Demi mendapatkan uang untuk biaya operasi transplantasi ginjal ibunda tercinta, Arini rela menjadi teman ranjang atasannya, Sean, selama setahun.
Selama menikah dengan Arini, Sean bersikap sesuka hati tanpa memikirkan perasaan Arini sedikit pun. Arini terbelenggu oleh beragam aturan yang diberikan Sean, dilecehkan dan dihina, termasuk oleh Monica, kekasih Sean.
Sedihnya, setelah semua pengorbanan yang sangat menyakitkan, sang ibunda justru berpulang dan Arini terus diperbudak oleh Sean. Entah sampai kapan. Mungkin sampai hati Sean melembut tersentuh oleh cinta yang datang tanpa diundang? Atau, sampai Arini cukup kuat untuk melawan dan melarikan diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi
Arini menatap punggung Sean hingga hilang di balik pintu, dia berjalan mendekat ke arah jendela dan melihat mobil Sean pergi.
"Hem, sudah dandan cantik begini masak iya gak jadi jalan-jalan. Mending aku pergi sendiri atau sama Vani" gumam Arini dengan tersenyum
Arini menghubungi sahabatnya tersebut, dia mengajak Vani untuk nongkrong dan belanja namun Vani yang ada urusan lain tidak bisa menemani Arini.
"Vani nggak bisa, ya udah pergi sendiri saja," kata Arini lalu keluar kamar.
Arini memesan taxi online, sepanjang perjalanan mata Arini memandang luar jendela. Dia yang malas memikirkan Sean lalu memutar lagu-lagu di ponselnya sambil bernyanyi.
Ingin sekali Arini menggoyangkan badannya mengikuti irama lagu dangdut yang di putarnya.
"Tarik sis," teriak sopir dari depan
"Nyanyi bareng yuk pak," kata Arini
Arini dan sopir taxi menyanyi bersama, asik menyanyi tak sengaja mata Arini melihat Sean di pinggir jalan.
"Berhenti pak!" teriak Arini yang membuat sopir menghentikan mobilnya secara mendadak
"Ada apa mbak?" tanya sopir
"Mundur pak mundur," pinta Arini sambil melihat kebelakang
Saat mobil mundur dia melihat Sean dan Amira, terlihat mobil Amira ada masalah karena Sean mencoba membuka penutup mesin bagian depan mobil Amira.
Arini tersenyum merasakan sesak dadanya, supir taxi yang melihtanya menjadi heran, pasalnya habis nyanyi kini tiba-tiba raut wajahnya berubah jadi mendung.
"Kelihatannya kamu belum bisa melupakan masa lalu kamu Sean, lalu untuk apa aku berada di sisi kamu?" gumam Arini.
Arini meminta sopir menjalankan mobilnya kembali
"Jalan pak," kata Arini
"Nggak nyanyi lagi mbak tanggung belum selesai lagunya," sahut pak sopir
"Tiba-tiba galau ni pak, bawaannya dengerin lagu melow," timpal Arini
"Waduh, kalau lagi melow aku ikutan melow mbak," kata Sopir dengan tertawa.
Arini menatap luar jendela dan tidak menggubris kata-kata dari pak sopir.
pikirannya melayang, kekecewaan nya pada Sean udah di ambang batas.
Arini memutuskan untuk memenangkan diri, dia ingin melihat apa Sean bisa tanpa dirinya atau tidak, jika memang Sean fine tanpa dirinya dia akan pergi selamanya dari hidup Sean.
Arini meminta sopir untuk membawanya ke luar kota namun sebelumnya dia menarik uang tunai dulu, supaya Sean tidak bisa melacak lokasi tempat dia melakukan penarikan.
Arini menarik uang yang lumayan banyak
"Cukuplah uang segini, meskipun menenangkan diri aku harus hidup enak, hati dan pikiran aku sudah sakit jangan sampe fisik aku ikut sakit," gumam Arini dengan melihat uang warna merah yang lumayan banyak
Setibanya di luar kota, Arini meminta sopir untuk mencarikan hotel berbintang.
"Pak Carikan hotel berbintang ya?" pinta Arini
"Bintang berapa mbak?" tanya pak sopir
"Paling tinggi pokoke," jawab Arini
"Tapi jangan bintang 7 ya pak, karena itu obat sakit kepala," imbuh Arini dengan tertawa
"Mbak ini ada-ada saja," sahut pak sopir.
Setibanya di hotel mewah yang direkomendasikan pak sopir, Arini turun dengan menatap kemewahan hotel tersebut.
Tak lupa Arini memberi beberapa lembar uang merah, dia juga memberi tips pada sopir tersebut.
