Sang Penakluk Bos Brengsek

Sang Penakluk Bos Brengsek

Bab 1. Anna Azalea Rumi

Di tanganku telah penuh dengan berbagai pesanan para karyawan yang bekerja di perusahaan dimana aku bekerja.

Tugasku memang seperti itu melayani setiap kebutuhan karyawan di PT Nalendra Konstruki.

Namaku Anna Azalea Rumi usiaku 21 tahun sudah bekerja sekitar satu tahun di perusahaan ini sebagai cleaning service.

Aku pun terdaftar sebagai mahasiswi kelas karyawan di salah satu universitas swasta di Bandung jurusan Komputer Jaringan.

Jam sudah menunjukan pukul 12.00 para karyawan di perusahaan ini kebanyakan memilih menggunakan tenagaku hanya untuk sekedar membeli makan siang mereka ketimbang harus panas panasan keluar membelinya sendiri.

Segera aku berlari untuk mengantarkan pesanan mereka. Karena jika tidak segera diserahkan bisa bisa ngomel ngomel mereka dan menyebabkan pekerjaan mereka yang menumpuk akan terganggu.

Sebenarnya mereka sangat baik padaku di karenakan tuntutan pekerjaan yang mengharuskan mereka membereskan pekerjaannya tepat waktu. Jadi mudah tersulut emosi.

PT Nalendra Konstruksi adalah Perusahaan yang bergerak di bidang Konstruksi sesuai dengan namanya kini PT Nalendra Konstruksi sedang berada di jajaran perusahaan berkembang di negara ini.

Tidak heran sih kenapa perusahaan ini begitu berkembang, Di sini kerja mereka gila gilaan sangat disiplin, tidak mentolerir yang namanya keterlambatan, semuanya harus on time, jika terlambat sudah jelas potong gajih itu adalah hukuman paling mengerikan yang didapat bagi penggila uang seperti aku hahaha.

Aku bergegas menuju ke pantri untuk menyiapkan tempat makan bagi para karyawan dan membagikan pesanan mereka masing masing.

"Terima kasih Anna cantik, ini buat kamu sengaja beli dua aku," ucap mba Rina baik sekali.

"Ieeeeeeh mba bikin seneng aja, makasih ya."

Setelah selesai menyelesaikan tugasku aku kembali ke tempat asal ku di mana lagi kalo bukan di pantri. Aku pun manusia yang harus makan bukan. Lelah tubuh ini dari pagi sampe siang bekerja tak henti henti.

"Na ... hayu bareng makan, aku bawa bekel nih resep baru kimci timun cobain deh seger," ucap sahabatku Ratih.

Ratih adalah teman se profesiku di perusahaan ini. Ada sih beberapa yang lainnya. Tapi aku lebih dekat dengan dia. Mungkin karena kita sama sama dari daerah. Jadinya mudah mengakrabkan diri.

"Keracunan ngga nih aku? entar mules lagi udah makan itu," candaku sambil menyomot masakan Ratih.

" Yeeey, dikata katain tapi akhirnya diembat juga," kesal Ratih.

"Hehehe, asli ini enak lho berbakat emang kamu," pujiku.

Tak lama alarem tanda panggilan pekerjaan pun berbunyi. Hehehe telpon maksudnya.

"Halo," Ratih yang mengangkat telpon.

"Iya pa... baik...oh iya .... Anna ada pa... baik akan saya sampaikan," panggilan telpon pun terputus.

"Kenapa? ko nanyain aku?," tanyaku tak mengerti.

"Itu pak Damar minta di bikinin kopi. Katanya kamu aja yang bikin, bikin 3 katanya," ucap Ratih.

"Ok aku bikinin, di ruangkannya kan," tanyaku memastikan.

"Iya."

Dengan sigap aku membuatkan Kopi pesanan pak Damar. Pak Damar memang seperti itu jika soal menyiapkan kopi. Aku yang harus membuatkannya. Menurutnya kopi buatan ku enak, pas dengan seleranya.

