Mengejar Cinta Istri Yang Kabur

"A .... Ak...u .... Aku tidak tau Kai." Anggel semakin ketakutan, sampai membuat wajahnya pucat, dan kakinya gemetar. Ketika Kaisar menyentuhkan pisau tajam itu ke wajah mulus Anggel.

"Kau tau, aku tidak suka orang yang berbohong." Ucapnya, sambil menekan kuat pisau itu di pipi Anggel, hingga membuat berbekas, tapi tidak sampai terluka.

Kali ini Anggel sadar, bahwa Kaisar belum sembuh, dan dia salah, berani bermain-main dengan Kaisar, Anggel tau betul bahwa Kaisar mempunyai sifat kejam yang tersembunyi, tapi kenapa dia memancingnya? Jhon sudah mengingatkan tentang ini, tapi kenapa? Bahkan Anggel pun tidak tau dimana Lisa.

Anggel semakin ada di ambang ketakutan yang luar biasa, Kaisar kembali memainkan pisau itu bukan hanya di wajahnya saja, tapi ia menghunuskan ke leher Anggel, orang yang dulu pernah mencintainya, dan melakukan apapun yang di inginkanya, kini mengarahkan benda tajam padanya, seolah siapa untuk memusnahkannya.

"Kai, aku sungguh tidak tau dimana Lisa, tolong lepaskan aku Kai."

"Aku akan melepaskan mu, jika Lisa sudah di temukan."

"Bukan aku Kai, sungguh bukan aku, aku tidak tau apa-apa."

"Lalu, apa maksudmu memaksa menemui Lisa?"

"Ak .... "

"Stop!" Kaisar menghentikan, suara yang akan keluar dari bibir Anggel.

"Jangan kau kira, aku tidak tau apa-apa."

" Kai, tolong lepaskan aku." Air mata Anggel mulai mengalir,

Dreeeet .... Dreeeet.....

Suara getaran ponsel milik Kaisar, telah menyelamatkan Anggel untuk sesaat.

Kaisar menghentikan aksi gilanya, ia merogoh ponsel dalam saku celana panjangnya, dan keluar dari ruangan tempat Anggel di sekap.

"Halo! Ada apa Nek?"

{" Kai, tolong Kai Anggel di culik."} Suara di seberang sana, adalah milik Julia.

"Apa maksud Nenek." Jawabnya, dengan santai.

{"Nenek, sedang berbicara lewat telepon dengan Anggel Kai, tapi tiba-tiba Anggel berteriak minta tolong, dan ada suara-suara keributan, sudah pasti ada yang berbuat jahat pada Anggel Kai, Anggel di culik." }

"Jadi?" Tanya Kaisar.

{"Jadi! Ya kau harus mencarinya Kai." }

"Aku, tidak punya waktu, untuk mengurusi hal yang tidak penting nek."

{"Tidak penting bagaimana? Ini Anggel Kai."}

Tanpa menjawab, Kaisar memutuskan panggilan itu.

Kaisar kembali ke dalam, yang sontak membuat Anggel kembali ketakutan.

Kaisar berdiri, tepat di hadapan Anggel, ia mencekram pipi Anggel agar wajahnya yang tertunduk, menghadap ke arahnya.

"Aku beri waktu sampai besok," Kaisar tersenyum miring, setelah mengatakan itu, dan melepaskan cengkeramannya.

"Paksa dia, sampai mau mengatakan di mana Lisa, aku akan kembali lagi besok." Ucap Kaisar, pada orang yang tadi menculik Anggel.

"Baik tuan."

Dan Kaisar pergi, meninggalkan gudang kosong itu.

*********

Esok hari.

Jhon ke Mansion untuk menjemput Kaisar, tapi bi Lilis bilang Kaisar tidak pulang ke Mansion sejak kemarin.

Jhon langsung menuju apartemen Kaisar, dia tau betul jika tuannya sedang dalam suasana buruk, Kaisar akan pergi ke apartemennya.

Tidak butuh waktu lama, Jhon sampai di apartemen, dan langsung membuka pintu itu, tapi ia tak mendapati Kaisar ada di sana, yang Jhon lihat hanyalah pemandangan di dalam apartemen yang porah poranda bagai Kapal pecah.

****

Di waktu yang bersamaan, ternyata Kaisar berada di gudang tempat ia menyekap Anggel, ia kembali mengancam Anggel dengan berbagai cara, agar Anggel mau memberi tau keberadaan Lisa.

"CEPAT KATAKAN," Bentak Kaisar.

"Sungguh Kai, aku tidak tau di mana Lisa, aku berani bersumpah, bukan aku yang menculik Lisa." Anggel menangis.

Kaisar menarik rambut Anggel kebelakang, yang membuat Anggel mendongak ke atas, tepat di waja Kaisar, wajah yang dulu Anggel lihat tampan dan selalu ia rindukan, kini berubah bagai serigala bengis yang membuatnya takut setengah mati.

******

Kabar Anggel menghilang sampai ke kediaman Marwan.

"Tapi bu, Lisa juga menghilang."

"Lisa itu bukan menghilang, tapi dia senaja kabur dengan kekasihnya, jadi tidak usah di cari."

Yuda sedang berdebat dengan Julia, Julia memaksa semua orang-orang terbaik yang di miliki Airlangga Wijaya, turun untuk mencari Anggel, tapi Yuda enggan menurutinya, karna ia sedang fokus untuk mencari Lisa.

