90 DAYS

Semalam bertengkar antara Derry dan Soraya. Hari ini pula Derry sudah terlihat kembali berada di sisi Soraya dan menemaninya untuk memantau para pekerja tanah timbun di lahan mereka tersebut.

Pagi ini Tio sama sekali tidak terlihat, bahkan Soraya sudah mencoba menelpon Tio. Nomor ponsel Tio tidak bisa dihubungi.

Derry pun seolah tidak merasa bersalah akan hal ini. Dia tidak bertanya dimana Tio kepada Soraya. Dia pun hanya santai seolah tidak terjadi apapun sebelum ini.

Di satu sisi, Fanni yang begitu tercari Derry tidak juga menemui Derry di rumahnya mau pun di perusahaan saat ini. Fanni pun tidak segan memberitahukan kepada mama Derry kalau Derry sudah tidak bisa di hubungi dua hari ini.

Bahkan Fanni sudah dari kemarin membayar orang untuk mencari dimana keberadaan Derry tanpa sepengetahuan keluarga Derry sendiri.

Fanni sudah di beritahukan oleh salah seorang mata-matanya. Mobil Derry tampak terparkir rapi di parkiran apartemen kawasan Redvillage.

Sempat berpikir keras Fanni saat itu, untuk apa Derry pergi ke apartemen itu??

Bahkan Derry di ketahui membeli rumah bukan di kawasan Redvillage tersebut. Sekarang Fanni menaruh curiga yang besar kepada Derry saat ini.

Fanni langsung menuju lokasi yang sudah di kirim oleh orang suruhannya sendiri. Fanni pun dengan cepat dia mengendarai mobilnya dan segera menuju kesana, panggilannya tidak pernah di jawab oleh Derry dua hari ini, membuat dia menjadi geram.

Sekarang dia mencoba menahan marahnya, dan ingin nanti rasanya Fanni meluapakan kemarahan itu di depan Derry, Fanni berpikir, Derry yang memakirkan mobilnya disana, kemungkinan Derry juga ada disana, namun itu salah besar.

Hampir sejam perjalanan Fanni ke kawasan Redvillage. Kini Fanni sampai dan sudah berada di parkiran tepat mobil itu terparkir dengan santainya.

Sekuriti yang berjaga pun sudah ditutup mulutnya oleh Fanni saat ini. Fanni pun mengatakan jika ini mobil suaminya yanh tidak pulang beberapa hari ke rumah, dan sekuriti itu sangat mempercayai ucapan Fanni yang sudah memberinya uang tersebut.

Dengan kunci cadangan yang pernah dia curi saat Derry lengah. Fanni sengaja mengambilnya dari mobil Derry, karena dengan begitu dia bisa saja dengan cepat membuka mobil Derry tersebut.

Mobil itu telah terbuka, isinya tetap sama namun mata Fanni tertuju oleh map merah yang teebiar di sebelah tempat duduk Derry.

Map apa ini??" tanya Fanni di hatinya.

Dia mengambil map tersebut, dan dia kembali menutup rapat pintu mobil itu. Hampir masih belum berani membuka map merah itu disana. Fanni pun kembali mengunci rapat pintu itu dan menyuruh mata-matanya untuk bubar dari sana.

Sedangkan Fanni juga kembali ke dalam mobilnya sendiri. Sudah sampai di dalam mobilnya, Fanni memberanikan membuka map merah tersebut.

"Apa!!" teriaknya kuat di dalam mobil.

"Tidak!! tidak mungkin....." lagi-lagi dia berteriak kencang seolah ada sesuatu yang membuatnya syok berat.

Teriakannya terdengar hingga luar, membuat sekuriti yang membenatunya tadi seketika menghampiri mobil Fanni yang masih terparkir di halaman Redvillage tersebut.

Dengam cepat Fanni membuka kacanya kembali, dan mengatakan seolah memamg tidak terjadi apa-apa. Jantung Fanni berdebar tak menentu kali ini. Tampak api kemarahan besar di wajahnya saat ini.

"Dasar wanita \*\*\*\*\*\*!!" teriak Fanni kembali sambil membanting map itu.

Ya! Map merah berisi tentang perjanjian antara Derry dan Soraya yang sudah sepakat untuk menikah dalam waktu 90 hari saja, sekarang sudah pun di ketahui oleh Fanni.

