Dua orang remaja yang bertemu di bangku SMA, pertemanan menyatukan keduanya kemudian naik level menjadi jatuh cinta.
Banyak rintangan yang harus di lewati untuk mencapai kata BERSAMA, hingga salah satu dari mereka dipaksa untuk pergi.
Apakah perjuangan cinta mereka akan berakhir indah layaknya senja dan langit biru? Mau menjadi saksi perjuangan cinta mereka?
Baca disini‼️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siwriterrajin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14: Cipratan Cinta
Akia, Denika, Cika dan keluarga Antony sedang duduk di ruang tamu sambil sesekali bertukar candaan.
Hingga di momen yang tepat Akia menyampaikan tujuannya datang ke ruang Antony.
"Om, Tante. Akia mau minta izin ajak Antony main ke pantai sebentar aja boleh ya?." Kata Akia.
"Boleh dong Ki, tapi sama kamu kan?." Kata Prabu.
"Yes." Kata Antony dengan suara agak berteriak.
"Iya om sama aku, Cika sama Denika. Om Prabu dan Tante tenang aja Antony pasti aman kok." Kata Aika.
"Oke kalau gitu gue ambil barang dulu." Kata Antony beranjak dari duduknya.
Semua orang tertawa melihat tingkah Antony yang kegirangan.
"Biar nanti pulangnya nggk kesorean, kita mungkin harus berangkat sekarang om." Kata Aika.
"Oh mau sekarang? Terus naik apa? Atau mau om anter?." Kata Prabu menawarkan diri.
"Nggak usah om, kita juga naik mobil kok, mobilnya Denika." Kata Akia.
"Oh oke kalau gitu." Kata Prabu.
"Akia sini dulu nak." Panggil ibu Antony dari arah dapur.
"Om aku sama Denika keluar dulu ya." Kata Cika.
"Emm udah lam nggak ketemu putri ayah, tiba-tiba udah mau pergi aja." Kata Prabu dengan raut wajah sedih.
"Om tenang aja nanti Cika sama Rani main lagi kesini." Kata Cika memeluk Prabu.
"Cika ayo keluar." Kata Antony memanggil Cika yang tampak diam saja ditempat.
"Oke om dadah." Kata Cika melambaikan tangan.
"Duluan om." Kata Denika.
"Okee hati-hati ya."Kata Prabu.
Sementara Akia sedang berada didapur. Antony tampak sedang mengenakan sepatu. Sedangkan Denika dan Cika menunggu di kursi depan ruang Antony.
"Kalian Deket banget sama orang tua Antony." Kata Denika.
"Iya, mereka baik banget sama gue dan Aika." Kata Cika.
"Kenapa bisa dket gitu Cik? Samapi kayak anak sendiri." Kata Denika penasaran.
"Ada lahh." Kata Cika menyembunyikan sesuatu.
"Lo tau nggak Ka?." Kata Cika.
"Kenapa?." Kata Denika mulai menelisik.
"Saking sukanya mereka sama Akia, Antony pernah loh mau dijodohin sama Akia." Kata Cika.
"What?!." Kata Denika terkejut dan dibalas anggukan oleh Cika.
"Beneran Ton?." Kata Denika melihat Antony sudah berdiri dari duduknya.
"Iya ka, itu udah dulu banget lah."
"Kita berdua juga nggak ada rasa suka sama sekali kok, ya jelas lah gue sama Akia nggak mau yakali." Kata Antony.
Denika tampak menghembuskan nafas lega, nafas tersebut sangat berat hingga terdengar di telinga Cika dan Antony, keduanya tertawa melihat tingkah Denika yang kelewat cemas sedari tadi.
Akhirnya Akia keluar dari rumah dengan membawa sebuah kotak bekal yang lumayan besar.
"Ini dari Ibu Antony, katanya suruh abisin." Kata Akia sambil menunjukan kotak bekal itu.
Denika yang melihat kotak bekal itu agak berat segera menggantikan Akia membawanya.
"Sini biar aku yang bawain." Kata Denika.
Antony dan Cika yang melihat tingkah Denika kembali bertatap mata sambil tersenyum
...----------------...
Semua orang sudah berada di mobil sekarang mereka menuju ke lantai tujuan, setelah sekitar satu jam akhirnya mereka sampai.
"Wahh sampe juga, sampe pegel ni punggung gue." Kata Antony sambil meregangkan tubuhnya.
"Wahh gue juga, parah." Kata Cika.