Pak Damar adalah Manager HRD di perusahaan ini. Masih terbilang muda dan masih singgel. Banyak juga karyawan wanita yang mengidolakan dia karena dia sangat ramah pada semua staffnya termasuk padaku dan jangan lupa dia juga ganteng. Kegantengannya sangat khas percampuran antara wajah Indonesia dan latin.

Tapi aku tak berani suka padanya. Dia terlalu sempurna untukku yang bukan apa apa ini dan aku masih sadar diri.

Aku sampai di ruangannya. Sebelum masuk aku mengetuk pintu ruangannya.

"Tok tok tok," terdengar sahutan dari dalam.

"Masuk."

"Maaf pa, saya mengantarkan pesanan bapa," ucapku.

Terlihat ada 3 orang pria salah satunya adalah pa Damar sendiri. Sepertinya mereka adalah karyawan baru.

"Silahkan pa," ucapku sambil mundur meninggalkan ruangan pa Damar.

"Makasih ya An," ucap pa Damar sambil memberikan senyum manisnya.

Lalu aku keluar dari ruangan pa Damar, tak menunggu lama langsung menuju pantri untuk melanjutkan kegiatanku mengisi daya dan tenagaku.

Setelah dari pagi hingga sore aku mengerjakan semua pekerjaanku dengan semangat. Akhirnya waktu ku untuk pulang pun tiba.

Tetapi belum bisa pulang ke kosanku. Aku harus masih menggunakan tenagaku untuk menjalankan tugasku. Yah, hari ini aku masuk kuliah pukul 19.00.

Waktu masih menunjukan Pukul 17.00. Masih ada waktu untukku hanya sekedar melemaskan otot otot tubuhku yang terasa kaku. Mungkin aku akan sedikit berjalan jalan di taman yang terdapat tepat di sebrang jalan tempatku bekerja. Biasanya jam segini ada banyak pedagang kaki lima yang menjajakan makanan yang sering kali membuat air liurku menetes.

Aku mendekat kepada penjual batagor kesukaanku.

"Mang biasa, pake jeruk ya sama pedesnya dikit aja."

"Oke neng, ditunggu nya," kata si emang batagor.

Tak lama Pesananku telah tersaji dengan cantik di piring putih bermotif bunga. Perpaduan antara batagor dan bumbu kacang gurih dan manisnya kecap, menimbulkan sensasi kepuasan yang bisa dibayangkan siapapun. Mmmmmm pasti kenyang hehehe.

Tak lupa pula aku pesan es jeruk yang asam manis dan dingin, menimbulkan kesegaran pada tubuhku yang sudah melakukan pekerjaan berat dari pagi tadi. Aaah benar benar surga dunia.

Cukuplah untuk mengganjal perutku hingga nanti pulang kuliah.

Setelah tandas. Aku membayar dan bergegas masuk ke kantor lagi untuk mengambil barang barang ku dan bergegas pergi ke kampus.

Terdengar ada yang memanggilku. Suara pria ramah yang di idolakan oleh para karyawati di perusahaan ini. Mungkin termasuk aku. Tapi aku hanya suka dia karena ganteng dan baik, bukan yang lain.

"Anna, bisa minta tolong sebentar?," tanya pa Damar.

"Iya pa."

"Sebelum kamu pulang, tolong buatkan kopi 2 cangkir, dan antarkan ke ruangan CEO ya, katanya beliau suka dengan kopi buatan kamu." ucap pa Damar.

"Oh, baik pa, Saya antarkan sekarang." ucapku.

Waktu sudah menunjukan pukul 18.00 dan aku masih di sini?. Ya Tuhan, semoga aku tidak terlambat ke kampus, harus cepet cepet nih, Dua cangkir kopi ke ruangan CEO lantai 40.

Tak lama aku sudah sampai di ruangan yang aku Tuju. Ruangan CEO.

"Tok tok tok."

Aku tak langsung mendengar jawaban dari balik pintu. Kemudian aku mencoba mengetuk kembali.

"Tok tok tok."

"Masuk."

Barulah setelah 2 kali mengetuk pintu, aku baru mendengar jawaban dari dalam.

