NovelToon NovelToon
DOSEN CANTIK YANG JUTEK

DOSEN CANTIK YANG JUTEK

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Romansa-Tata susila / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Chicklit / Tamat
Popularitas:534.9k
Nilai: 5
Nama Author: RADISYA

Asti seorang gadis yang berusia 28 tahun, dan memiliki wajah yang baby face, banyak orang yang mengira bahwa Asti seperti gadis belia.
Asti memiliki otak yang cerdas, piawai dalam berkomunikasi dan mempunyai sifat penyayang.
Berjalannya waktu, Asti mengenal sosok pria bernama Tomi.
Asti terkenal dengan sifatnya yang cuek dan jutek.
Apakah sosok Tomi Berhasil meruntuhkan hati sang dosen cantik yang jutek?
Di balik sikap Asti yang cuek dan jutek, ia bersama-sama temannya memiliki wadah untuk saling bertukar informasi, berbanding terbalik keseruan pada saat dia bersama sama di geng bucin.
Keseruan apa yang ada di geng bucin?
mari kita bersama membaca keseruannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RADISYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 Asti Terlalu Melawan Dengan Bathinnya Sendiri.

Tomi yang masih sibuk di meja dapur rumah nya Asti, sedangkan asti melihatnya dari kejauhan dan Tomi tidak menyadari itu. Setelah melihat Tomi sibuk di dapur Asti pun menghampirinya.

“Kalau begitu, saya akan mencari sesuatu untuk teman minum!” katanya sesudah mengambilkan es dari lemari es dan menyerahkannya kepada Tomi.

“Barang kali Ibu saya masih mempunyai kue atau sesuatu yang enak dimakan.”

“Jangan repot-repot, Bu.”

“Tidak.” Asti menjawab dengan pikiran yang berkata lain. Baginya, merepotkan diri begitu lebih menyenangkan daripada berdiam diri.

Sebab dengan berdiam diri, keberadaan Tomi yang terasa akrab di dapur rumahnya itu terasa mengganggu perasaannya.

Di lemari makanan, Asti tidak menemukan kue. Pasti tamu Bibi nya yang paling banyak menghabiskannya, karena bibi nya sering membawa teman-temannya kerumah. Tetapi masih ada sebungkus kacang kulit yang belum dibuka.

“Kacang kulit mau?” tanyanya.

“Apa sajalah yang ada, Bu. Jangan diada-adakan loh.”

Dalam hati Tomi berbicara dengan menyesalnya bahwa ia lupa membeli atau membawa bingkisan datang ke sini, karena terlalu bersemangat saat berangkat tadi.

"Tidak merepotkan kog.

"

Asti menjawab perkataan Tomi dengan membuka bungkus kacang kulit yang dikatakannya tadi dengan kedua belah tangannya.

Tetapi karena kantung plastiknya liat sekali dan ia sendiri dalam keadaan tidak tenang, bungkus kacang yang akhirnya tersobek oleh tangannya secara mendadak itu menyebabkan isinya jadi berhamburan keluar.

Sebagian jatuh diatas meja, sebagian lagi ke lantai.

Melihat itu Tomi yang sedang mengambil beberapa kotak es dan memasukkannya dan menoleh.

‘Wah, lantainya ingin makan kacang.!" Katanya sambil tertawa.

Lelaki itu sengaja berkata demikian untuk mencairkan suasana yang tegang.

Sebagai mahasiswa psikologi yang tahun depan menyelesaikan kuliahnya dan mulai menyusun skripsi, ia dapat menangkap apa yang kira-kira sedang dialami oleh gadis itu.

Asti memang pandai dan cemerlang di bidang pengetahuan yang digelutinya, tetapi dia adalah seorang gadis yang belum banyak pengalaman bersama seorang lelaki.

Itu jelas dirasakan olehnya dan ia berani bertaruh bahwa kehilangan ketenangan yang sedang dialami gadis itu, berasal dari dirinya. Terutama karena pertautan menggenggam tangannya tadi.

Tomi yakin, andaikata yang melakukan perbuatan semacam itu bukan dirinya, belum tentu Asti akan berdiam diri saja meskipun dalam waktu yang tidak begitu lama seperti tadi.

Sebab sepanjang pengenalannya terhadap gadis yang menjadi dosennya itu, Tomi tahu bahwa gadis itu berusaha sungguh-sungguh untuk tampil sebagai seorang dosen yang baik, yang mampu menjaga jarak di antara dirinya dengan para mahasiswanya.

