⚠️ WARNING⚠️
KHUSUS DEWASA ➕
BANYAK ADEGAN BERBAHAYA
HARAP BACA DENGAN BIJAK!!
Namanya Virus, entah kenapa orang tuanya memberinya nama itu hingga menjadi bahan Bullyan. Dia pun menjadi pembunuh di usia mudanya, dikeluarkan dari sekolah dan ditakuti semua orang.
Hidup sebatang kara sejak kecil, kemudian besarnya menjadi seorang Pembunuh Bayaran. Hingga akhirnya ia jatuh cinta pada seorang wanita yang harus dibunuhnya.
Apa yang akan Virus lakukan? Tetap membunuhnya atau menyelamatkannya? Apakah cintanya akan berakhir untuk wanita itu atau wanita lain yang lebih peduli padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyusun Rencana
"Kau yang bernama Valeria?" Tanya Joy seraya mengantongi kedua tangannya pada jaketnya. Saat itu hawanya sangat dingin dan Joy lupa memakai sarung tangan.
"Iya, kau siapa? Ada perlu apa?" Tanya Valeria dengan senyumnya.
"Pantas saja suamiku terpana, dia sangat cantik. Aku tidak boleh memarahi suamiku. Itu bukan kesalahannya," batin Joy
Joy kemudian meraih tangan Valeria dan menaruh tangannya pada perut Joy. Valeria bingung dengan sikap Joy terutama Wasabi.
"Kau sangat cantik. Jika anakku perempuan, aku ingin dia cantik seperti mu. Doakan agar kandunganku ini selalu sehat," ucap Joy seraya mengusapkan tangan Valeria ke perutnya yang belum terlihat membesar.
Valeria tersenyum malu mendengar pujian Joy, "Haha setiap wanita itu cantik, hanya saja yang membedakannya perilaku dan sifatnya. Semoga perilaku anakmu tidak sepertiku, serta semoga kau dan calon anakmu selalu sehat,"
"Amiin, terimakasih doanya. Aku siang ini mau balik ke Indonesia. Jika kau kesana temuilah aku. Oke," ujar Joy yang kemudian pergi meninggalkan mereka semua.
Untuk Andi dan Virus ia hanya melambaikan tangan lalu menggandeng tangan Wasabi.
"Antarkan aku ke Bandara sayang," ucap Joy.
"Siap sayang, pake teleportasi aja ya," ucap Wasabi yang dijawab anggukan kepala oleh Joy
Whuuus
"Dia istrinya Wasabi?" Tanya Valeria pada Virus dan Andi.
"Iya, aku tadi mengira dia akan marah-marah terhadapmu," ucap Andi
"Memangnya kenapa?" Tanya Valeria
"Tidak apa sudah lupakan," ucap Andi yang takut jika salah berkata lagi.
Sesampainya di Bandara, Wasabi mendaratkan di depan toilet yang tidak terlihat banyak orang.
"Kau sudah meminum obat anti mual dan vitamin?" Tanya Wasabi sembari mengingatkan.
"Sudah, nanti sesampainya disana aku langsung menelepon mu," ucap Joy.
"Sayang, aku minta maaf ya tadi sudah berpikiran buruk tentangmu. Dia memang cantik, aku saja sampai tertarik padanya," ucap Joy
"Iya aku maafkan. Orang yang berada dibelakang Valeria, itu adalah orang yang pernah menabrakmu di Bandara saat itu. Apa kau tidak mengenalnya?" Tanya Wasabi.
"Aku tidak memperhatikannya, aku hanya fokus pada Valeria. Nanti jika aku melihat pria lain kau akan cemburu, makannya aku tidak ingin melihat yang lain. Cukup Wasabi ku ini yang bisa menggodaku," ujar Joy seraya mengecup bibir Wasabi tanda perpisahan. Bukan perpisahan berpisah selamanya, namun perpisahan karena Joy akan segera masuk ke pesawat
menuju penerbangan ke Indonesia.
"Joy, kau akan selalu di hatiku. Tuhan, lindungilah istri dan calon anakku agar selamat sampai tujuan," Wasabi berucap dan berdoa dari hatinya seraya melihat punggung Joy yang mulai menjauh.
Wasabi kembali di basecamp sebutan rumah yang ia sewa menjadi tempat markasnya. Ia menghampiri Andi dan memarahinya habis-habisan.
"Pantas saja tiba-tiba Joy pamit pulang, itu ternyata ulah mu. Kau.... argh untung saja Joy kemarahannya tidak berlanjut," ucap Wasabi pada Andi, ia terlihat kesal.
"Aku tidak bermaksud merusak rumah tanggamu, aku hanya bercanda saat itu. Lihat saja pesanku ini aku mengatakannya sambil bercanda," ujar Andi seraya memperlihatkan pesannya pada Wasabi, namun pria itu tidak tertarik untuk membacanya dan membahasnya lebih lanjut.
"Sudahlah, aku tidak ingin kau mengatakan sesuatu yang aneh lagi pada Joy. Jika aku mau aku bisa mengatakan dengan jujur padanya sendiri, tanpa harus mendengar dari mulut orang lain," ucap Wasabi
"Hemm Wasabi, malam ini Valeria akan ke rumah lampu taman. Dia berniat menukar formula itu dengan ini," ucap Virus seraya memperlihatkan formula yang berisi cairan pembersih gigi.
"Lampu taman? Haha tadi kau mengatainya jidat besar sekarang kau mengatainya lampu taman?" Ucap Valeria dengan tawanya.
"Haha kau tertawa berarti kau setuju dengan julukan yang aku beri untuknya kan? Jidatnya seperti lampu taman karena bersinar," ucap Virus yang membuat semua orang tertawa disana, kecuali Wasabi. Pria itu sulit tertawa.
