NovelToon NovelToon
Kesucian Cinta

Kesucian Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:654.7k
Nilai: 5
Nama Author: Susilawati_2393

Pertemuan yang tidak sengaja dengan orang yang sangat menyebalkan menjadi awal sebuah takdir yang baru untuk dr. Fakhira Shakira.

Bruukk

"Astaghfirullah." Desis Erfan, ia sudah menabrak seorang dokter yang berjalan di depannya tanpa sengaja karena terburu-buru. "Maaf dok, saya buru-buru," ucapnya dengan tulus. Kali ini Erfan bersikap lebih sopan karena memang ia yang salah, jalan tidak pakai mata. Ya iyalah jalan gak pakai mata, tapi pakai kaki, gimana sih.

"It's Okay. Lain kali hati-hati Pak. Jalannya pakai mata ya!" Erfan membulatkan bola matanya kesal, 'kan sudah dibilang kalau jalan menggunakan kaki bukan mata. Ia sudah minta maaf dengan sopan, menurunkan harga diri malah mendapatkan jawaban yang sangat tidak menyenangkan.

"Oke, sekali lagi maaf Bu Dokter jutek." Tekannya kesal, kemudian melenggang pergi. Puas rasanya sudah membuat dokter itu menghentakkan kaki karena kesal padanya. Erfan tersenyum tipis pada diri sendiri setelahnya.

Karena keegoisan seorang Erfan Bumi Wijaya yang menyebalkan, membuat Hira mengalami pelecehan. Sejak kejadian itu ia tak bisa jauh dari sang pria menyebalkan.

Rasa nyaman hadir tanpa diundang. Namun sayang sang pria sudah menjadi calon suami orang. Sampai pada kenyataan ia sudah dibeli seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susilawati_2393, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29

Di ruangannya Hira terduduk lesu, kenapa hidupnya jadi tambah rumit sekarang. Kenapa harus Hira yang dikenal oleh para pengusaha itu, secara paksa ia terlibat dalam dunia yang tidak dikenalnya. Pengawalan, itu terlalu berlebihan baginya.

"Assalamualaikum..." suara Ringgo membuat Hira menegakkan duduknya kembali, ia menjawab salam. Ringgo duduk di depan Hira lalu membuka bubur yang dibawanya.

"Sarapan dulu Ra, lo pasti belum sarapan." Ringgo tersenyum, ditatapnya lekat wajah Hira. Satu minggu lebih ia tidak melihat wajah gadis pujaan hatinya. Tidak bisa menghubungi, karena Hira memblokir nomornya. Pukulan buat Ringgo ketika mendapat kabar pelecahan yang terjadi pada Hira.

"Ra, makan dulu dong." Hira menarik mangkok bubur lalu menyuapnya.

"Makasih Go, masih ingat gue." Ucap Hira tersenyum, Hira merasa bersalah pada Ringgo, ia selalu menyakiti hati pria itu. Tapi perlakuan sebaliknya yang selalu Hira dapatkan perhatian dan kasih sayang.

"Gimana gue bisa lupa sama lo Ra, walau lo buat gue gak bisa hubungin lo. Tetap aja gue ingat sama lo." Ringgo nyengir, jarinya membersihkan sudut bibir Hira yang belepotan. "Masih sama ternyata ya, makannya masih seperti anak kecil." Ringgo terkekeh

"Lo kenapa masih baik sama gue sih Go, gue selalu menyakiti perasaan lo." Ringgo menggeleng cepat, "lo gak pernah menyakiti gue Hira. Dah habiskan dulu buburnya."

Selesai Hira makan Ringgo membawa Hira duduk di sofa. Hira menurut, tidak seperti biasanya mereka akan cekcok terlebih dulu. Hira ingin mencoba bukan, mencoba membuka hatinya agar tidak dijodohkan.

"Lo baik-baik aja?" Tanya Ringgo, ia duduk di sofa samping Hira. Hira mengangguk, "gue khawatir banget saat tau kabar lo, lo niat banget jauhin gue." Ringgo terkekeh

"Lo gak nengokin gue jahat banget." Hira membuang wajahnya dari Ringgo.

"Maaf, gue sibuk banget. Lo taukan sejak program itu, kita disibukkan dengan banyak hal. Lo juga tega blokir gue, jadinya gue gak bisa nanyain kabar lo."