Tomi juga sudah kenal betul bagaimana tegas sikapnya dan kerasnya aturan-aturan yang diterapkan nya kepada mahasiswa-mahasiswanya jika itu dipandang perlu.

Singkat kata, Asti tidak akan salah tingkah dan melakukan kesalahan-kesalahan kecil seperti menumpahkan sirup dan menghamburkan kacang kalau perasaannya dalam keadaan stabil sebagaimana bila ia berada di muka para mahasiswanya.

Dan mengapa demikian, jawabannya adalah karena gadis itu terganggu ketenangan batinnya oleh dia!”

Merasa kasihan berbaur rasa bersalah terhadap Asti, Tomi bergegas menghampiri tempat Asti berdiri dan sedang mengumpulkan kacang yang berhamburan di atas meja dapur tadi.

“Mari saya bantu, Bu…” katanya dengan suara lembut.

Asti tidak menjawab.

Ia sedang merasa kesal kepada dirinya sendiri. Ia juga merasa malu bahwa sebagai dosen, ia telah kehilangan kontrol diri dan membiarkan perasaannya yang galau menguasai ketenangannya.

Usai mengumpulkan kacang-kacang tadi, Tomi mengambil stoples kosong yang terlihat oleh matanya dan langsung menempatkan kacang yang tersisa di bungkusnya tadi ke tempat itu.

Kemudian kacang-kacang yang berhamburan dan telah dikumpulkannya dari meja dapur itu di tambahkannya ke stoples tadi.

“Bagaimana dengan kacang yang berhamburan di lantai, Bu Asti?” tanyanya sambil melihat kearah lantai dimana masih berserakan kacang yang jatuh berhamburan tadi.

“Perlu juga dikumpulkan!”

“Biar nanti pembantu yang mengurusnya,” sahut Asti. “Sebentar lagi pasti pulang. Nanti biar dia bantu beresin.

Terimakasih untuk Saudara

Tomi" yang telah membantu saya mengumpulkan kacang yang berserakan ungkap Asti dengan pandangan matanya yang teduh itu.

Asti menengadahkan kepalanya dan menatap mata Tomi dengan keberanian yang berhasil diraihnya.

Maka kedua pasang mata itu pun saling bertatapan. Di dalam hatinya, Asti menyesal telah menengadahkan matanya kendati awalnya ia hanya bermaksud untuk memperlihatkan kepada Tomi bahkan dirinya tidak terpengaruh oleh kehadirannya.

Dan ia telah salah langkah, sebab dengan berpandang-pandangan mata seperti itu, apalagi dengan jarak yang begitu dekat, darahnya jadi mengalir deras kembali.

”Kenapa Saudara bertanya seperti itu?” dengan susah-payah akhirnya Asti berhasil mengeluarkan suaranya meskipun di dalam hatinya sedang terjadi gejolak-gejolak batin.

“Saya mengenal Ibu dengan cukup baik!” sahut Tomi terus-terang.

“Selama ini saya mengenal Ibu Asti sebagai seorang yang mempunyai kontrol diri yang kuat dan mampu bersikap tegas.

Tetapi sore ini, saya melihat Ibu Asti yang lain. Yaitu Ibu Asti yang gugup sampai-sampai menumpahkan sirup dan menghamburkan kacang kemana-mana!” sahut Tomi.

“Apakah itu karena kehadiran saya, Bu?

“Mungkin!” Asti mencari alasan yang paling rasional menurut anggapannya. “Sebab sesungguhnya sore ini saya ingin bersantai dan menikmati kesendirian saya.

Tetapi ternyata, Saudara datang.”

Tomi merubah tatapan matanya yang semula lembut menjadi pandangan mata yang tajam dan mengandung selidik.

“Apakah hanya karena hal itu, Ibu Asti?” tanyanya kemudian dengan suara mendesak.

“Atau ada yang lainnya?”

“Lain apa? Asti melemparkan pandangan matanya ke tempat lain, tidak berani membalas tatapan mata Tomi.

Mata Tomi yang awas segera menangkap gejala penghindaran itu. Tetapi ia bertekat untuk segera menyingkap apa di balik sikap Asti yang berbeda dari pada sikapnya apabila sedang berada di antara mahasiswanya.

Sebab ia ingin mengetahui apakah firasat yang mengatakan bahwa entah sedikit entah banyak gadis itu terpengaruh oleh dirinya dalam pengaruh yang khusus itu, benar.

