Penjara CEO Dingin

Satu Minggu berlalu Kanaya dan Leo tinggal di kediaman Dinata, sepanjang Leo belum pulih dari lukanya, Hadi meminta Kanaya dan Leo untuk tinggal sementara waktu.

Leo benar-benar di perlakukan dengan baik oleh Irma dan Hadi, namun berbeda dengan Arga yang masih merasa tidak rela Kanaya menikah dengannya.

 Beberapa kali Leo, melakukan sambungan telepon untuk menghubungi Yola di Jerman, dan Yola nampak bahagia tinggal di sana.

Yola meminta maaf pada Kanaya , Arga dan kedua orang tuanya, Melalui video call seperti yang sekarang mereka lakukan di meja makan sembari menikmati sarapan bersama.

" Naya, maafkan Kakak, Kakak sudah menyeretmu dalam masalah, tapi demi Tuhan, Kakak tak pernah berniat sedikit pun untuk menyakitimu"

" Iya Kak, Naya tahu... Sudah jangan di bahas lagi , Naya ingin kita semua melupakan yang telah terjadi dan memulai kehidupan baru " ucap Kanaya.

" Kau memang baik Nay, pantas saja Tuan Muda Leo sangat menyayangi dan mencintai mu" Yola melihat ke arah Leo yang selalu duduk disamping Kanaya.

Ucapan Yola membuat Kanaya tersipu -sipu malu, sementara Leo mengecup rambutnya dengan sekilas, ia tak segan-segan untuk mengekpresikan cintanya pada Kanaya dihadapan semua orang.

" Yola, jaga dirimu baik-baik disana sayang jangan lupa makan yang teratur dan kabari kami jika ada sesuatu" pesan Hadi.

" Ingat pesan Ayah, Yola segera hubungi kami jika ada masalah " timpah Irma

" Iya, Yah , Ibu "

Yola melihat ke arah Arga, yang diam saja sejak pertama kali mereka melakukan video call tak pernah sekalipun Arga bertanya ataupun sekedar menatapnya.

Arga masih tak bisa menerima perbuatan nekat Yola, dan lebih memilih untuk diam saja, tak ingin ikut campur dalam kehidupan Yola yang menurutnya sudah cukup dewasa dalam memilih mana yang salah dan mana yang benar setelah kejadian yang dialaminya ia harap Yola akan bisa menjalani hidup dengan baik.

" Bu, Arga pamit dulu hari ini Arga harus kembali ke luar kota, pekerjaan Arga sudah menunggu" pamit Arga sembari menyelesaikan sarapannya.

Hari ini Arga memang harus kembali ke luar kota untuk kembali bekerja.

" Iya nak, hati - hati di jalan jaga dirimu jangan selalu telat makan tidak baik untuk kesehatanmu" pesan Irma.

" Iya, Arga tahu"

Arga meraih koper yang sudah ia persiapkan sebelumnya dan mendorongnya keluar rumah di ikuti Hadi, Irma dan Kanaya .

"Ayah, Ibu, Arga pergi dulu"

Arga meraih tangan kedua orang tuanya itu dan mencium tangan mereka, lalu beralih memeluk Kanaya untuk berpamitan.

" Eehh..., tidak...tidak..., jangan peluk istriku" Leo menarik tangan Kanaya dan memeluk Kanaya dengan erat ia meraih tubuh sang istri yang di peluk Arga.

Leo tak rela jika Kanaya di peluk atau berpelukan dengan laki-laki lain meskipun itu dengan saudaranya sendiri, apalagi mereka tidak benar -benar sedarah.

Mengingat hal itu Leo, seolah di bakar rasa cemburu yang tanpa di sulut sudah membuat Leo kepanasan saking kesalnya melihat Kanaya begitu menyayangi dan begitu akrab dengan Arga.

" Lee, kau kenapa?"

Arga hanya tersenyum sinis menanggapi sikap posesif Leo yang ia nilai sangat konyol atau kekanakan.

" Naya, adikku jangan berpikiran macam-macam" Arga dengan menatap tajam Leo.

" Aku suaminya dan aku berhak melarangnya untuk dekat dengan laki-laki lain meskipun itu kau saudara ataupun Ayah sekalipun "

Leo melihat ke arah Hadi sekilas yang di buat tertegun dengan sikap Leo yang beberapa hari ini tinggal bersamanya Hadi jadi tahu dan hafal sifat Leo yang posesif terhadap Kanaya dan terlihat jelas jika Leo begitu mencintai Kanaya.

" Sudah, jangan bertengkar lagi, Ayah paham dengan sikap Leo, jadi Arga kau juga harus mengerti dengan sikap posesifnya itu" tutur Hadi.

" Ayah bisa terima tapi aku tidak, bagiku Naya tetap adikku, suka atau tidak aku akan terus menjaganya sampai kapan pun, dan kali ini aku tak akan membiarkan ada yang menyakitinya lagi walaupun Kanaya selalu membelamu, tapi aku tak akan pernah bisa untuk memaafkan apa yang telah kau lakukan padanya"

" Kak Arga"

Kanaya menatap Arga dengan tatapan penuh permohonan dan mencoba untuk meyakinkan jika dirinya baik-baik saja dan kini ia bahagia bersama Leo.

" Maafkan Kakak Naya, tapi kakak tidak bisa bersikap seolah semuanya sudah baik-baik saja, dan pelu kau ingat Leo, sampai kapanpun aku akan memastikan kebahagiaan adik-adik ku, baik Kanaya ataupun Yola"

" Aku tahu, dan aku tak akan memintamu untuk memaafkanku, aku hanya akan mengatakan satu hal, bahwa Kanaya adalah hidupku, dia separuh nafasku dan aku tak akan membiarkan dia sampai terluka ataupun menangis lagi meski tangis bahagia sekalipun" ucap Leo tegas.

" Bagus itu yang aku harapkan dan jika sampai kau mengingkari janjimu itu, bersiaplah untuk menjemput ajalmu sendiri Tuan Muda " Arga dengan menunjuk ke arah Leo.

Kanaya dan Leo saling menatap satu sama lain mereka berjanji untuk saling menjaga dan mencintai selamanya , apapun yang terjadi mereka akan menghadapinya dengan percaya dan yakin pada cinta mereka , yang akan mampu meluluhkan hati Arga suatu saat nanti.