Apa jadinya jika suami yang kita banggakan akan kesetiaanya nyatanya telah memiliki anak bersama wanita lain. Bian Mahardika seorang pengusaha kaya raya yang memiliki istri cantik muslimah bernama Nayla Saraswati seorang anak dari panti asuhan yang ditelantarkan oleh kedua orangtuanya. Dua tahun pernikahannya belum juga mendapatkan buah hati, hingga Nayla pun yakin bahwa Bian adalah pria setia dan penyabar. Cinta Nayla dan keyakinannya harus terpatahkan oleh fakta bahwa suami yang ia banggakan ternyata telah memiliki anak bersama wanita lain. Hingga pernikahan diam diam yang Bian Lakukan pun terungkap. Akan kah Nayla terus bertahan dengan pernihakan yang sudah didasari dengan ketidak jujuran. Ataukah ia mundur dan memulai hidup baru bersama cinta sejatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Nurdiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan
Matahari bersinar begitu terik diatas langit. Tak ada sambutan hangat dari udara yang menyejukan.
"Nay kau tak papa?" tanya Zidan pada Nayla.
"Aku baik baik saja mas. Sebelum mengantarku kepanti asuhan, tolong antar aku dulu kepengadilan"
Zidan menganggukan kepala seraya tersenyum kearah Nayla. Perjalanan yang cukup panjang serta melelahkan tak membuat mereka menunda pengajuan berkas ke pengadilan agama.
Terlihat disana beberapa orang yang berlalu lalang didalam ruangan yang menjadi saksi perpisahan dua insan yang diikat oleh ijab kabul dihadapan tuhan.
Disisi lain, didalam rumah mewah yang bercat putih, terdapat empat orang yang tengah memikirkan keributan yang baru saja terjadi.
"Mengapa kau tak bilang bahwa wanita kampung itu keguguran?!" ucap Ibu Widya pada anak kesayangannya.
"Aku juga gak tahu bu Nayla sedang hamil! aku sangat menginginkan dia bisa mengandung anakku tapi aku sudah berbuat dosa dengan melenyapkan anakku sediri bu. Aku sungguh tak tahu bahwa dia sedang mengandung darah dagingku, aku tak sengaja mendorongnya bu"
Bulir bening meluncur dari pelupuk mata pria berbadan tegap. Clara yang melihat suaminya tengah menangis kini mengenggam tangannya dengan erat kemudian memeluknya dihadapan Siska dan Ibu Widya.
"Uwekk...uwekk" suara Siska membuat seluruh mata memandang kearahnya.
Gadis cantik berambut pirang itu, kini berlari menuju wastafel didapur dam memuntahkan seluruh isi perut yang berupa cairan kuning.
"Kau kenapa?" ucap Ibu seraya berjalan kearah Siska yang tengah memuntahkan isi perutnya.
"Gak tahu bu, Siska mual. Kepala Siska juga pusing sekali bu"
Wajah gadis berpakaian ketat itu terlihat sangat pucat, hingga detik kemudian Siska pun jatuh tersungkur di atas lantai.
"Siska!" teriak Bian dan Clara.
Kepanikan melanda Bian, Clara dan Ibu yang tengah berada didalam mobil menuju rumah sakit. Tak perlu menuggu banyak waktu, akhirnya mereka sampai disalah satu rumah sakit terkenal didaerah ibu kota.
Siska yang sedari tadi tak sadarkan diri kini memasuki ruangan untuk segera diperiksa oleh dokter.
Widya sangat sedih ketika anak gadis satu satunya yang ia miliki, harus terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit.
"Adikmu kenapa Bian?" ucap Widya lirih.
Dipeluknya tubuh sang ibu dengan erat untuk menenangkannya.
"Siska hanya demam biasa mungkin bu, tak perlu khawatir" ucap Bian meyakinkan.
Tak berselang lama, seorang dokter tampan datang menghampiri mereka yang tengah larut dalam kepanikan masing masing.
"Maaf keluarga pasien atas nama Siska?"
"I..Iya dok" ucap Widya.
Uluran tangan dari sang dokter disambut hangat oleh Widya dengan pikiran bingung.
"Selamat anak ibu hamil"
Bagai disambar petir disiang bolong, Widya menggelengkan kepala dengan cepat seraya mulai memegang dadanya yang terasa sakit.
"Hamil dok? gak, gak mungkin anak saya hamil. Anak saya masih sekolah dok, mana mungkin bisa hamil!" teriak Widya.
Bian yang syok dengan pernyataan dokter kini menarik keras kerah baju sang dokter yang memeriksa adiknya.
"Jangan pernah anda mengatakan hal itu pada ibuku! adikku gak mungkin hamil! anda jangan mengada ngada!"
Clara yang melihat kelakuan suaminya kini mencoba untuk menarik tubuhnya menjauh dari dokter yang memeriksa Siska.
"Jika anda tak percaya maka bawa saja adik anda kerumah sakit lain! saya hanya menyatakan kebenaran mengenai kondisi paien" Jawab sang dokter dengan kesal.
Bian kini mendekat kearah ibunya dan mulai menenangkan wanita paruh baya itu agar tidak menangis.
"Apa salah ibu pada Siska Bian? apa salah ibu? dia kurawat dan ku jaga dengan baik, nyatanya melemparkan kotoran tepat dimuka ibu?"
Gemertak gigi Bian menahan emosi pada adiknya sudah memuncak. Dia berjalan menuju ruangan tempat Siska dirawat dan mulai mendorong pintu dengan keras.
"Siska!" teriak Bian pada adiknya yang tengah terduduk sambil menangis.
Ketakutan nampak jelas diwajah Siska, kakaknya yang selalu menjaga serta menuruti semua permintaannya kini berubah bak seorang singa yang tengah lapar.