"Makasih ya mba, semoga hari-harinya menyenangkan," kata pak sopir
"Makasih ya pak," sahut Arini
Arini berjalan menuju meja resepsionis untuk memesan kamar, dia rencananya ingin tinggal di hotel selama tiga minggu.
Arini memesan suite room, dia ingin memanjakan diri serta pikirannya.
Setelah tanda tangan dan mendapatkan kunci Arini menuju kamarnya.
Setibanya di kamar, Arini langsung merebahkan diri dan menikmati malamnya sendiri tanpa Sean.
Di sisi lain Sean mengantar Amira pulang karena mobilnya harus dibawa ke bengkel.
"Nanti ada mobil derek yang mengambil mobil kamu," kata Sean
"Iya, terima kasih Sean kamu telah membantu aku. Tolong sampaikan maaf ku pada Arini karena selalu mengganggu waktumu," sahut Amira
"Iya," timpal Sean
Sean melajukan mobilnya untuk pulang, sepanjang jalan dia memikirkan Amira. Kenangan-kenangan masa lalunya bersama Amira teringat kembali.
Asik memikirkan Amira, bayangan Arini datang.
"Arini maafkan aku karena telah mengecewakanmu lagi, besok kita jalan-jalan. Apapun dan kemanapun yang kamu mau pasti aku akan memberinya," gumam Sean
Setibanya di rumah Sean segera masuk kamar namun dia tidak melihat Arini. Sean mencari Arini di kamar mandi namun tidak ada.
"Dia kemana?" gumam Sean
Sean mencari ke bawah, namun nihil dia tidak menemukan Arini.
Sean nampak gusar, dia memanggil semua pelayan rumahnya
"Mana nyonya kenapa tidak ada di rumah!" teriak Sean
Semua pelayan rumah jadi takut, hingga kepala pelayan membuka suara
"Tadi nyonya keluar tuan, beliau kelihatannya memesan taxi online,"
"Kemana?" tanya Sean dengan marah
"Saya tidak tau tuan," jawab kepala pelayan
"Kenapa tidak bertanya?" teriak Sean
"Maaf tuan," sahutnya
Pikiran Sean jadi tak karu-karuan, dia memerintahkan semua pelayannya mencari Arini.
Dia juga meminta Nick untuk mencari Arini.
Dua jam mencari namun Arini tidak ditemukan, Nick sempat mencari ke rumah Vani namun Arini tidak di sana.
Vani juga memberi informasi kalau tadi Arini mengajaknya untuk nongkrong dan belanja.
Setelah mendapatkan informasi dari Vani Nick segera meluncur ke rumah Sean, dia memberitahukan informasi yang dia dapat.
"Kamu kemana sih Arini?" gumam Sean dengan raut wajah yang tak karu-karuan.
Sean berkali-kali menghubungi Arini namun ponselnya selalu di luar jangkauan sehingga membuat Sean semakin panik.
Tiba-tiba dia teringat akan Daffa, Sean langsung menghubungi Daffa.
***Sean : mana Arini!
Daffa : dia istri kamu kenapa tanya aku?
Sean : Arini pergi pasti pergi sama kamu
Daffa : Aku tidak pergi dan tidak tau dimana Arini
Tut Tut Tut***
Daffa memutus sepihak panggilan dari Sean sehingga membuat Sean marah.
"Brengsek kamu Daffa," umpat Sean
"Kelihatannya nona Arini tidak bersama pak Daffa, tadi pak Daffa keluar kantor kita pukul enam sedangkan menurut informasi dari Vani kalau tadi nona Arini mengajaknya keluar pukul lima sore," jelas Nick
"Bukankah tadi anda pulang pukul tiga? kan seharusnya anda lah yang bersama nona Arini," imbuh Nick
Sean menatap Nick
"Iya, tapi aku keluar menemui Amira karena mobilnya mogok di jalan sehingga aku meninggalkan Arini," ungkap Sean
Nick menghela nafas,
"Nah itu, mungkin nona Arini merasa kesal dan sakit hati sehingga meninggalkan anda pak," ucap Nick enteng
Sean yang tidak terima menjadi marah, dia memegang kerah baju Nick," Apa maksud kamu Nick?" tanya Sean penuh penekanan dengan sorot mata yang tajam
"Intinya nona Arini cemburu dan sakit hati pak oleh sebab itu dia pergi meninggalkan anda," jawab Nick
Seketika tubuh Sean lemas dan melepaskan tangannya dari baju Nick
"Tidak mungkin Arini meninggalkan aku Nick," gumam Sean
apakah mantan nya Nick
kulit bersentuhan ada efek sampingnya
eh Sean malah frustasi lihat kelakuan nya Arini pada hantu🤣🤣