Bagaimana jadinya seorang pria tangguh penakluk wanita diabaikan oleh seorang gadis cleaning service yang jago bikin kopi?
Rainer Nalendra putra adalah CEO tampan yang banyak digilai para wanita, Taka ada yang bisa menolak pesonanya, hingga ia bertemu seorang gadis manis yang polos dan ceria yang berprofesi sebagai seorang celaning service di kantornya yaitu Anna Azalea Rumi.
Diawali dengan insiden yang membuat Anna tak menyadari betapa ia memiliki CEO sempurna tanpa celah, malah menyebabkan Anna merasa ilfeel dibuatnya.
Dan Rainer tak terima dengan Ketidak pekaan Anna terhadap pesonanya, Anna tak menampakkan binar ketertarikan Padanya
"Bagaimana mungkin gadis biasa seperti dia tak tertarik sama sekali padaku, apa dia buta? lihat saja nanti, kau tak akan bisa berpaling dariku Anna"
Bagaimanakah perjuangan seorang Rainer menaklukan hati Anna sang gadis yang tak peka dengan pesonanya
Kawal terus perjalanan cinta berliku mereka ya...
Jangan lupa tinggalin jejak, bantu like, komen dan masukin ke favorit ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lintang berseri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Menunjukan kepemilikan
Hidup itu memang tak terduga. Perjalannya tak akan bisa manusia sangka sangka. Bahkan saat manusia merencanakan sedetail mungkin apa yang akan dilakukan, tetapi tangan lain yang lebih berkuasa yang memiliki hak penuh atas apapun yang akan terjadi.
Seperti apa yang terjadi pada Anna. Tak ada yang menyangka dan tak ada yang menduga jika nasib Anna yang awalnya hanya ingin bekerja sebaik baiknya tanpa menimbulkan masalah apapun, hanya berfokus mencari uang saja, nyatanya ia mendapatkan hal istimewa pada dirinya. Entah ini disebut kesialan ataukah keberuntungan. Yang pasti sekarnag Anna merasa dia akan mendapatkan banyak masalah.
"Kalau kamu ngga mau, terus kenapa kamu setuju sih An, jadi kan repot kaya gini," ucap Ratih sambil memasukan seblak pedas itu kemulutnya.
"Ya gimana caranya Rat, masa aku harus mengorbankan pak Damar yang seorang kepala HRD demi pekerjaan aku yang cuman cleaning service ini, ya ngga mungkin lah," kesal Anna menanggapi celotehan Ratih itu.
"Terus kerjaan kamu jadi cleaning service pribadi pak Rainer kaya gimana?, serius ini aku ngga kebayang, apa kamu harus stand by di ruangannya, trus cuman ngerjain perintah pak Rainer aja gitu?" tanya Ratih merasa bingung dengan keadaan Anna.
"Ya ngga tau aku, suka suka dia lah, dia kan bosnya, kalo aku bawahan nurut aja asal ngga dipecat, bingung juga nyari kerja yang bener kalo tiba tiba keluar sekarang," ucap Anna putus asa.
"Kayanya An, pak Rainer suka sama kamu deh," sangka Ratih begitu mengejutkan Anna.
"Jangan becanda deh, masa orang yang suka terus terusan bikin aku susah, mana ada kaya gitu," ucap Anna menyangkal prasangka Ratih.
Ratih hanya mengangkat bahunya untuk menunjukkan bahwa dia tak tau, mungkin saja bukan.
Saat mereka asik curhat, tiba tiba ponsel Anna berbunyi, dari orang yang sedang mereka gibah kan.
"Kamu dimana An?" tanya Rainer tanpa menyapa terlebih dulu, membuat Anna kesal seketika.
"Maaf pa, saya sedang makan siang dulu sama Ratih," jawab Anna.
"Kenapa kamu makan di sana? kamu kan harus menemani saya makan" bentak Rainer tak terduga.
"Huh?."
Anna begitu bingung dengan sikap Rainer, untuk apa dia makan siang dengan pimpinan perusahaan, dia kan hanya cleaning service.
"Kemari kesini, aku tak terima jika kamu terlambat, jika terlambat kau akan dapat hukuman," ujar Rainer memerintah Anna dengan begitu galak. setelah bicara seperti itu, kemudian Rainer memutus telponnya secara sepihak.
"Tuh kan, dari mananya dia suka sama aku? dia cuman suka liat aku susah, dan susah jika liat aku senang," gerutu Anna sambil beranjak untuk pergi menuju lantai 40 ruangan CEO.
"Kalo aku di suka sama orang kaya gitu bisa kurus aku badan Rat," ucap Anna sambil meninggalkan Ratih yang masih asik dengan makanannya.
"Kamu belum berpengalaman Anna," ucap Ratih sambil menatap punggung sahabatnya itu meninggalkan dirinya sendirian.
