NovelToon NovelToon
Pelabuhan Cinta Sang Pangeran Es

Pelabuhan Cinta Sang Pangeran Es

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Suami ideal
Popularitas:26.4k
Nilai: 5
Nama Author: Marica

Season kedua dari Batas Kesabaran Seorang Istri.

Galen Haidar Bramantyo, anak pertama dari pasangan Elgar dan Aluna. Sudah tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan. Ia mewarisi semua ketampanan dari ayahnya.

Namun ketampanan juga kekayaan dari keluarganya tidak sanggup menaklukkan hati seorang gadis. Teman masa kecilnya, Safira. Cintanya bertepuk sebelah tangan, karena Safira hanya menganggap dirinya hanya sebatas adik. Padahal umur mereka hanya terpaut beberapa bulan saja. Hal itu berhasil membuat Galen patah hati, hingga membuatnya tidak mau lagi mengenal kata cinta.

Adakan seorang gadis yang mampu menata hati si pangeran es itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebenaran Yang Terungkap

"Ma."

Arabella membawa Lucyana menemui Aluna. Sang ibu rupanya sedang berkumpul bersama para wanita lainnya. Di sana juga ada Kamila dan Cintya, tetapi Arabella tidak menganggap keberadaan mereka.

Kamila dan Cintya terkejut, mata mereka sama-sama membulat mengetahui gadis yang menantang keluarga mereka adalah putri Bramantyo.

"Mati gue," batin Kamila, juga Cintya.

Arabella melirik sekilas ke arah Kamila dan Cintya, ia suka ekspesi mereka, terkejut bercampur takut.

"Sayang." Aluna menyambut kedatangan putrinya dengan pelukan.

"Ma, aku ajak Ana. Kakak menyuruhku untuk membawa dia ke sini," ucap Arabella lantas menaik Lucyana ke dekat Aluna.

"Malam, Tante," sapa Lucyana.

"Malam juga, Sayang." Aluna berganti memeluk Lucyana.

Kamila dan Cintya tidak suka melihat kedekatan Lucyana dengan Aluna, terutama Cintya. Dia merasa iri dengan hal itu. Padahal dirinya sudah bertemu beberapa kali dengan Aluna, tetapi nyonya Elgar itu tidak pernah memperlakukannya seperti itu.

"Apa kabarmu, Sayang?" tanya Aluna pada Lucyana.

"Baik, Tante," jawab Lucyana.

"Nyonya Aluna, dia siapa?"

Aluna menoleh ke asal suara, begitu juga dengan yang lainnya. "Maksudmu gadis ini?" Aluna menunjuk Lucyana.

"Iya, dia mirip seseorang?" ucap wanita itu sembari mengingat-ingat seseorang.

Kamila dan Cintya mulai ketar-ketir.

"Dia anaknya mendiang nyonya Ivy Erlangga," jawab Aluna.

"Ha iya, benar. Pantas saja gadis ini mirip sekali dengan dia," balas wanita itu. "Itu artinya gadis ini, anak sambung Anda, nyonya Kamila."

"Iya," jawab Kamila tidak suka.

"Tante kenal sama mama saya?" tanya Lucyana.

"Kami semua di sini kenal sama mama kamu," jawab wanita itu. "Dia wanita yang sangat baik dan juga istri yang baik. Tidak seperti yang baru." Wanita itu bermaksud menyindir Kamila.

"Apa maksud Anda, Nyonya?" tanya Kamila, istri kedua Joni Erlangga tahu jika dirinya tengah di sindir.

Namun sebelum ada yang merespon perkataan Kamila, seseorang lebih dulu datang.

"Maaf, Nyonya."

Obrolan para wanita itu terhenti lantaran kedatangan seseorang. Dia adalah salah satu anak buah Elgar.

"Ada apa?" tanya Aluna.

"Tuan muda meminta nona Arabella dan temannya untuk menemui beliau di atas," jawabnya.

"Baiklah, gue sama Ana akan ke sana sebentar lagi." Bukan Aluna yang bicara, tetapi Arabella.

"Kalian pergilah!" perintah Aluna disambut anggukkan Arabella dan Lucyana.

