"Mari kita bercerai, Kakak kembar mu sudah kembali." Elmer berucap dengan nada dingin.
Wanita itu meremas tespack yang ia pegang, sebuah kado yang ingin berikan, ternyata dirinyalah yang mendapatkan kado terindah dari suami tercintanya.
Dibenci oleh kedua orang tuanya dan suaminya.
Gerarda Lewis di hidupkan kembali setelah menerima kenyataan pahit, dimana suaminya Elmer Richards menyatakan akan menikahi saudara kembarnya Geraldine Lewis, sang kekasih yang telah kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Informasi Tentang Gege
"Mom, Mommy ada sesuatu tentang Gege." Tuan Arthur menghampiri dua wanita di dapur itu, tanpa merasa curiga. "Ada pesan misterius? Ternyata Gege dulu di jebak hingga membuat Elmer salah paham. Kita harus mencari pelakunya Mom."
Separuh kepala Mommy Becca terasa berdenyut. Apa lagi rahasia yang harus terbongkar? Ia tak menyangka banyak kisah Gege yang tidak ia ketahui.
Tuan Arthur membawa Mommy Becca ke ruang tamu. Kemudian membantunya duduk. Tuan Arthur kembali lagi ke dapur untuk mengambil segelas air. "Minumlah." Tuan Arthur membantu Mommy Becca meminum segelas air di tangannya.
"Banyak sekali yang Gege alami? Kenapa tidak mengatakan pada ku?"
"Bukan salah Gege Mom, aku tidak berani mengatakannya dan sekarang orang itu memberikan kode kalau orang yang berniat mencelakai Gege adalah orang terdekat Gege. Tapi siapa?"
Rara meneguk ludahnya susah payah, dia mengintip pembicaraan kedua orang tuanya dan Elmer.
"Briana, pasti dia mengirimkannya. Sebenarnya apa maksudnya?"
Dia pun menghubungi Briana dan menjauh dari mereka. "Apa maksud mu mengirimi pesan seperti itu pada Elmer?" Ia geram pada Briana yang selalu memojokkanya.
Briana tersenyum, dalam hidupnya tidak ada kata ampun. "Jangan pernah bermain-main dengan ku." Dia tau, kelemahan Rara tentang foto itu.
"Apa mau mu?"
"Jauhi Elmer, sangat mudah bukan?" Briana tersenyum sinis. Namun tanpa di sadari seseorang tengah mendengarkan semua perbincangan Briana dan Rara. Dia adalah Bibi Ang, Briana mendatangi lagi kediaman Elmer dengan alasan menunggu kedatangan Elmer.
Bibi Ang bahkan sampai geram ketika melihat Briana yang sok berkuasa seperti seorang nyonya kediaman Richard.
"Aku tidak akan membiarkan kalian hidup tentram." Bibi Ang melangkah menjauhi ruang kerja Elmer.
Wanita itu tak berani menegur Briana karena Briana teman Elmer. Sebagai balasannya, ia mengawasi gerak-gerik Briana.
Keesokan harinya.
Krystal melambaikan tangannya pada tuan Hardiand. Kini hari yang di tunggu-tunggu pun tiba. Dia mulai bersekolah tentu saja Gege mengantar jemputnya.
Gege pun bersemangat mengantar sang buah hati. Perjalanan yang tak membutuhkan waktu lama. Gege turun dari mobilnya, dia berjongkok. Mencium kedua pipi Krystal. "Semangat belajarnya sayang. Nanti Mommy akan menjemput mu."
"Ingat, jangan berbicara dengan orang asing yang tidak di kenal."
"Iya Mom," ucap Krystal.
Krystal berjalan masuk, melihat punggung Krystal mengingatkan dirinya. Ia tersenyum, kedua air matanya menggenang. Ia mengerjapkan beberapa kali agar air matanya tidak tumpah.
Dia pun memasuki mobilnya, tanpa dia sadari seorang pria tengah mengawasinya. Tadi ia mendapatkan informasi mata-matanya. Selain keluarganya ada beberapa bodyguard yang menjaga jarak jauh.
"Aku yakin dia Gege, untuk membuktikannya aku harus mendapatkan bukti dengan tes DNA. Kalau benar dia anak ku, berarti benar dia Gege. Tetapi kalau bukan, aku akan menyerah. Aku tidak bisa menggantikan Gege dengan siapa pun."
Kedua netranya terus melihat mobil di depannya. Ia tak ingin kehilangan jejak wanita di dalam mobil itu.
"Sebenarnya mau kemana dia?"
Mobil itu pun berhenti di salah satu rumah. Dia keluar sambil membawa beberapa paper bagh. Dia menatap rumah dengan halaman luas itu dan melihat beberapa kucing.
"Nyonya." Sapa seorang wanita.
Wanita itu membuka pintu pagar pekarangannya. Dia menyambut Gege dengan hangat. Keduanya pun masuk kedalam rumah.
"Kucing? Gege sangat menyukai Kucing. Bahkan di kediaman Lewis saja Gege memiliki seekor kucing dan anjing, namun sayang kucingnya meninggal." Elmer melihat beberapa kucing di pekarangan. Ia tak berani keluar karena takut ketahuan, ia hanya bisa memantaunya jarak jauh.
Elmer menunggu satu jam lamanya di dalam mobil. Rasa berat di kedua matanya itu bukanlah menjadi penghalangnya saat ini. Ia harus mencari tau siapa wanita yang mirip dengan Gege, ia belum percaya Gege telah tiada.
Selang beberapa saat Gege pun masuk kedalam mobil yang di tumpanginya. Elmer keluar dari mobilnya. Ia melangkah ke arah rumah tadi dan berpura-pura sebagai orang yang ingin mengadopsi kucing.
"Permisi..."
Wanita yang kira-kira berumur 45 tahun itu menoleh. Dia berbalik dan membukakan pintu pagar. "Iya, apa ada yang bisa saya bantu?"
Elmer tersenyum ramah, "Maaf mengganggu, kedatangan saya kesini ingin mengadopsi kucing," ujarnya berbohong.
"Masuklah, kita berbicara di dalam," ucapnya dengan ramah. Rasanya tidak sopan tanpa mempersilahkan orang masuk.
Elmer pun duduk setelah di arahkan ke ruang tamu. Wanita itu pun menuju ke dapur untuk membuatkan teh panas.
"Anda suka kucing?" tanya seorang wanita yang membawa sebuah teh panas dan menyadarkan Elmer yang melihat sekeliling ruangan itu.
"Iya," ucapnya.
"Maaf, tapi kucing di sini ada pemiliknya. Saya harus meminta ijin darinya dulu." Tuturnya. Kucing di sini milik Gege, jadi ia tidak boleh sembarangan memberikannya.
"Kucing sebanyak itu?"
Wanita itu tersenyum menanggapinya. "Nyonya Clarissa sangat menyukai kucing, tapi karena tuan Hardiand alergi terhadap bulu kucing jadilah saya yang mengurusnya."
"Wanita tadi itu, maaf tadi saya melihat wanita yang keluar."
"Benar, dia Nyonya Clarissa."
Elmer memutar akalnya, ia harus mendapatkan informasi tentang Gege dari wanita di depannya.
"Wanita yang sangat cantik dan baik." Elmer sejenak diam. "Apa wanita itu tinggal di dekat sini? Biasanya kalau suka dengan hewan pasti tidak bisa jauh."
"Nyonya Gege sangat sering datang kesini."
"Apa?" Kedua telinga Elmer seakan melebar mendengar nama seseorang di sebut.
sudah menghilang baru terasa sakit nya
bahwa kehadirannya sungguh berharga....