NovelToon NovelToon
"Berbagi Cinta" 1 Hati 2 Aisyah

"Berbagi Cinta" 1 Hati 2 Aisyah

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Perjodohan
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: wheena the pooh

Ketika seorang perempuan tidak ingin mempermainkan sebuah pernikahan yang baru seumur jagung, Humairah rela berbagi suami demi mempertahankan seorang pria yang ia cintai agar tetap berada dalam mahligai yang sama.

Aisyah Humairah menerima perjodohan demi balas budi pada orangtua angkatnya, namun siapa sangka pria yang mampu membuatnya jatuh cinta dalam waktu singkat itu ternyata tidaklah seperti dalam bayangannya.

Alif Zayyan Pratama, menerima Humairah sebagai istri pertamanya demi orangtua meski tidak cinta, obsesi terhadap kekasihnya tidak bisa dihilangkan begitu saja hingga ia memberanikan diri mengambil keputusan untuk menikahi Siti Aisyah sebagai istri keduanya.

Akankah Alif adil pada dua
Aisyahnya? atau mungkin diantara dua Aisyah, siapa yang tidak bisa bertahan dalam hubungan segitiga itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wheena the pooh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Pulang kampung dan memulai semuanya dari awal, membuat Aisyah kecil merasa asing dan tertekan batinnya karena jauh dari orangtuanya, merindukan papa dan mamanya yang tidak pernah datang menjemput seperti janji ibu Aini, belum lagi ia sering bermimpi buruk tersesat di hutan ketika Mayang meninggalkannya tempo hari membekaskan trauma bagi anak seusia Aisyah yang belum mengerti apa-apa.

Bagaimana Aisyah bisa betah di sana, kampung yang jauh dari hingar bingar kota, wajah-wajah asing yang belum pernah ia temui sebelumnya, tidak ada Mayang tidak ada pelayan lain yang biasa melayaninya di rumah orangtuanya.

Baru beberapa hari Aisyah mulai beradaptasi, ayah dari ibu Aini meninggal dunia, suasana duka yang belum pernah Aisyah rasakan selama ini, ia cukup terkejut dan takut akan keramaian orang-orang yang datang melayat, tidak ingin ibu Aini bertambah sedih maka darinya Aisyah hanya bisa diam tidak banyak bicara dan tidak ingin membantah.

Sampai pada suatu hari Aisyah mengalami kejang demam, badannya panas dan mengalami kejang.

Dirawat di puskesmas yang terdapat di kampung beberapa hari, keadaan Aisyah membaik setelah dua hari demam tinggi dan mengigau, beruntung segera ditangani, namun yang membuat ibu Aini heran sejak sakit itu pula Aisyah perlahan melupakan siapa dirinya, kepalanya akan sakit jika mengingat masa sebelum ia berada di kampung bersama ibu Aini.

Saat menikah dengan ayah Ihsan barulah ibu Aini diboyong pindah ke kota lagi dan Humairah bisa sekolah dan kuliah seperti sekarang, mereka tidak memiliki keturunan lain hingga hanya Humairah yang menjadi pelengkap keluarga, disayangi layak anak sendiri meski dalam kesederhanaan.

*****

Kembali pada Humairah yang masih bersandar dibahu papa Imran, mereka saling mengenang masa lalu dimana mereka merasakan keluarga yang sempurna sebelum Aisyah menghilang hari itu dan tidak pernah ditemukan bahkan oleh bantuan polisi sekalipun.

Sampai hari ini, Aisyah berubah dan tumbuh menjadi wanita paling dewasa yang tuan Imran temui, pengalaman hidup membuatnya semakin berharga.

"Saat Alif mengakui bahwa ingin menikahi Aisyah sebagai istri kedua dan sebagai istri pertama kau telah memberi izin, papa orang pertama yang mengagumi sikapmu dalam menerima pernikahan mereka," ucap papa Imran sendu.