"Tunggu!" cegah Cintya. "Boleh aku ikut?" tanyanya sok polos.

"Iya, Nona Arabella. Ajaklah anak saya Cintya," ucap Kamila. "Terakhir kali Lucyana membuat putra keluarga Bramantyo masuk rumah sakit. Saya tidak mau ada hal buruk yang terjadi karena anak ini. Jadi … biar anak saya ikut untuk mengawasinya."

"Itu hanya kecelakaan. Lucyana tidak tahu kalau anak saya alergi kacang," bela Aluna.

"Lagi pula …." Arabella terdiam sejenak, sambil memandangi Cintya dari bawah hingga atas, ekpresinya seakan sedang mengejek gadis itu. "Kakak gue gak suka bertemu sama orang asing."

Setelah mengatakan kalimat itu Arabella menarik Lucyana pergi dari tempat itu. "Ayo, Ana kita pergi."

"Sombong sekali," batin Cintya.

Di tempat lain dan pada waktu yang sama. Galen berada di balkon hotel tersebut, berdiri memandang hampir ke seluruhan kota dengan matanya yang tajam, seolah memberitahukan pada dunia jika dirinya adalah penguasa. Di tangannya terselip satu batang ber nikotin yang menyala dengan asap putih berterbangan tertiup oleh angin.

"Kakak."

Galen menoleh mendapati sang adik berdiri tidak jauh darinya. Fokusnya tertuju pada Lucyana. Entah sejak gadis itu mampu menyita perhatiannya. Dress berwarna putih, tanpa kerah, dengan rok mengembang dan bertumpuk, lengannya model balon, sangat cocok di tubuhnya. Rambut Lucyana dibiarkan terurai hanya dihiasi oleh satu jepitan kecil.

Sama halnya dengan Lucyana, penampilan Galen memang selalu mencuri perhatiannya. Lucyana tidak bisa berpaling dari Galen, rambutnya berterbangan karena angin menerpanya, kemeja warna hitam yang sudah terbuka dua kancing atasnya, lengannya sudah digulung sampai batas siku, celana panjang bahan sangat pas di kakinya seolah celana itu dibuat khusus hanya untuknya. Pertama kali bertemu laki-laki itu dengan penampilan berantakan, tetapi kenapa justru membuatnya semakin terlihat tampan

"Kakak ada apa? Kenapa Kakak memintaku untuk membawa Ana?" tanya Arabella membuat lamunan Galen dan Lucyana buyar.

Galen tidak merespons, ia menghisap dalam-dalam sisa rokok di tangannya kemudian mengepulkan asapnya. Setelah itu membuangnya ke lantai lantas menginjaknya.

TOK TOK TOK

Semua mata menoleh ke arah pintu, tetapi hanya Arabella yang berbalik, mengayunkan langkah ke arah pintu, meninggalkan Lucyana dengan Galen. Lucyana merasa canggung, juga salah tingkah ketika Galen memandangnya terus. Beruntung Arabella cepat kembali membuat rasa kecanggungan itu hilang.

"Hai, Ana?" sapa Daren.

"Hai, Om," sapa balik Lucyana.

"Bawa yang gue minta?" tanya Galen pada Daren.

Daren menunjukkan sebuah berkas di tangannya. "Semuanya di sini."

Galen beranjak dari tempatnya, meminta berkas yang ada di tangan Daren. Matanya menyipit tajam, ekpresinya berubah serius ketika melihat berkas itu. Galen nampak membolak-balikan berkas itu beberapa kali sebelum menutupnya.

"Om yakin semua yang om kasih ini benar?" tanya Galen serius.

"Tentu saja. Om sudah mengeceknya berkali-kali," jawab Daren. "Tapi kemungkinan masih ada infomasi lagi. Kami masih terus menggalinya."

"Ada apa, Kak?" tanya Arabella merasa penasaran apa isi berkas itu.

Galen tidak menjawab pertanyaan Arabella. Pandangannya beralih pada Lucyana. "Sebelum lo lahir, nyokap lo mengalami kecelakaan. Dia tidak bisa tertolong karena pendarahan."