"Abisnya lo gangguin gue terus. Tau aja saraf otak gue lagi menyatu. Gara-gara Erfan tuh, rese abis ngerjain gue." Hira mengeluarkan uneg-unegnya pada Ringgo.

"Tapi gara-gara dia jugakan lo bisa di sini sekarang. Jujur gue cemburu Ra, gue gak ada saat lo butuh. Sekarang dia udah gak rese lagikan."

"Mungkin, gue gak ada ketemu dia lagi. Gak penting juga dipikirin, yang ada gue malu Go."

"Wajar lo begitu, lo masih syok saat itu Ra."

"Ringgo jangan ngomong lembut begini dong, gue jadi pengen nangis."

"Nangis aja sekarang, luapin apa yang lo rasain." Ringgo merentangkan tangannya mendekat ke sisi Hira, membawa gadis itu dalam pelukan. "Menangis puas-puas Ra, biar lega."

"Go, kemaren gue pulang. Ayah mau gue menikah sama duda. Demi apa gue berasa dijual Go, hanya karena tuh duda menjanjikan uang mahar yang besar." Hira menumpahkan tangisnya dalam pelukan Ringgo. "Masih kurangkah penderitaan yang gue alami ini Go, sampai gue harus dijual seperti ini. Gue gak pernah berharga Go di mata orang tua gue sendiri." Ringgo mendengarkan setiap rintihan Hira yang menyesakkan dadanya. Tangannya membelai lembut kepala Hira untuk memberikan ketenangan. Hira kamu berharga, sangat berharga untuk Ringgo.

"Mereka bahkan gak peduli dengan keadaan gue Go, gue hancur. Sangat hancur sekarang. Lo tau Go, sakit diperlakukan seperti ini."

"Gue peduli sama lo Ra, gue peduli." Ringgo mengecup puncak kepala Hira, "nikah sama gue ya. Gue akan jaga lo, gak akan ada yang bisa menyakiti lo lagi."

"Gimana gue bisa nikah sama lo Go, orang tua lo gak pernah suka sama gue. Lo udah terlalu baik buat gue. Jangan buat hubungan lo dengan orang tua lo berjarak hanya karena gue." Tangis Hira semakin kencang, itu sangat menyakitkan bagi Ringgo. Hira ingin mencoba hidup bersama Ringgo, tapi ia terlalu takut tak dianggap seperti yang orang tuanya lakukan.

"Gue bisa bujuk mereka Ra, gue bisa. Jangan khawatirkan itu." Hira menggeleng lemah, "gue gak bisa lihat lo gini Ra. Hati gue sakit melihat lo menangis begini." Ringgo merenggangkan pelukannya, mengusap pipi Hira yang penuh air mata.

"Lo cukup diam, biarkan gue yang berjuang Ra. Jangan tolak gue lagi kali ini. Oke sayangnya Ringgo." Hira mengangguk, "gitu dong, senyum dulu." Ringgo menarik kedua ujung bibir Hira lalu tertawa.

Semurah itukah Hira sampai mau dipeluk lelaki yang bukan mahramnya. Bukan hanya Ringgo yang pernah memeluk Hira, Guntur dan Erfan juga. Hira sangat malu sekarang, ia malu sama Allah. Malu dengan hijab yang dikenakannya. Semoga Allah mau mengampuninya.

Pulang dari rumah sakit Ringgo membawa Hira ke restoran Jepang. Gadisnya itu harus dibahagiakan, apapun untuk Hira akan Ringgo lakukan. Bukan Hira namanya kalau tidak jutek sama Ringgo.

"Go, gue mau ke toilet." Ujar Hira saat mereka masih menunggu pesanan datang.

"Berani sendiri, apa mau diantar?" Tawar Ringgo, ia khawatir Hira mengalami kejadian berulang.

"Belajar sendiri, Bismillah." Kata Hira, Ringgo mengangguk. "Pastikan toilet wanita ya Ra, jangan sembarangan masuk." Bukan tanpa alasan Ringgo mengatakan itu, salah masuk toilet membuat Hira mengalami kejadian yang sangat menyakitkan.

"Iya Go." Hira beranjak meninggalkan Ringgo, setelah lumayan jauh Ringgo menyusul. Ia tidak akan membiarkan Hira traumanya terulang saat berada di toilet.