Tamparan keras mendarat dipipi Siska. Tangisan terdengar memenuhi ruangan tempat dia dirawat.
"Bagaimana bisa kau hamil hah! kau ini anak tak tahu diuntung!" teriak Bian pada adiknya.
Widya berlari menuju tempat putrinya dirawat kemudian memeluk tubuhnya dengan erat.
"Cukup Bian! Cukup!"
"Lihatlah! wanita yang telah melahirkanmu masih saja membela anak tak tahu diri sepertimu! kau gadis kotor Siska! dengan siapa kau tidur hah?! dengan siapa!"
Tubuh Siska bergetar hebat sebab merasa ketakutan. Wajahnya yang pucat terlihat jelas dengan keringat yang membanjiri seluruh badannya.
"Kau tega memberikan kotoran dimuka kami hah! Jawab cepat! dengan siapa kau beri tubuhmu dengan gratis?!"
Isak tangis keluar dari mulut Siska yang mungil. Ibu memegang wajah Siska untuk mendapat jawaban dari putrinya yang sangat ia sayangi.
"Jawab nak. Anak siapa yang tengah ada diperutmu?"
"Ak...Aku gak tahu bu, anak siapa yang ada didalam perutku ini"
PLAKKK
Tamparan keras mendarat dipipi kanan milik Siska. Kali ini tamparan itu berasal dari Widya yang kecewa dengan kelakuan putrinya sendiri.
"Kau tak tahu siapa ayah dari anak yang tengah kau kandung hah! berapa banyak pria yang menjamah tubuhmu?!" ucap Widya kesal.
"Aku...Aku gak tahu bu. Aku gak tahu! Aku gak tahu siapa ayah dari bayi ini. Aku hanya tahu saat aku pergi merayakan tahu baru bersama Frans, dia mengajaku pergi menuju rumah temannya" isak Siska.
Emosi yang tak terhankan membuat Bian menjadi gelap mata. Kini dia berjalan kearah adiknya kemudian mencekik leher Siska dengan sangat kencang.
"Maafkan aku....Kumohon lepas...kan" ucap Siska terbata bata.
Widya dan Clara yang melihat amarah Bian mencoba menjauhkan tubuh pria itu dari adiknya.
"Lepaskan adikmu Bian! lepaskan!"
Brak!!
Pintu dibuka dengan keras, terlihat ayah memandang nyalang kearah Bian yang tengah berusaha mem*bunuh adiknya sendiri.
"Hentikan Bian!"
Pukulan keras mendarat diwajah pria berhidung mancung. Seolah kesetanan, Ardi yang merupakan ayah kandung dari Bian kini memukulinya habis habisan.
"Seta*n kau, baj*ingan. Adik sendiri mau kau bunuh hah!"
"Ayah memukulku untuk membela gadis murahan sepertinya hah?! Dia hamil yah! dia hamil! dan sekarang dia tak tahu anak siapa yang tengah dia kandung!"
Gemertak gigi Ardi menahan emosi pada putra sulungnya sendiri. Tak dihiraukannya fakta bahwa putri yang selalu ia jaga kini tengah mengandung anak yang tak jelas siapa ayah biologisnya.
"Kau menunjukan aib adikmu sedangkan video asusilamu tengah beredar dimedia sosial! kau harusnya yang malu, video mesummu kini tengah menjadi tontonan banyak orang!"
Bian dan Clara diam mematung. Bukannya Siska yang mendapatkan pelajaran dari Ardi, melainkan dirinya.
"Vid...video apa ?" ucap Clara dengan terbata bata.
"Kau cek sendiri disemua sosial media! sekarang tubuhmu menjadi tontonan yang sangat dinikmati banyak orang! kau banggakan?! " ucap Ardi dengan marah.
Bian merogok ponsel didalam saku celananya dan membuka aplikasi berwarna hijau .
Banyak pesan yang belum ia buka dari klien bisnis serta teman temannya dikantor. Dibukanya satu satu pesan yang masuk kedalam aplikasi hijau miliknya, hingga membuat seluruh wajahnya lemas dan pucat.
[ Hei bro, dapet cewe model kaya gitu darimana? bagi nomornya dong]
[ Wih hebat juga ternyata Bian. Istrinya tahu gak video yang menjadi skandal tahun ini?]
[ Mantap bener tuh body cewenya. Tolong nanti kasih tahu tuh cewe kalo gue mau boking dia. Tenang aja , gue mau bayar mahal tarif perjamnya dan gue jamin lu bakal dapet komisi karna udah ngenalin sama dia]
Masih banyak lagi pesan yang belum dia buka. Amarah yang dia miliki saat ini tengah memuncak.
"Siapa set*an yang udah nyebarin video ini!" umpat Bian kesal.
"Kau ingin membunuh adikmu sendiri, sedangkan kau sama halnya dengan dia. Sama sama menaruh kotoran dimuka ayah!"
"Sekarang semua klien bisnis ayah pergi dan membatalkan kerja sama yang mereka buat. Perusahaan kita rugi besar gara gara kau Bian!" sambung Ardi seraya menarik kerah baju anaknya.
Postingan video dari akun palsu milik Zidan kini memiliki ribuan like dan ribuan komentar dari netizen. Senyum kemenangan terukir indah diwajah pria tampan yang saat ini tengah duduk menemani gadis cantik didalam ruangan pengadilan.
"Rasakan kau baji*an" umpat Zidan.
kalau sama Arumi mungkin sayang sekedar sebagai adik kakak
terlalu bnyk berkorban tpi g di anggp..
semoga kmu bahagia y hamdi..
tanpa Siska..
Siska jg g pntas buat kmu..