Bagaimana jika Cinta yang mulai tumbuh telah di hempasan dan kini harus melihatnya kembali?
Diawali dengan pertemuan seorang wanita cantik bernama KIRANA dan seorang laki-laki yang Rupawan namun juga seorang Cassanova yaitu ALFARO RICH EAGLE
Pertemuan keduanya menciptakan kisah cinta yang sangat rumit dan menguras Emosi
Apa yang akan terjadi dengan mereka berdua, mari kita ikuti kisahnya
Cerita ini masih saling terpaut dengan kisah sebelumnya di Karya Author berjudul "DOKTER ALENA"
Disarankan bagi pembaca untuk mampir di karya Author sebelumnya, yang berjudul:
1. POWER OF WOMAN
2. DOKTER ALENA
3. SAHABATKU KEKASIHKU
4. AKULAH WANITAMU
Salam sehat dan Bahagia dari Author
Sinho
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29
Ronan berhenti di depan pintu dan menempelkan telinganya di daun pintu.
"Kenapa kau di situ, sebaiknya kita duduk di ruang tunggu" ucap Hani yang heran dengan kelakuan laki-laki di depannya.
"Aku disini saja, takutnya akan terjadi sesuatu dengan mereka berdua, Alfaro terutama" jawab Ronan.
"Maksudnya?" Tanya Hani penasaran.
"Aku tidak bisa menceritakan padamu, tapi aku tidak bisa meninggalkan Alfaro terlalu jauh saat ini, dia dalam kondisi belum stabil" ucap Ronan semakin membuat Hani bingung dengan penjelasannya.
"Kau itu ngomong apa sih, bukannya tambah jelas, aku tambah bingung dengan ucapanmu" sahut Hani kesal.
"Sudah diam, aku disini saja, menjaga Alfaro" ucap Ronan kemudian.
"Terserah, kau itu aneh sekali" sahut Hani yang kemudian melangkah pergi untuk duduk di ruang tunggu sambil membaca beberapa majalah yang ada disana.
Sementara itu Alfaro tersenyum miring dengan wajah yang lebih menakutkan dari sebelumnya.
"Kenapa kau berbicara seolah-olah Allah yang terbaik untuk semua masalahku ini, begitu bukan?" Ucap Alfaro membuat perubahan dirinya yang seolah meremehkan Allah membuat Kirana sangat terkejut, namun Kirana berusaha untuk mengontrol dirinya.
"Memangnya siapa lagi yang bisa kau andalkan selain DIA?" Tanya Kirana.
"Hahaha...apa kau tau apa yang sudah diperbuat Allah padaku, katanya DIA maha penyayang, Maha pemberi kebahagiaan, Maha melindungi..tapi apa kau tau ha!!, Dia sudah seenaknya mengambil semua kebahagian ku dengan sekejab mata dengan cara yang mengerikan dan memilukan, bahkan aku tidak bisa tidur beberapa bulan karena trauma akan hal itu!!" Teriak Alfaro yang sangat mengagetkan Kirana.
"Kendalikan dirimu Alfaro, kau membuatku cemas" ucap Kirana.
"Kenapa kau cemas, takut membayangkan apa yang terjadi denganku ha!!, Jadi jangan berani-berani bicara seakan Allah itu maha segalanya, DIA yang sudah menghancurkan ku, DIA yang membuatku tidak lagi percaya akan dirinya!!, Apa kau mengerti!!" Teriak Alfaro yang kini lebih keras lagi, hingga Kirana ikut berdiri dari duduknya.
BRAK
Kirana sangat terkejut saat Alfaro menendang mejanya hingga terpental dan hampir saja mengenai dirinya, seandainya dia tidak segera menyingkir.
Beruntung Ronan segera lari masuk dan kemudian berusaha menenangkan Alfaro.
"Faro.. tenang lah, sebaiknya kita pulang ya, jaga emosimu, ingat, kita sedang berada di tempat kerja orang lain" ucap Ronan yang kemudian segera mengambil obat dan di berikan ke alfaro saat tubuh sahabatnya mulai bergetar.
Hani yang baru saja masuk terdiam dan terkejut melihat keadaan Alfaro, begitu juga Kirana yang masih mematung menyaksikan apa yang terjadi dengan Alfaro, hingga kemudian Ronan segera pamit dan membawa Alfaro pergi.
"Apa yang terjadi Kiran?" Tanya Hani masih terheran dan penasaran.
"Entahlah, aku tidak tau, sepertinya ada sesuatu yang terjadi dengan Alfaro, mungkinkah dia sakit, tadi aku melihat Ronan memberikan obat untuk diminum Alfaro setelah emosi Alfaro yang sangat mengerikan terjadi"
"Apa?!, Ya Allah, jadi meja ini hancur berantakan karena ulah tuan Alfaro, kau tidak apa-apa kan Kiran?" Tanya Hani cemas sambil memeriksa keadaan Kirana.