Hira memberanikan diri masuk ke toilet setelah memastikan itu bukan toilet pria. Tubuhnya gemetar dan berkeringat. Hira semuanya akan baik-baik saja, jangan takut. Hira menyakinkan dirinya. Setelah selesai bergegas Hira kembali dengan setengah berlari. Ringgo bisa bernapas lega saat melihat Hira baik-baik saja, walau gelagatnya seperti orang ketakutan.

Bruukk

Tubuh Hira terpental, ia menabrak seorang pria yang berbadan kekar. Pria itu langsung menangkap tubuhnya yang hampir menyentuh lantai.

"Hiraaa!!" Teriak Ringgo dan Erfan bersamaan. Ya, Erfan yang ditabrak Hira. Ketidaksengajaan selalu mempertemukan mereka. Bilqis yang sudah duduk hanya memperhatikan ke khawatiran di wajah Erfan. Sangat jelas lelaki itu tunjukkan.

"Ada apa?" Tanya Erfan pada Ringgo yang sudah berada didekatnya. Ia membantu tubuh Hira berdiri kembali.

"Dia ketakutan saat di toilet. Gue mengikutinya dari belakang. Hira masih trauma berada di toilet umum." Jelas Ringgo, ia mengambil tubuh Hira dari pelukan Erfan.

"Bawa duduk dulu dok." Ujar Erfan pada Ringgo, ia menarikkan kursi. Ia mengenal Ringgo, dokter yang pernah dilihatnya saat penyuluhan kesehatan. "Wajahnya pucat, kalian sudah selesai makan?"

"Belum," Ringgo mendudukkan Hira, lalu meminta pramusaji memindahkan makanannya. Mereka bergabung dengan Erfan dan calon istri.

"Hira, lo baik-baik aja." Ringgo melap keringat yang membasahi kening Hira, tangannya menggenggam tangan Hira yang gemetar.

"Lusa jadwal Hira bertemu dr. Erika, tolong lo temenin ya." Pinta Erfan pada Ringgo.

"Pasti." Jawab Ringgo ramah.

"Hira!" Panggil Ringgo, tidak ada respon. Erfan merasa tidak tenang, ia sedang bersama Bilqis. Bagaimana kalau Hira cuma merespon panggilannya.

"Hira...!" Panggil Erfan sangat lembut, membuat hati Bilqis berdesir panas. Erfan selembut itu memanggil perempuan lain. Calon suaminya juga sangat khawatir dengan keadaan perempuan yang sedang mematung di depannya. Tatapan itu kosong.

1
Damalia Rose
kereen
Rati Nafi
🩷🩷🩷🩷🩷🩷🩷🩷
cucu rosmalia
ahh.. hira ga punya harga diri bangett.. udah di dzolomi masih baik
ya ti urip
Luar biasa
dementor
erfan,tolong kau lenyapkan reny & salwa.. saya sudah muak dgn kelicikan mereka berdua..
dementor
💪💪💪💪💪.. 👍👍👍👍👍
dementor
sama kayak anaknya sifany.. ibu sama anak sama" gelo'..
dementor
ya lanjut lagi ya author.. semangat jangan kendor.. 💪💪💪💪
dementor
up terus ya author sampe tamat kalo perlu.. 👍👍👍👍👍👍
dementor
👍👍👍👍👍👍
Farida Silvi
sangat membuat penasaran sehingga pengen baca terus gak berhenti
Nurhayana
nbbbnhn
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
aku enggak setuju erfan nikah siri yg ada kasus nya mirip Nisa dan Zico no
Aina Jacqueline
patutnya diberi pengajaran lama dikit thor...
Aina Jacqueline
sama guntur aja deh
dementor: jangan aina,sama saya saja hiraukan itu.. gimana setujukan??? 👍👍👍
total 1 replies
Yanti Agejul
adeknya Erfan nih biang keroknya
Suherni 123
lagian Hira ngeyel di bilangin
udah untung suami mendukung pekerjaan nya,malah mau di bikinin tempat praktek sendiri, kurang apa coba si erfan
Suherni 123
Hira ngeyel juga sih
Suherni 123
tuh kan adeknya erfan
Suherni 123
jangan jangan adeknya erfan
Rara Nurul: jangan2 emang iya.apa mungkin bukan adik kandung kali ya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!