Tampaknya rahasia mereka semua terbongkar satu persatu. Dari mulai Tuan Osman, Tio dan sekarang Fanni yang sudah mengetahui ini.

Masih kaku tubuh Fanni membaca hal tersebut. Derry yang begitu mencintai dirinya dan menggilai dirinya itu, sanggup menikah dengan Soraya yang hanya bergelar staf tersebut.

Wajah kemarahan itu terlihat jelas dan tampak Fanni menyimpan dendam kepada Soraya saat ini. Fanni juga akan membuat rencana untuk menghancurkan Soraya saat ini juga.

Ketika melihat itu semua, Fanni dengan cepat mencari identitas Soraya di dalam map tersebut. Terlihat alamat lengkap Soraya saat ini juga tertulis dalam map.

Rencana Fanni tampak begitu licik. Dia saat ini menuju tempat pengriman barang. Entah apa yang akan dia buat sekarang ini untuk melenyapkan Soraya.

Dia pun sudah dapat merasakan, jika Derry saat ini pasti lah sedang bersama Soraya karena dua hari ini Derry tidak bisa di hubungi dan panggilannya selalu di rejek oleh Derry.

Apa Derry berubah karena wanita itu??

Apa hebatnya dia??

Brengsek!!" teriaknya lagi.

Tanya dan tanya besar di kepalanya. Dia yang sambil menyetir sambil mengumpat Soraya dan juga Derry saat ini. Terlihat memang pernikahan itu sudah berlangsung dua bulan lebih.

Hampir perjalanan setengah jam mencari tempat pengiriman barang, akhirnya Fanni menemukan tempat pengiriman barang yang dia rasa cukup aman untuk melakukan rencana jahat ini.

"Rasakan perempuan kampung!!" umpat Fanni dengan liciknya.

Sampai disana dia tampak menyuruh petugas membungkuskan apa yang telah di berikannya tersebut dan tampak map itu di masukkan kedalam kerdus yang luamayan sedang juga.

Lalu kemasan itu di kemas dengan rapinya, hingga tidak akan tertebak apa isinya kotak tersebut. Fanni pun sudah menuliskan alamat Soraya disana.

Sengaja Fanni berbuat seperti itu, Fanni ingin memberi pelajaran kepada Soraya karena sudah merebut Derry darinya, namun hal yang sebnarnya bukan seperti itu.

Fanni pun sudah mencari nama ibu dan ayah Soraya. Fanni melihat ada riwayat penyakit kedua orang tua Soraya tersebut. Bahkan ibunya memang ada penyakit jantung, itu lah mengapa setelah melihat dan mencari tahu tentang orang tua Soraya tersebut Fanni langsung memberikan kejutan itu.

Fanni teesenyum pua saat ini, melihat barang itu berhasil sudah masuk kedalam pengiriman, hanya menunggu besok saja, pikir Fanni.

Bahkan mungkin ini lebih menyakitkan akan terjadi kepada Soraya. Fanni pun pulang dan kembalo ke rumah nya, dia hanya akan menunggu Derry datang dan mengajaknya menikah dengan cepat.

"Derry mencintaiku, bukan wanita itu! ucapnya begitu yakin dan percaya diri.

Begitu sampai di rumah, dia pun beristirahat dan tersenyum puas dengan apa yang di lakukannya barusan. Jika di ingat dan Derry tahu tentang Fanni yang sebenarnya, pastilah Fanni akan di benci oleh Derry, namun rahasia besar Fanni masih tersimpan rapat-rapat.

Satu sisi penimbunan itu sudah selesai hari itu juga, tampaknya besok Soraya sudah bisa pulang ke bandar kota Jakarta lagi. Dia pun masih tidak bercakap dengan Derry saat ini, namun Derry tidak peduli dan tetap saja membuntuti Soraya.

Hari sudah menjelang sore, Soraya tampak menghkhawatirkan Tio yang tidak terdengar kabarnya itu lagi. Namun Derry mengajak Soraya langsung kembali ke hotel tanpa harus mencari Tio.

Bagaimana pun mereka masih terikat perjanjian, itu lah mengapa Soraya tidak bisa menolak perintah suai kontraknya itu.

Jangan lupa gais komen kalian sangat berharga bagi saya dan vote juga ya.

****