Galen lantas menyodorkan berkas yang ia pegang ke Lucyana. Gadis itu lantas menerimanya juga melihat apa yang ada di dalam berkas itu. Sebuah foto mobil yang rusak parah, foto mendiang mamanya, catatan medis, juga catatan kematian mamanya.

"Semua harta yang dimiliki keluarga lo sekarang seutuhnya milik lo. Ibu kandung lo meninggalkan semua buat lo, tidak sepeserpun untuk pria tua bangka itu," sambung Galen.

Lucyana masih melihat juga membaca apa yang berkas itu tunjukkan, tetapi tetap mendengarkan apa yang Galen katakan.

"Kemungkinan ibu kandung kamu tahu tentang perselingkuhan papa kamu dengan istrinya yang sekarang. Kemungkinan itu penyebabnya," imbuh Daren. "Ada kemungkinan juga kecelakaan mendiang mama kamu disengaja."

"Disengaja?" tanya Lucyana lirih.

"Itu hanya kemungkinan, Lucyana. Tapi saya akan terus mencari informasi mengenai itu," jelas Daren.

"Jadi … selama ini papa udah bohong sama aku?" Lucyana berucap dengan wajah yang tertunduk. "Papa yang sudah mengkhianati mama."

Tangan Galen terulur, menyentuh dagu Lucyana, mengangkat wajah gadis itu, mempertemukan pandangan mereka. "Mereka yang numpang hidup sama lo. Jangan mau ditindas."

"Itu benar, Ana. Kami akan selalu dukung sama melindungi lo," imbuh Arabella. "Jadi jangan takut, oke."

"I-ya, Kak," ucap Lucyana gugup lantaran sentuhan Galen.

Lucyana lantas memandang ketiga orang yang ada hadapannya secara bergantian. Gadis itu terharu, padahal mereka baru kenal belum lama, tetapi membantunya sampai sejauh itu.

"Om Daren, boleh aku minta tolong?" tanya Lucyana.

"Katakan saja, Ana? Om akan bantu jika Om bisa," jawab Daren.

"Cari tahu tentang kecelakaan mama. Kalau benar disengaja, aku ingin tahu siapa pelakunya," ucap Lucyana yang langsung diangguki oleh Daren.

1
Neng Saripah
nah kan bener safira d duga ada keterlibatan
Alevin
again thor
Shelvie Pandoju
waw.. siap siap ajah Safari, hukuman yang kau dapat dari Galen
Siti Aisyah Aisyah
lanjut
Siti Aisyah Aisyah
lanjut up lg thor
Neng Saripah
kalo bener ini ulah safira
abis kamu fir ga ada kata ampun lagi dari keluarga galen
Alevin
mg2 safira ketangkep, ich bnr2 pengin bejek2 masukin penjara
Alevin
thor yok update yok bisa yok bisa
Neng Saripah
mantap babang galen....aku padamu 🥰🥰
Alevin
tp blm ada cakar2an dr emaknya thor wkwkwk ngarep bgt aku tu
Alevin
sayang sekali ma author bs double up
Alevin
ayo thor again thor
pengin baca safiraaa di hujat emak dan netizen yg dsanaaa
Alevin
lagi thor lagii, pengin nyakar safira
pengin liat safira dimaki2 emak nya
Echa: siap 😁😁😁😁
total 1 replies
Shelvie Pandoju
akhirnya kesalahpahaman itu sudah terungkap.. jadi penasaran hukuman apa yang di berikan Galen sama Ana
Neng Saripah
kurang thor 🤭🤭🙏
Echa: 😁😁😁😁😁🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Siti Aisyah Aisyah
lanjut lg thor up ny
Alevin
shafiraaa..emak bapak lu baikny minta ampun
km kok hmmm nyebelin bgt
Alevin
astaga astaga nunggu nya seharian, bacanya 10 detik
yok thor bisa yok double up lagi
Echa: 😁😁😁😁😁, maaf maaf. insya Allah ya Kak
total 1 replies
Neng Saripah
walah...ternyata ulah shafira ini
jangan2 dia ngomong macem2 lagi sama ana
Alevin
ya ampun tiap episode 3x baca sembari nunggu update 🫣🫣
Echa: Terima kasih kakak😍😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!