingin mendengar jawaban putra sambung nya.
Leon terlihat menunduk, manik biru langit nya tampak berkaca-kaca. Bocah itu kemudian meneteskan cairan bening nya.
"Eyon rindu bunda...." Suara bocah itu terdengar begitu ngilu di hati nya, tapi Bella berusaha untuk tersenyum.
"Leon pasti ingin bertemu bunda ya?" Tanya Bella sekali lagi.
Leon mengangguk cepat. "Eyon rindu bunda, Eyon ingin bertemu bunda. Eyon ingin bertanya, kenapa bunda meninggalkan Eyon dan ayah? Apa bunda sebenarnya benci dan tidak menginginkan Eyon?"
Bella menghela nafas pelan, hatinya terasa berat dan sakit secara bersamaan. Tapi ia tetap berusaha untuk tersenyum. Hingga tanpa sadar sudut matanya meneteskan air mata.
"Apa yang Leon katakan? Tentu bunda sangat menyayangi Leon. Bunda pasti memiliki alasan tersendiri mengapa harus meninggalkan Leon dan ayah,"
Bella menjeda ucapan nya. Hatinya begitu perih terasa. "Leon itu anak yang baik, manis dan lucu. Jangan katakan tidak ada yang menginginkan kehadiran Leon. Leon itu anugerah terindah dari Tuhan."
Leon mengangguk, lalu tersenyum manis. Tapi kemudian mengerutkan kening khawatir melihat mommy nya menangis, meski bibir wanita itu memperlihatkan senyum.
Leon menghapus jejak air mata Bella. Bella sendiri terkejut, apakah dirinya menangis?
"Kenapa mommy menangis? Mommy jangan menangis...." Leon memeluk Bella erat.
Bella membalas pelukan Leon. Membuat air mata nya semakin deras menetes, tapi ia sembunyikan dengan tawa.
"Apa yang Leon katakan? Mommy baik-baik saja, sungguh.... Mommy tidak menangis."
Flashback off-
Bella menghapus jejak air mata nya mengingat kembali pembicaraan nya dengan Leon.
"Apa-apaan aku ini, mengapa menangis seperti anak kecil?"
"Lagipula ada apa dengan lu?"
Bella menghela nafas pelan. Tangannya bergerak memetik setangkai bunga matahari dan melihat keindahan bunga itu. Yang justru mengingatkan nya dengan wajah dan senyum Orion.
"Aku tidak boleh jatuh cinta pada protagonis pria. Apa-apaan aku ini? Aku ini tokoh antagonis, tentu akan kalah dengan protagonis wanita yang telah kembali,"
Bella kemudian tertawa, tawa yang terdengar begitu pilu. "lagipula apa yang aku pikirkan? Mana ada tokoh antagonis tercipta untuk protagonis pria?"
Bella memejamkan mata nya kuat. Tapi sebuah pelukan hangat dari belakang membuat nya membuka mata lebar.
"Ha! Siapa!?"
...***...
Dengan langkah tertatih-tatih, pria dengan tubuh yang penuh luka lebam dan memar, masuk ke dalam kamar nya dan membanting pintu kamar nya dengan kuat.
"Sialan, ini semua gara-gara jal4ng itu! Bella yaa... Akan ku ingat nama wanita itu."
Setelah kejadian ia menggoda seorang wanita di dalam bar, seorang wanita yang ia yakini bernama Bella. Setelah kejadian itu, beberapa kelompok pria menghajar nya habis-habisan, bahkan mampu membuat perusahaan nya jatuh bangkrut.
Dengan perasaan kesal dan penuh emosi, pria itu membanting barang-barang yang ada di sekitar nya. Mengundang suara bising, hingga mendatangkan seorang wanita dengan tatapan sayu ke dalam kamar.
"Sayang, apa yang kau lakukan? Berhenti...." Eillin, istri dari pria itu memeluk pria itu guna menghentikan aksi suaminya yang menghancurkan barang-barang.
"Lepaskan!" Pria itu mendorong istrinya hingga jatuh di atas lantai yang penuh beling-beling.
Eillin menatap sedih suaminya. Pria itu semakin kasar dan tidak berperasaan padanya setelah perusahaan pria itu bangkrut dan pulang dengan keadaan babak belur.
Eillin bangun berdiri, menghiraukan perih akibat beling-beling, karena hatinya jauh lebih perih dan sakit.
"Sayang, sebenarnya apa yang terjadi pada mu? Siapa orang yang kamu singgung?"
Mendengar pertanyaan Eillin, James- pria itu mendelik kan matanya dan men3kram leher istri nya kuat.
"Apa kau menyalahkan ku? Dengar ya, ini bukan salahku. Ini salah jal4ng bernama Bella itu, aku pasti akan menghancurkan nya!"
Eillin tampak kesulitan bernapas, air mata nya sudah deras mengalir. Tangannya meronta meminta di lepaskan.
James kemudian melepaskan cengkraman nya dan pergi dari kamar itu.
Eillin menangis sesenggukan. Kemudian seorang bocah perempuan muncul dan memeluk Eillin-sang ibu kuat.
"Ibu...."
Eillin membalas pelukan sang anak lebih erat. Ia tumpahkan segala kesedihan nya dh bahu sang putri yang masih berusia kecil.
"Ibu jangan nangis lagi...."
"Ibu baik-baik saja, sayang...."
q jadi greget masih belum keluar drama yg seru y