"Maaf pa, saya mengantarkan pesanan kopinya," ucap ku.

Aku sedikit terlonjak dengan pemandangan di depanku. Terdapat seorang pria dan wanita dimana si wanita menggunakan pakaian yang begitu seksi menampakan pahanya yang mulus. Mungkin rok itu menutupi hanya sejengkal diatas kakinya.

Dan juga sang pria yang terlihat begitu ieew berantakan tak lagi memakai jas rapihnya dan dasinya pun entah kemana, hanya kemejanya saja yang tangannya dilipat sampai siku dan jangan lupa terdapat tanda merah di leher sang pria. Entah apa yang telah mereka lakukan di tempat ini.

"Ya Allah tolong lindungi mataku ini, mataku masih suci ya Allah," ucapku dalam hati.

"Taruh saja di meja, sekarang kamu boleh pergi," ucap sang CEO.

"Baik pa."

Dengan dada berdebar debar karena merasa syok telah melihat sesuatu yang membuatku membayangkan yang iya iya. Aku kemudian keluar dari ruangan itu dan bergegas pergi.

Tunggu !!!!

Bukankan, itu pria yang ada di ruangan Pak Damar? Apakah itu CEO baru anak dari CEO terdahulu Tuan Rudi Nalendra.

Ya Allah, kasian tuan Rudi. Mimpi apa coba punya anak kaya gitu.

Hai para readers, aku mau nyoba bikin cerita tentang badboy ya...

insyaallah dibuat seru deh

jangan lupa tinggalin jejaknya ya

Happy reading 😉

Terpopuler

Comments

Kardi Kardi

Kardi Kardi

bad boyyyyyy. bad boyyyyy

2023-05-31

1

Tini Laesabtini

Tini Laesabtini

Semangat thooor aku suka ceritamu awal yg bagus, semoga menarik ya....

2022-04-21

1

Mama Kastini

Mama Kastini

mampir kesini Krn liat di FB. ... awal cerita ckp bagus dan bikin penasaran.... lanjut baca lg ahhhhh...... 💪💪💪❤️❤️❤️