"Aku hanya berusaha berdamai dengan kenyataan, mas Alif mencintai kak Aisyah sejak lama. Sedang aku adalah orang baru dalam hidupnya, semua juga sudah terjadi, aku tidak menyesalinya," balas Humairah yang memandang beberapa orang yang lewat.

Mereka sedang duduk di sebuah taman, hanya berdua saja bicara dari hati ke hati dan menceritakan apapun yang telah terjadi selama ayah dan anak itu terpisah, tidak ada kecanggungan diantara mereka meski belasan tahun tidak bertemu.

Lalu papa Imran menoleh putrinya dengan heran.

"Kau tidak menyesalinya?"

Humairah menggeleng, "Jauh dari pada itu ada banyak pelajaran yang ku dapatkan, belajar sabar yang memang benar kata orang-orang bahwa sabar itu tidak memiliki batas. Aku merasakannya, sabar yang berujung ikhlas adalah sikap terbaik yang pernah ku ambil."

"Meski berat diawal, namun semakin hari aku mengerti bahwa tidak harus dicintai untuk merasakan cinta, aku mencintai suamiku melayaninya dengan baik ketika mas Alif pulang dan itu cukup bagiku, tidak ada yang salah dalam poligami, begitupun denganku bahkan sekarang mas Alif mulai melihat ke arahku," timpal Humairah tersenyum membalas tatapan papanya.

"Kau tidak marah pada kak Mayang mu? Mendengar kenyataan ini rasanya papa ingin sekali marah pada Aini dan anaknya, sebab mereka kita terpisah jarak selama belasan tahun. Papa sudah berbuat baik pada mereka kenapa mereka membalas ini pada kita? Jika bukan kau yang mencegah mungkin sekarang mereka akan ada di penjara saat ini juga," ucap papa Imran terpancing emosi lagi, ia menahannya karena Humairah.

"Tidak perlu membahas itu lagi, sebagaimana aku ikhlas atas yang terjadi pada kita dimasa lalu, aku pun berharap papa melakukan hal yang sama. Lagi pula ibu Aini menyayangi dan menjaga ku dengan baik hingga saat ini, pun kak Aisyah dia sudah menjadi putri papa juga. Dia maduku, istri mas Alif juga."

Menarik napas dalam Humairah melanjutkan, "Kita tidak akan puas dengan membalas, karena di sana ada setan yang ikut tertawa melihat kita terpecah belah padahal hubungan belasan tahun telah pun tercipta meski bukan anak kandung. Melupakan adalah cara terbaik, bukankah kita sudah bertemu dalam keadaan yang baik pula? Aku tidak suka mendendam, jika ikhlas lebih baik kenapa kita harus mengotori hati dengan kemarahan yang tidak ada gunanya."

"Mari kita lupakan, sekarang aku siap untuk melanjutkan baktiku pada papa orangtua kandungku, pada ibu Aini dan ayah Ihsan yang telah bersusah payah membesarkanku. Damai itu indah, apa papa tidak senang kita punya keluarga besar? Percayalah selalu ada hikmah dibalik semua ini. "

"Punya dua putri yang memiliki satu suami, bukankah itu unik? Ayolah papa jangan tegang, nikmati masa tua papa dengan bahagia, doakan aku dan kak Aisyah bisa hamil secepatnya, pasti menyenangkan bagi papa yang akan punya cucu dari dua anak sekaligus?" Humairah mengecup punggung tangan papa Imran dengan sayang.

"Berjanjilah padaku, papa tidak akan memperpanjang masalah ini! Tidak ada aksi balas dendam atau semacamnya, mengawali semua hal dengan baik maka akan mendapatkan kebaikan pula. Aku tengah berbahagia papa, mas Alif yang mencintaiku, kuliahku yang akan selesai, sekarang pertemuan ini sungguh aku merasa Allah begitu baik padaku."

Papa Imran menatap Humairah dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kau persis mama mu selalu peduli dengan perasaan orang lain, sayang sekali dia tidak bisa menyaksikan pertemuan kita hari ini. Ingin berziarah?"