Kalau benar, Ia ingin mengetahui sejauh mana kekhususan itu. Pendek kata, selama firasatnya itu masih tetap menghuni batinnya, selama itu pula ia akan berjuang merebut Asti dari Pak Eko.

*

*

“Yah Bu Asti…” katanya kemudian. “Hal lain yang saya maksud adalah, Ibu merasa gugup dan bingung karena tangan saya tadi telah menggenggam tangan Ibu!”

“Mungkin…” Asti masih mencoba untuk tetap rasional meskipun itu sudah berada di batas yang tidak rasional meskipun itu sudah berada di batas yang tidak meyakinkan lagi.

“Sebab…. Semestinya hal itu tidak Saudara lakukan!”

“Ibu tidak suka itu terjadi?”

“Jelas sekali!”

“Jujurkah yang Ibu katakan itu?”

“Tentu saja…” Sekali lagi Asti melarikan pandang matanya. Kali ini bahkan kepalanya ikut berpaling ke tempat lain.

“Kalau demikian, seharusnya Ibu tadi menampar pipi saya!” kata Tomi dengan suara dalam.

“Sebab Ibu berhak untuk melakukan hal itu. Dan bukannya membiarkannya seperti tadi!”

“Saya belum pernah menampar orang!” Pipi Asti kemerahan demi mendengar perkataan Tomi itu.

“Tetapi sesungguhnya memang tidak semestinya hal itu Saudara lakukan!”

“Karena saya hanya seorang mahasiswa yang kebetulan menjadi murid Ibu?”

“Itu salah satunya dari beberapa alasan lainya!” sahut Asti dengan suara lirih.

“Saudara harus menghargai kedudukan saya sebagai seorang dosen!”

“Di sini tidak ada orang lain dan kita tidak berada di kampus, Bu Asti!” mengingatkan Tomi.

“Ibu terlalu tebal memakai topeng peran yang harus Ibu mainkan sehingga sulit melepaskannya.

Dan Ibu membiarkan saja obsesi Ibu yang sedemikian khawatirnya diperlukan oleh murid dengan semestinya, hanya karena kemudian usia Ibu.

Hal semacam itu harus Ibu kikis. Apalagi Ibu seorang sarjana psikologi yang tentunya mengetahui bahwa keadaan sebagaimana yang Ibu alami itu bisa menyebabkan mekanisme-mekanisme pertahanan jiwa secara keliru!”

Tanpa sadar Tomi mengucapkan apa yang sedang ia pikirkan tentang Asti secara terus terang.

Ia merasa Asti terlalu melawan batinnya sendiri, sikap seperti itu tidak akan baik untuk diri Asti sendiri.

1
vera tri
terlalu bertele-tele ceritanya....
Okta Rahayu
Lumayan
Karate Cat 🐈
seru
SalsaDCArmy
bagus ceritanya 🥰
Allessha Nayyaka
terhanyut oleh cerita nya
sangat keren
༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸
akhirnya sah jg asti ma tomi..Alhamdulillah
🍭ͪ ͩSIT SUM❤❤
belah duren di pending nyampe selesai resepsi di hotel ya
🍁FAIZ❣️💋🄽🄸🅃🄰👻ᴸᴷ
kisah cinta author nih😊
🍭ͪ ͩSIT SUM❤❤
alhamdulillah sah....
Elisabeth Ratna Susanti
top 👍
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
alhamdulillah... akhirnya sudah sah juga☺
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
waah tinggal menunggu selangkah lagi, sehabis ini Asti dan Tomi ijab kabul, dan akhirnya mereka sah, trus tunggu launching Asti dan Tomi junior 🤭🤭
Elisabeth Ratna Susanti
like plus 🌹
Elisabeth Ratna Susanti
maaf baru sempat mampir di karya keren ini 😍
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
mama Laras jangan capek2 yaa, biar saat hari H tetap fit, moga aja semuanya lancar, Tomi dan Rasti segera halal dan segera memberikan cucu
🍭ͪ ͩSIT SUM❤❤
tinggal ijab kabul.... moga lancar
Elisabeth Ratna Susanti
asyik nih 😍😍😍
jhon teyeng
enak pacaran hbs nikah mau apapun jg sdh halal. nikmat lhoh😁
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
bener banget itu eyang, mangkanya lebih baik pacarannya setelah menikah, kan enak sudah halal, karena kebanyakan orang-orang jaman sekarang, gaya pacarannya sudah gak sehat
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
hihihi sabar Ry, mangkanya abis ini Maryam segera kamu lamar terus secepatnya kamu nikahi biar bisa sama Maryam terus🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!