"Wahh cantik banget Cik." Kata Akia pada Cika disampingnya.
"Iya biru banget airnya, cape gue perjalanan kesini kebayar sih." Kata Cika.
"Ran ayo main air." Kata Cika menarik lengan Rani.
Keduanya mulai masuk ke dalam air, saling mencipratkan air laut dan tertawa.
"Wahh cantik." Kata Denika menatap Akia yang sedang tertawa lepas.
"Iya tau cantik." Kata Antony sambil mengambil keranjang di tangan Denika.
"Ehh mau dibawa kemana ton." Kata Denika panik.
"Duduk lah, lo mau berdiri aja. Lebih nyaman duduk kali." Kata Antony sambil menyeruput sekaleng soda di tangannya.
"Den ini kursi lipatnya." Kata Pak Sapto pada Denika.
"Eh iya pak, Masih ada di bagasi kan?, biar Denika bantu." Kata Denika sambil menerima kursi lipat dari Pak Sapto.
"Nggak usah den, bapak nggak enak sama ibu. Aden duduk aja disini sama teman aden." Kata Pak Sapto menolak bantuan Denika.
Denika yang faham dengan perasaan Pak Sapto akhirnya hanya tersenyum sambil membuka lipatan kursi tadi.
Antony yang melihat keadaan kikuk di depannya berpura-pura tidak melihat ke arah Denika.
'Santai aja kali ton, nggak usah pura-pura nggak liat gitu." Kata Denika dan dibalas deheman oleh Antony.
"Makasih pak." Kata Denika pada Pak Sapto, Pak Sapto lalu tersenyum pada Denika dan kembali ke dalam mobil.
"Nih ka." Kata Antony sambil menyerahkan sekaleng soda.
Keduanya duduk menghadap ke pantai sambil menatap banyak orang sedang bermain air.
"Nyokap Lo protektifnya over itu kah?." Kata Antony pada Denika, Denika hanya dapat mengangguk.
"Gue anak satu-satunya, dan pasti satu-satunya." Kata Denika sambil menyeruput soda di tangannya.
"Hah maksudnya?." Kata Antony bingung.
"Nyokap dan bokap nggak bisa punya anak lagi setelah gue lahir, nyokap punya penyakit di rahimnya dan rahimnya harus diangkat." Kata Denika sambil kembali menyeruput soda di tangannya.
"Wah berat." Balas Antony.
"Kalau orang tua gue juga over protektif sama gue, gue dulu punya kakak perempuan tapi dia meninggal kecelakaan karena waktu itu kebetulan dia keluar main sama temannya." Kata Antony.
"Terus semenjak peristiwa itu gue jadi sulit banget minta izin main, boro-boro main kalau ada kerja kelompok aja pasti di rumah gue. Makanya Akia sama Cika Deket banget sama orang tua gue." kata Antony dan dibalas anggukan oleh Denika.
"Lo nggak mau main? Mumpung lagi di sini." Kata Antony pada Denika yang tampak termenung.
"Ngga ah, males banget gue suruh absah-basahan gitu." Kata Denika.
...----------------...
"Eh kok mereka diam aja sih, nggak ikut main." Kata Akia pada Cika.
"Iya juga, kita ajak aja gimana?." Kata Cika.
"Boleh, yuk." Kata Akia.
Akia dan Cika mulai mendekat ke arah Denika dan Antony.
"Ayo main." Kata Cika.
"Kalian aja deh, males basah-basahan." Kata Antony bergidik melihat air.
"Lo kesini cuma mau minum soda aja? Kenapa nggak di rumah aja." Kata Cika ketua.
"Ayo main." Kata Akia pada Denika.
"Ayo." Kata Denika.
"Lahh tadi katanya,,,." Kata Antony heran dengan cepatnya Denika berubah pikiran.
"Ayo ton, lo mau sendirian di sini?." Kata Akia.
"Iyaa gue ikut." Kata Antony mulai menggulung celananya.
Keempatnya mulai masuk ke air dan saling bermain air menyiramkan air ke satu sama lain.
"Akia." Teriak Denika sambil mencipratkan air ke arah Akia.
"Ihh." kata Akia berusaha membalas Denika.
Keduanya seolah berlari di atas air, tertawa sambil terus mengusap wajah yang basah karena air.
"Dunia milik berdua ya bund." Kata Antony sambil menatap ke arah Akia dan Denika.
Bersambung,,,