2022-04-13

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Anna Azalea Rumi
2 Bab 2. Kesialan atau keberuntungan
3 Bab 3. Pria penyuka chees cake
4 Bab 4. Rainer Nalendra putra
5 Bab 5. Kesan
6 Bab 6. Menjebak diri sendiri
7 Bab 7. Ada apa dengan pak Damar
8 Bab 8. Pak Damar masih aneh
9 Bab 9. Menjaga hati
10 Bab 10. Kejahilan Damar
11 Bab 11. Benar benar tugas yang membahayakan
12 Bab 12. Tatapannya bikin panas dingin
13 Bab 13. Pembalasan dendam
14 Bab 14. Pak Rainer Menakutkan
15 Bab 15. Memulai Permainan
16 Bab 16. Mahluk manis
17 Bab 17. Mulai suka mengerjai
18 Bab 18 Rainer bermain
19 Bab 19. Perjuangan dimulai
20 Bab 20. Makan malam
21 Bab 21. Persekongkolan
22 Bab 22. Rindu Terbayar
23 Bab 23. Kesempatan emas
24 24. Memancing
25 Bab 25. Takut dikerjai
26 Marhaban ya Ramadan
27 Bab 26. Sulit diartikan apa maunya
28 Bab 27. Berjuang dengan tak biasa
29 Bab 28. Menunjukan kepemilikan
30 Bab 29. Bisik bisik bikin ngeri
31 Bab 30. Kau tak mengerti rasaku
32 Bab 31. Berani menjauh, kamu habis
33 Bab 32. Jangan mendekat !
34 Bab 33. Berusaha menghindar
35 Bab 34. Mempertegas niat
36 Bab 35. Rumor
37 Bab 36. Tania
38 Bab 37. Perdebatan sebelum makan siang
39 Bab 38. Ternyata saling merindukan.
40 Bab 39. Cemburu yang manis
41 Bab 40. Kekecewaan
42 Bab 41. Memicu kemarahan
43 Bab 42. Diabetes
44 Bab 43. Tokoh baru
45 Bab 44. Panggilan spesial
46 Bab 45. Sebercanda itu !
47 Bab 46. Cinta gila seorang Raka
48 Bab 47 Cinta rumit mereka
49 Bab 48. Ujian
50 Bab 49. Rencana tak terkira
51 Bab 50. Bimbang
52 Bab 51. Penolakan Tania
53 Bab 52. Semoga ada pencerahan
54 Bab 53. Berusaha saling mengerti
55 Bab 54. Kamu juga harus merasakannya
56 Bab 55. Menahan rasa
57 Bab 56. Jawaban
58 Bab 57. Sepi
59 Bab 58. Pulang kampung
60 Bab 59. Orang yang tak terduga
61 Bab 60. Mengejar waktu
62 Bab 61. Harapan
63 Bab 62. Apakah ini akhirnya?
64 Bab 63. Pernyataan tanpa suara
65 Bab 64. Ternyata bukan mimpi
66 Bab 65. Enggak nahan, cieee
67 Bab 66. Membiasakan diri
68 Bab 67. Tanda cinta
69 Bab 68. Tipu muslihat Rainer
70 Bab 69. Pesan Orang tua
71 Bab 70. Panasin ayo panasin
72 Bab 71. Kemarahan berujung romantis
73 Bab 72. Belajar dari ahlinya
74 Bab 73. Saling memiliki (zona merah)
75 Bab 74. Tempat tinggal baru
76 Bab 75. Posesif
77 Bab 76. Mengeratkan rasa
78 Bab 77. Sensitif
79 Bab 78. Janji
80 Bab 79. Berkompromi
81 Bab 80. Menjadi penggoda
82 Bab 81. Pekerjaan idaman Anna
83 Bab 82. Kehebohan
84 Bab 83. Undangan
85 Bab 84. Peringatan
86 Bab 85. Reuni
87 Bab 86. Tegang
88 Bab 87. Pisah Ranjang
89 Bab 88. Tak tahan
90 Bab 89 Merasa lemah
91 Bab 90. Perlu lebih bersabar
92 Bab 91. Tes Wawancara
93 Bab 92. Perintah mutlak
94 Bab 93. Rayuannya kalah telak
95 Bab 94. Buka puasa
96 Bab 95. Ikhlas melepaskan
97 Bab 96. Perasaan yang berbeda
98 Bab 97. Pasrah
99 Bab 98. Hanya ingin menjaganya
100 Bab 99. Kekecewaan
101 Bab 100. Pria putus asa
102 Bab 101. Pagi buta dirumah calon manten
103 Bab 102. Hari bahagia
104 Bab 103. Perkara makan
105 Bab 104. Rapat
106 Bab 105. Negosiasi tanpa jarak
107 Bab 106. Berita bahagia
108 Bab 107.
109 Bab 108. Keputusan penting
110 Bab 109. Hari terakhir Bekerja
111 Bab 110. Segera menuju akhir
112 Bab 111. Bukan akhir
113 Terimakasih yang tak terbendung