"Itu bagus, tetapi aku yakin jika Valeria bisa masuk kedalam dengan mudah, maka Cezo sengaja membiarkannya masuk, ia pasti sudah mengintainya. Tapi ini hanya dugaan ku, tetap berhati-hatilah," ucap Wasabi pada Valeria.
"Setelah Diego dan Moza pulang kita akan membahas pertemuan di California. Dan Valeria, disini kau datang dengan Virus. Kau dan Moza akan menjadi pasangan Virus. Pria nakal biasanya membawa dua wanita. Virus akan ku ubah wajahnya. Kalian duduk dan awasi mereka," ucap Wasabi seraya menunjukkan foto pria misterius dan wanita gemuk.
"Ini...istrinya Tuan Louis kan?" ucap Valeria
"Ya, kenapa aku memasukkan mu disini? Kau akan menjadi umpan. Pria misterius itu menargetkan mu untuk menjadi korban selanjutnya yang akan dibunuh. Tetapi Virus tidak melakukan tugasnya dan sekarang ia mengejar Virus untuk dibunuh. Tapi itu bukan berarti kau akan selamat dari kejaran mereka. Maka dari itu disaat pertemuan disana, Virus akan menyamarkan wajahnya," ucap Wasabi.
"Tunggu-tunggu, kau ditugaskan untuk membunuhku? Kau pembunuh bayaran?" Tanya Valeria menatap Virus lekat.
"Ya dan aku menolak misi itu. Aku tidak bisa melakukannya, Aku tidak bisa membunuhmu dan jika mereka menyentuhmu aku akan melindungi mu," jawab Virus
"Why?" Tanya Valeria
"Because, I Love You," jawab Virus seketika membuat suasana disana hening. Valeria terus menatap mata Virus yang terlihat tidak berbohong. Itu dari hatinya dan wanita itu merasa tersanjung. Ada debaran yang tak bisa ia artikan saat itu.
"Ehemm," Wasabi memecahkan kesunyian.
"Aku sedikit merubah rencana, Valeria dan Moza berpura-pura membuat keributan misalnya memperebutkan Virus. Disaat pria misterius itu tahu keberadaan mu, kau menjauh dari kerumunan ke tempat sepi. Andi akan terus memantaumu. Diego juga memantau keadaan. Kami tetap mengikuti mu. Di saat mereka mendekati mu. Aku dan Virus akan menyerang mereka. Seperti itulah kira-kira rencananya," jelas Wasabi
"Jika keadaan berbeda, jika kita kehilangan jejak Valeria dan dia tertangkap atau salah satu dari kita atau bahkan ketiganya tertangkap?" Tanya Virus.
"Terus gali informasi darinya, dalam artian kau berbicara banyak hal padanya pancing dia agar mengakui kejahatannya. Andi akan melacak mu. Untuk berjaga-jaga jika Andi tertangkap. Alat yang digunakan Andi akan terhubung pada alat yang lain, Rachel yang akan memantaunya. Aku sudah berbicara dengannya dan dia setuju melakukannya. Aku akan membawa Rachel ke tempat aman," ucap Wasabi
"Dimana?" Tanya Virus
"Di kantor polisi, itu tempat yang aman bukan?" ucap Wasabi.
"Ya kau benar sangat aman. Aku punya kenalan seseorang di kantor polisi Nevada, aku akan meminta temanku untuk memberikannya ruangan khusus," ucap Virus.
"Tidak perlu, biarkan saja Rachel berada di lobby atau kantin kantor polisi tersebut. Dia wanita tua dan tidak akan ada orang yang mencurigainya. Jika ada yang bertanya bilang saja dia sedang menunggu pengacaranya," ucap Wasabi.
Ditengah-tengah pembicaraan yang serius tiba-tiba ada suara perut yang berbunyi, semua mata melihat ke arah Virus.
"Itu suara perutmu?" Tanya Valeria
"Hehe, maaf. Ini sudah siang sebaiknya kita istirahat makan siang," ucap Virus
"Tidak ada makanan, masakan yang Moza buat sudah habis dan kebetulan bahan makanan juga habis hehe. Kita delivery order atau mau makan diluar?" Tanya Andi
"Kita makan diluar saja, usahakan jangan terlalu banyak mengundang seseorang kemari. Jangan sampai lokasi kita diketahui," ucap Wasabi yang sudah akan bersiap untuk pergi keluar.
"Makan di rumah ku saja, Aku akan memasak untuk kalian. Dan lagi Ayahku pasti juga sudah lapar dirumah," ajak Valeria yang langsung dijawab oleh Virus.
"Ayo, kalau begitu kita ke rumahmu sekarang," ucap Virus yang kemudian beranjak dari duduknya.
Mereka semua bergegas menuju rumah Valeria, Rachel juga mereka ajak, tetapi wanita itu menolak dan meminta untuk kembali ke rumahnya.
"Bisakah aku kembali kerumah?" Tanya Rachel
"Baiklah, sepertinya juga keadaan sudah aman. Aku juga melihat dari rekaman disana tidak ada yang mengusiknya lagi," ucap Wasabi.
Wasabi dan Andi mengantar Rachel ke rumah dengan mobil Virus, sementara Virus mengantar Valeria pulang ke rumahnya dengan motor milik Valeria. Virus mengambil kesempatan agar bisa dekat dengan Valeria.
siapa yang bekap mulut wasabi tuh 🏃🏻♀️
mataku ternodai 🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️😂
banyak yang ingin aku katakan tapi masih nyangkut entah dimana karena pikiranku lagi ruwet 😄😄
pokoknya terima kasih ya 😙
malah sempet di cemburuin tuh