Humairah mengembangkan senyumnya lalu mengangguk dengan semangat.

"Tentu, tentu saja aku mau. Meski mama telah tiada aku tetap bersyukur akan hari ini, percayalah ibu Aini dan ayah Ihsan mendidik ku dengan baik."

Jawab Humairah berbinar, ia berdiri lalu mengulurkan tangannya yang segera disambut oleh papa Imran, mereka menuju mobil bergandengan tangan.

Ucapan Humairah membuat papa Imran tertegun, meski di hatinya masih menyiratkan kecewa yang mendalam pada sosok mantan pelayan rumahnya dahulu itu, namun Humairah tumbuh menjadi anak yang tidak egois dan sangat dewasa dalam bersikap seperti sekarang ini adalah tidak luput dari peran ibu Aini yang mengasuhnya, itu artinya ibu Aini menjaga dan mendidik Humairah dengan baik seperti halnya ia menjaga Mayang seperti anak sendiri.

Namun sungguh ia malu tidak bisa mendidik Mayang dengan baik hingga perempuan yang berganti identitas menjadi Siti Aisyah itu tumbuh menjadi anak yang egois dan ambisius.

"Kita beli bunga?"

Humairah kembali mengangguk saat mobil mereka berhenti di toko bunga yang tidak jauh dari area pemakaman, senyum Humairah kembali terbit saat mengingat Alif memberinya buket bunga kemarin.

"Kenapa tersenyum sendiri?" sindir papa Imran yang heran melihat raut putrinya.

"Aku ingat mas Alif memberikan bunga ini kemarin, dia seperti papa yang dulu sering memberi bunga pada mama."

"Kau mengingatnya?"

"Iya, dan bunga itu ku mainkan bersama kak Mayang. Aku mengingatnya," sahut Humairah terkekeh pelan.

*****

Urusan balas membalas mah jadi urusan otor ya, bukan urusan Humairah, jadi percayalah meski Humairah ikhlas otor mah ga ikhlassss si Aisyah lepas gitu aja😁😁

Oke lanjut?

1
Sri Puryani
calon pelakor dtg ...eng ieng ...
Sri Puryani
kenapa alif yg jujur pd arya kan sdh disrh jujur biar arya tahu klo humairah istrinya....oon bgt sih alif nyari penyakit
Yuna Ningsih
Mayang gak takut karma sama ibu kandungnya
Yuna Ningsih
ini orang jahat banget ya, perbuatan jahatmu akan balik lagi kepadamu
Yuna Ningsih
terimakasih Thor, membuat aisah Humairah bahagia, semoga cepat dikasih momongan
Yuna Ningsih
Iyah bener Thor harus ada imbalan sesuai dengan perbuatannya,bls Thor aku mendukungmu /Good/
Yuna Ningsih
dasar anak tak tau diri
Yuna Ningsih
dasar ci Mayang jahat,nanti bakal ada balasannya
Sri Puryani
kenapa alif gk nyoba mendekati sih....klo cinta hrs usaha dong...
Yuna Ningsih
mudah2an kesabaran Humairah berbuah manis
Yuna Ningsih
pasti akan menyesal bila Alip melepaskan Humaira,belum tentu Aisah sebaik Humaira
Yuna Ningsih
Alip kamu blm bisa adil sama istri tuamu
Sri Puryani
kenapa alif gk jelasin klo itu ulah aisyah sih....
Sri Puryani
gimana klo mayangnya kecelakaan aja trus meninggal? 🤭
Sri Puryani
untung ayah ihsan orang baik klo tdk hidup humaira bs sengsara
Sri Puryani
gk tau aja humaira klo si mayang bs jd mak lampir
Yuna Ningsih
Thor jangan bikin Humaira disakiti terus,aku jadi nyesek
Yuna Ningsih
/Sob//Sob//Sob/
Yuna Ningsih
adil dari mana alip
Yuna Ningsih
bisakah orang yang berpoligami bisa adil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!