"Aku gak apa-apa Hani, justru Alfaro tadi yang perlu kita cemaskan, ada yang tidak beres dengan dirinya" sahut Kirana.
Hani segera memanggil Office boy untuk membereskan barang-barang yang berserakan di ruang kerja Kirana, sementara Kirana sudah bersiap untuk pergi kerumah sakit mengontrol kan luka jahitannya, Hani segera menyusul langkah Kirana untuk mengantarnya.
**
Sampai di rumah sakit, Kirana segera menuju ke ruangan poli bedah untuk menunggu antrian dirinya yang akan segera diperiksa oleh dokter.
"Masih lama ya antriannya Kiran?" Tanya Hani membuka obrolan.
"Lumayan, aku dapat antrian 30, dan ini sudah pasien ke 26 yang ditangani, berati kurang tiga orang lagi, baru giliran ku masuk" jawab Kirana.
"Soal tuan Alfaro, sepertinya_"
"Jangan membicarakan apa yang tidak kita tau pasti Han, percuma..aku juga tidak mengerti apa yang terjadi dengan Alfaro hingga membuat nya seperti itu" sahut Kirana.
"Iya juga sih, tapi lihatlah, seperti nya hari ini entah kita atau mereka yang saling mengikuti, yang jelas ada tuan Alfaro dan Ronan di sana!" Ucap Hani sambil menunjuk ke suatu tempat dimana Alfaro dan Ronan sedang duduk di sana.
Kirana terkejut saat menoleh ke arah yang di tunjuk oleh Hani.
"Sedang apa mereka disini, mungkinkah dugaan ku benar bahwa Alfaro sedang sakit Han?" Tanya Kirana penasaran.
"Mana aku tau, bagaiman kalau kita tanyakan langsung ke yang bersangkutan?" Jawab Hani sudah bersiap untuk berdiri, namun kemudian Kirana langsung menarik tangannya untuk duduk kembali.
"Diam disini saja" ucap Kirana memperingatkan.
Tak lama kemudian, kini giliran Kirana dipanggil masuk, untuk dilakukan pemeriksaan akan lukanya, Hani tidak ikut masuk karena dirinya merasa ngeri jika harus melihat perawatan luka jahitan.
Beberapa menit kemudian, Kirana sudah keluar kembali sambil tersenyum ke arah Hani.
"Bagaimana lukanya?" Tanya Hani.
"Luka jahitannya sudah banyak yang mengering, tinggal sebagian saja yang sedikit masih basah, tapi tidak masalah, tiga hari lagi di suruh kontrol ulang" jawab Kirana.
Keduanya kini berjalan ke ruang Farmasi untuk menebus obat yang akan di bawa pulang oleh Kirana, namun mereka di kejutkan dengan dua orang laki-laki yang berjalan berlawanan arah dengan mereka.
"Hani?" Ucap Ronan terkejut, "kenapa kamu ada disini?" Tanya Ronan heran.
"Ngantar Kontrol luka Kirana, lalu kamu sendiri, kenapa ada disini?" Tanya Hani balik.
"Aku mengantar Alfaro untuk kontrol di_"
"Bukan urusan kalian, ayo Ronan, kita pergi!" Sahut Alfaro yang sudah menyeret Ronan sebelum menyelesaikan kata-katanya.
"Dasar!, Ada apa dengan mereka berdua, main pergi gitu aja sebelum menjawab dengan benar pertanyaan orang" Hani ngedumel.
Kirana hanya menggelengkan kepala dan segera menggandeng sahabatnya untuk melanjutkan perjalanan menuju ke tempat pengambilan obat, rupanya antrian masih panjang, hingga keduanya memilih tempat duduk untuk membuatnya nyaman selama masa menunggu antrian.
"Aku ke toilet dulu Kiran, udah kebelet ini, gak kuat nahan!" Ucap lirih Hani dilanjutkan dengan aksinya yang segera berlari ke toilet terdekat.
Tak lama setelah membuang semua kotoran dari dalam tubuh yang memang seharusnya dikeluarkan, Hani segera melangkah pergi untuk kembali lagi ke tempatnya.
Namun langkahnya terhenti saat melewati sebuah ruangan yang bertuliskan Ruang konsultasi psikolog, sontak mata Hani mem belalak dan berulang kali mengusap matanya masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, dimana sosok Alfaro dan Ronan masuk ke dalam ruangan itu.
"Astagfirullah..siapa yang sakit, hingga harus masuk keruang itu ya?" Tanya Hani dalam hatinya.
Namun Hani tidak mungkin untuk ikut masuk kesana, kemudian dirinya segera melangkahkan kaki kembali menuju ke tempatnya dengan sejuta pertanyaan tentang apa yang terjadi dengan Kedua laki-laki saat masuk ke dalam ruangan konsultasi psikolog.
Bersambung.
jangan lupa VOTE, HADIAH, LIKE, dan KOMEN, selalu di tunggu.
chris lebih kéjam