"Pokoknya tidak bisa bu, kami tetap mengutamakan Lisa, karena dia menantu di keluarga kita."

"Jadi maksudmu, Anggel bukan siapa-siapa di keluarga ini?"

Yuda terdiam, ya untuk apa di jawab, karena tidak di jawab pun semu sudah tau jawabannya.

"Baiklah, aku akan meminta Kaisar yang mencari Anggel, kalian silakan cari wanita murahan itu."

"IBU, jangan pernah katakan itu pada menantu ku." Larasati yang biasanya hanya diam, tak bersuara ketika Julia memaki atau merendahkannya, kini ia berani membuka suarnya, karna ia tidak terima, dengan ucapan Julia pada menantu sekaligus putri dari mendiang sahabatnya.

"Kenapa? Kau marah? Memang itu gelar yang pantas di sandang menantumu itu, sudah di jual oleh orangtuanya, kini ia malah kabur dengan kekasihnya."

"CUKUP BU." Kali ini Yuda, yang membentak Julia.

"Kalian, benar-benar anak durhaka."

Setelah perkataan itu, Julia langsung pergi, entah dia mau kemana.

********

"Halo! Tuan anda di mana?" Jhon yang khawatir dengan keadaan Kaisar, langsung menghubunginya.

"Baik tuan, saya segeralah ke Mansion." Jhon, menutup panggilannya, dan segera kembali ke mobil.

Kaisar, yang lagi-lagi gagal mendapatkan informasi dari Anggel, memutuskan untuk pulang ke Mansionnya, Jhon sudah beberapa kali menghubungi nya, Kaisar tidak mau sampai Jhon tau Kalau dia menyekap Anggel.

********

Di mansion.

Kaisar terlebih dahulu sampai.

Tapi ia terkejut, melihat Julia ada di sana.

Tap ... Tap .... Tap ...

Suara sepatu Kaisar terdengar menggema di saat ia memasuki ruangan, sepertinya ia senaja mengencangkan pijakannya, dan berhasil membuat semua mata mengarah padanya.

"Tuan Kai." Bi Lilis, tertegun melihat kedatangan Kaisar, ada rasa khawatir yang tiba-tiba menyeruak di hatinya.

Ada apa dengan tuan Kaisar? kenapa tatapan nya seperti 15 tahun silam.

Melihat kedatangan Kaisar, Julia segera menghabur di sertai Isak tangis yang dramatis.

"Kai, tolong cari Anggel, nenek mohon Kai."

"Nenek datang ke sini hanya untuk ini?" Jawab Kaisar dengan kesal.

"Tentu saja Kai. Jadi kamu harus mencarinya. Nenek tidak bisa lapor polisi, karna nenek takut kalau berita hilangnya Anggel akan sampai ke maminya, Kamu memiliki banyak anggota Kai, bisa mencari siapa penculik Anggel."

Kaisar tak menjawab.

Dan secara bersamaan Jhon tiba di mansion, dan tak sengaja Jhon mendengar yang di katakan Juli.

Pandangan Jhon beralih ke Kaisar, seperti Jhon menyadari sesuatu.

Sepertinya dugaan ku benar, dan anda pasti yang melakukan ini,

" Nek pulanglah."

"Kai, apa kamu juga enggan mencari Anggel, karna Lisa?"

Kaisar diam.

" Kai, Lisa tidak di culik, dia pergi bersama kekasihnya."

Kaisar mengepalkan tangannya,

"Cukup Nek!"

" Nenek tidak bohong Kai, teman nenek melihat Lisa bersama seorang pria, di klinik yang ada di perkampungan."

Kaisar menajamkan pandangan pada Julia, kata yang ia tangkap dan membuatnya terkejut, bukan soal kekasih Lisa, tapi lebih ke beradaan Lisa.

"Jadi, nenek tau di mana Lisa?" Pandangan Kaisar tajam, seolah menembus bola mata Julia.

"Ti ... Tidak Kai, teman nenek tidak senaja melihatnya." Jawab Julia gugup, karna dia melihat ada yang berbeda dengan Kaisar.

"Dimana"?

"Di kelinik, yang ada di perkampungan kota xxxx"

Tanpa basa-basi, Kaisar segera melangkahkan kakinya keluar Mansion, ia melihat Jhon yang memperhatikan pembicaraannya dengan Julia.

"Sejak kapan kau di sini Jhon?" Tanya Kaisar.

"Cukup lama tuan."

Kaisar mencoba tenang.

"Cepat antarkan aku ke Klinik yang di maksud Nenek."

"Baik tuan."

Kaisar segera pergi bersama Jhon.

Sementara Julia hanya diam membeku, menatap kepergian Kaisar.

******

Di mobil.

"Tuan." Sapa Jhon, Yang berada di belakang kemudi.

"Ada apa?" jawab Kaisar.

"Apa anda yang menculik nona Anggel?" Tanya Jhon, dengan hati-hati.

"Huuf .... sepertinya aku tidak bisa menyembunyikan apapun dari mu." Balas Kaisar.

"lagi pula aku tidak menculiknya, aku hanya meminjamnya sebentar." sambungnya.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

**terimakasih sudah mau membaca cerita saya 🙏🙏

minta dukungannya ya 🤗🤗**