Kini Anna telah berdiri tepat di depan Rainer yang sedang menyandarkan tubuhnya dengan nyaman di kursi kebesarannya sambil menatap wajah Anna seperti dia sedang kesal.
"Kau tau bukan jam makan siang ku Anna", tanya Rainer.
"Tau pa, makan siang anda jam 13.00, dan saat ini masih jam 12.30 pa," ucap Anna mulai berani membela diri.
Lalu senyum sinis yang tetap menampakkan wajah tampan Rainer pun terbit. Tanpa mengatakan apapun Ia kemudian berdiri dari posisi duduknya, merapihkan jas yang dikenakannya, lalu menarik tangan Anna untuk mengikutinya. Dengan apa yang dilakukan Rainer itu, tentu saja Anna begitu kaget.
"Maaf pa, kenapa bapa menarik saya?, bapa mau bawa saya kemana?" ucap Anna gelagapan.
"Tentu saja aku mau makan siang, ini sudah masuk waktunya, kamu lupa apa yang harus kamu lakukan Anna?" ucap Rainer tanpa menoleh sedikitpun.
Anna tak menjawab apapun. Ia hanya pasrah dengan apa yang ingin dilakuka Rainer, asalkan jangan sampai mencelakakan Anna saja.
Di sepanjang perjalanan menuju tempat makan. Rainer tak sedikitpun berniat melepaskan tangannya dari jemari Anna. Sehingga membuat setiap karyawan di Perusahaan ini saling berbisik bisik, entah apa yang mereka bicarakan. Yang pasti sekarang banyak mata para karyawan perempuan yang menatap sinis pada Anna.
Sungguh Anna benar benar khawatir dengan apa yang ia lihat. Anna hanya ingin bekerja dengan tenang tanpa mendapatkan masalah sedikitpun. Tapi sepertinya kali ini dia benar benar akan celaka karena kejadian ini.
Berbeda dengan Anna yang merasa khawatir. Rainer malah biasa saja menanggapi keadaan ini. Malah dia seperti ingin menunjukan kepemilikan dirinya terhadap Anna.
"Pak, boleh saya bertanya?" ucap Anna saat mereka telah berada di rumah makan Sunda yang ada tepat di sebelah taman yang biasa Anna datangi saat dia pulang kerja.
"Tanya saja," ucap Rainer sambil meminum teh manis yang telah ia pesan.
"Kenapa bapa ingin saya menjadi cleaning service pribadi bapa?" tanya Anna sebagai pertanyaan awal.
Senyum misterius Rainer terbit dari wajah menawan itu, yang terkadang membuat Anna heran kenapa dia begitu mengesalkan.
"Apa harus saya jawab Anna? mestinya kamu tau jawabannya kan," jawab Rainer begitu mengesalkan dan tidak sama sekali menjawab kebingungan Anna.
"Oh ya ampun, kalo aku tau ngga akan tanya pa," gerutu Anna dalam hati, Ia benar benar kesal dengan sikap Rainer.
"Karena pak Rainer ingin menghukum saya?" terkadang Anna.
Senyum itu kembali tersungging lagi. Rainer kemudian memfokuskan pandangannya pada Anna. "Kau tak pernah punya pacar Anna?" tanya Rainer begitu mengejutkan.
"Apa hubungannya pekerjaanku dengan aku punya pacar," gerutunya dalam hati. Kini Rainer sedang memainkan perannya. Ia akan membuat Anna kesal padanya.
"Maaf pa saya tidak pernah pacaran dan tidak akan berpacaran," tegas Anna menanggapi pertanyaan Rainer yang begitu mengesalkan itu.
Senyum Rainer pun mengembang dengan sempurna. Ia begitu bahagia mendengar jawaban dari gadis manis ini.
"Bagus, pertahankan itu, jangan biarkan ada pria lain yang mendekatimu," ucap Rainer begitu misterius.
Anna mengerutkan dahinya tanda ia tidak mengerti arah pembicaraan Rainer.
Anna hanya diam tak menanggapi apa yang Rainer ucapkan padanya, dia hanya memikirkan bagaimana nasibnya nanti. Bagaimana jika fans garis keras Rainer nanti salah faham padanya.
Semoga saja Anna bisa menjalani hari harinya yang berubah drastis ini karena terus dipepet oleh sang bos tampannya ini.
Halo readers semua, sambil menunggu buka puasa, boleh donk ya mampir sebentar buat baca karya aku.
Makasih yang masih setia nungguin up date cerita aku, pokoknya makasih aja yang udah mau mampir kesini ya, jangan lupa sempatkan like dan komen ya, yang baru ketemu sama cerita aku juga jangan lupa masukin favorit juga
Semoga puasanya lancar ya.
Happy reading 😉😉