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Bab 1. Anna Azalea Rumi
2
Bab 2. Kesialan atau keberuntungan
3
Bab 3. Pria penyuka chees cake
4
Bab 4. Rainer Nalendra putra
5
Bab 5. Kesan
6
Bab 6. Menjebak diri sendiri
7
Bab 7. Ada apa dengan pak Damar
8
Bab 8. Pak Damar masih aneh
9
Bab 9. Menjaga hati
10
Bab 10. Kejahilan Damar
11
Bab 11. Benar benar tugas yang membahayakan
12
Bab 12. Tatapannya bikin panas dingin
13
Bab 13. Pembalasan dendam
14
Bab 14. Pak Rainer Menakutkan
15
Bab 15. Memulai Permainan
16
Bab 16. Mahluk manis
17
Bab 17. Mulai suka mengerjai
18
Bab 18 Rainer bermain
19
Bab 19. Perjuangan dimulai
20
Bab 20. Makan malam
21
Bab 21. Persekongkolan
22
Bab 22. Rindu Terbayar
23
Bab 23. Kesempatan emas
24
24. Memancing
25
Bab 25. Takut dikerjai
26
Marhaban ya Ramadan
27
Bab 26. Sulit diartikan apa maunya
28
Bab 27. Berjuang dengan tak biasa
29
Bab 28. Menunjukan kepemilikan
30
Bab 29. Bisik bisik bikin ngeri
31
Bab 30. Kau tak mengerti rasaku
32
Bab 31. Berani menjauh, kamu habis
33
Bab 32. Jangan mendekat !
34
Bab 33. Berusaha menghindar
35
Bab 34. Mempertegas niat
36
Bab 35. Rumor
37
Bab 36. Tania
38
Bab 37. Perdebatan sebelum makan siang
39
Bab 38. Ternyata saling merindukan.
40
Bab 39. Cemburu yang manis
41
Bab 40. Kekecewaan
42
Bab 41. Memicu kemarahan
43
Bab 42. Diabetes
44
Bab 43. Tokoh baru
45
Bab 44. Panggilan spesial
46
Bab 45. Sebercanda itu !
47
Bab 46. Cinta gila seorang Raka
48
Bab 47 Cinta rumit mereka
49
Bab 48. Ujian
50
Bab 49. Rencana tak terkira
51
Bab 50. Bimbang
52
Bab 51. Penolakan Tania
53
Bab 52. Semoga ada pencerahan
54
Bab 53. Berusaha saling mengerti
55
Bab 54. Kamu juga harus merasakannya
56
Bab 55. Menahan rasa
57
Bab 56. Jawaban
58
Bab 57. Sepi
59
Bab 58. Pulang kampung
60
Bab 59. Orang yang tak terduga
61
Bab 60. Mengejar waktu
62
Bab 61. Harapan
63
Bab 62. Apakah ini akhirnya?
64
Bab 63. Pernyataan tanpa suara
65
Bab 64. Ternyata bukan mimpi
66
Bab 65. Enggak nahan, cieee
67
Bab 66. Membiasakan diri
68
Bab 67. Tanda cinta
69
Bab 68. Tipu muslihat Rainer
70
Bab 69. Pesan Orang tua
71
Bab 70. Panasin ayo panasin
72
Bab 71. Kemarahan berujung romantis
73
Bab 72. Belajar dari ahlinya
74
Bab 73. Saling memiliki (zona merah)
75
Bab 74. Tempat tinggal baru
76
Bab 75. Posesif
77
Bab 76. Mengeratkan rasa
78
Bab 77. Sensitif
79
Bab 78. Janji
80
Bab 79. Berkompromi
81
Bab 80. Menjadi penggoda
82
Bab 81. Pekerjaan idaman Anna
83
Bab 82. Kehebohan
84
Bab 83. Undangan
85
Bab 84. Peringatan
86
Bab 85. Reuni
87
Bab 86. Tegang
88
Bab 87. Pisah Ranjang
89
Bab 88. Tak tahan
90
Bab 89 Merasa lemah
91
Bab 90. Perlu lebih bersabar
92
Bab 91. Tes Wawancara
93
Bab 92. Perintah mutlak
94
Bab 93. Rayuannya kalah telak
95
Bab 94. Buka puasa
96
Bab 95. Ikhlas melepaskan
97
Bab 96. Perasaan yang berbeda
98
Bab 97. Pasrah
99
Bab 98. Hanya ingin menjaganya
100
Bab 99. Kekecewaan
101
Bab 100. Pria putus asa
102
Bab 101. Pagi buta dirumah calon manten
103
Bab 102. Hari bahagia
104
Bab 103. Perkara makan
105
Bab 104. Rapat
106
Bab 105. Negosiasi tanpa jarak
107
Bab 106. Berita bahagia
108
Bab 107.
109
Bab 108. Keputusan penting
110
Bab 109. Hari terakhir Bekerja
111
Bab 110. Segera menuju akhir
112
Bab 111. Bukan akhir
113
Terimakasih yang tak terbendung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!